Siang itu pukul 11.00 sebuah mobil Daihatsu Berwarna merah, sedang parkir di depan kantor Edwin, setelah mobil tersebut terparkir seorang wanita cantik dengan tubuh bak pragawati turun bersama seorang anak laki-laki berusia sekitar lima tahun.
Wanita itu mengenakan bawahan dibawah lutut berwarna navy, dengan kemeja senada, rambutnya tergerai sebahu, dengang make up sedikit bold wanita itu terlihat anggun.
Wanita dan anak kecil itu berjalan dengan penuh percaya diri menuju meja resepsionis, setelah bertanya pada karyawati disana mereka segera menuju ruangan Edwin.
Bu Anis tampak sedang sibuk menyusun dan merapikan laporannya, ia terkejut ketika Vita menyapanya.
"Selamat pagi bu".
"Pagi ". Jawab bu Anis dengan kaget " maaf mbak, ada yang bisa saya bantu?" sahut bu Anis dengan ramah.
"Apa benar ini ruangan pak Edwin Putra Brata " Vita bertanya dengan sopan.
"I want meet dady Edwin momy" tiba-tiba anak kecil itu menyela.
Vita hanya tersenyum lalu kenganggukan kepala, sambil mengusap lembut rambut anaknya.
Bu Anis merasa heran mengapa anak itu memanggil bos kecilnya dengan sebutan dady, ia berfikir sepertinya Edwin saja belum menikah, bagaimana mungkin tiba-tiba ia bisa punya anak "apa mungkin mas Edwin menikah di Jepang ya, tapi kok mas Edwin masih berusaha mendekati mbak Nisa, ah....bingung aku" ucap bu Anis dalam hati.
Bu Anis masih terbawa dalam lamunannya ketika Vita kembali bertanya " hallo ibu....apa benar ini ruangan pak Edwin?"
"Ya benar bu, apa ibu sudah ada janji? " Bu Anis bertanya.
"Sudah " Vita menjawab dengan lembut.
" Oh...ya silahkan masuk".
" Trimakasih".
Setelah mengucapkan terimakasih Bita dan Vidi anaknya segera masuk ke ruangan Edwin.
Vidi terluhat begitu bahagia, sambil berjalan dengan riang anak itu selalu menyebut kata "Asik ketemu dady Edwin".
Sementara bu Anis dibuat bingung dan menyimpan ribuan tanya dalam hati tentang sosok yang baru saja ia temui, ia berfikir.apa yang Bila rasakan seandainya ia tahu kalau Edwin sudah punya anak.
Edwin sedang fokus dengan pekerjaan di laptopnya, ketika Vita dan Vidi masuk, dengan mengendap endap Vidi menghampiri Edwin kemudian mengertak Edwi. dengan suara imutnya.
"Dady.....I miss you" Gerta Vidi sembari merangkul tangan Edwin.
"Wih.....jagoan dady" Edwin meraih anak itu lalu memangkunya"Dady kira kamu ga ikut, kalau dady tahu pasti dady bawain kue kesukaan kamu, mama ga bilang sih".
"Ga papa dady....aku kangen sama dady" Vidi memeluk Edwin.
"Iya tuh dady, Vidi udah kangen banget katanya sama dady" Vita menyahut kemudian duduk di sofa dalam ruangan Edwin "kemarin aku juga ga ada rencana ngajak Vidi, tapi pas aku lagi ngomong sama papanya dia denger udah deh, harus ikut dianya".
Edwin mencium pipi gembul Vidi kemudian mencubitnya, Vidi hanya tersenyum dengan perlakuan Edwin.
"Kak Dimas ga ikut?".
"Katanya mau nyusul, nanti siang"
Keakrapan anak Vita dan Edwin terlihat begitu jelas, walau diantara mereka tidak ada hubungan darah akan tetapi ikatan emosional diantara mereka jelas sangat kuat.
Hal tersebut karena memang peran Edwin dalam hubungan Vita dan Dimas, setelah kejadian Vita dijebak Caca itu hubungan Vita dan Dimas agak renggang, bahkan Vita sudah berencana untuk mengahiri hubungan mereka, dan berniat untuk kembali pada Edwin.
Tapi karena Edwin berusaha menyatukan mereka, juga menjelaskan bahwa ia sudah memilih Bila sebagai cinta terahirnya, juga tentang berapa besar rasa sayang Dimas, ahirnya Vita sadar dan bersedia memperbaiki hubungannya dengan Dimas.
Enam bulan kemudian Vita dan Dimas menikah, walaupun Vita masih kuliah keputusan itu mereka ambil agar tak ada lagi pihak yang akan menghancurkan hubungan mereka lagi.
Setelah beberapa bulan menikah Dimas mendaoatkan beasiswa ke luar negri, padahal saat itu Vita sedang mengandung, Dimaspun menitipkan Vita pada Edwin untuk dijaga.
Hubungan Dimas dan Edwin saat itu sudah seperti kakak adik, jadi Dimas sepenuhnya percaya pada Edwin.
Jadi dimasa kehamilan Vita Edwin lah yang menjaganya, walau Vita tinggal bersama orang tua Dinas, tapi jika Vita membutuhkan sesuatu ia selalu memintanya pada Edwin, termasuk jika ia harus memeriksaakan. Kandungannya pasti ia akan meminta Edwin mengantarnya.
Bahkan ketika proses kelahiran Edwinlah yang menemani Vita, ia juga yang mengumandangkan Adzan pertama di telinga Vidi, karena saat vita akan melahirkan ia sedang mengikuti kuliah, jadi Edwinlah yang sibuk mengurusinya, sementara Dimas baru bisa datang keesokan harinya.
Dari kejadian itulah timbul rasa sayang yang dalam Edwin pada bayi kecil milik Dimas dan Vita, ia sering mengunjungi mereka, membelikan baju atau mainan, sehingga Dimas pernah berkata "Walaupun papa ga ada disamping kamu, kamu ga perlu takut karena ada papa Edwin" sebenarnya itu hanya gurauan saja.
Tapi karena gurauan Dimas juga ahirnya Edwin meminta Bayi itu kelak memanganggap dan memanggilnya dengan sebutan dady.
Walaupun sampai saat ini Edwin belum menikah akan tetapi ia sudah paham benar bersikap sebagai seorang ayah karena ia telah memiliki si kecil Vidi.
Maaf lama ga Up....kebetulan lagi banyak kegiatan, jadi badan kurang vit.
Insyaallah mulai hari ini rutin lagi deh.
Mohon dukungannya ya pembaca yang baik.