webnovel

Memory Of Love

Kini Bila telah berusia 17tahun, tunai sudah janjinya kepada ayahnya, saat ini ia bisa menjalin hubungan dengan Edwin pria yang telah mencuri hatinya. Namun ada masalalu yang kembali kedalam hidup Edwin, juga seorang teman yang teropsesi untuk memiliki laki-laki itu. Akankah cinta Bila dan Edwin bertahan ditengah deburan masalah yang menerpa, ataukah hati mereka akan berlabuh di dermaga cinta yang lain.

Bubu_Zaza11 · General
Not enough ratings
109 Chs

Si Kecil Vidi Bag.2

Jam istirahat sudah tiba, setelah menunaikan ibadah Bila bergegas menuju kantin untuk makan siang, seperti biasa ia ditemani bu Anis, selama makan siang hari ini bu Anis terlihat aneh, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi ditahannya.

Hari ini juga tak seperti biasa Edwin sama sekali tak mengganggunya, dengan mengirim pesan, atau pergi ke ruang kerjanya hanya untuk hal yang tak penting.

Baginya bekerja tanpa gangguan memang menyenangkan, tapi tanpa Edwin hari ini Bila merasa ada sesuatu yang kurang, ia sangat penasaran dengan apa yang Edwin lakukan hari ini, tapi terlalu gengsi untuk mengirimkan pesan lebih dulu.

Ahirnya dengan berat hati Bila bertanya pada bu Anis, walau dengan resiko ia akan diledek, diluar dugaan bu Anis sama sekali tak meledeknya bahkan wanita itu terlihat bingung akan menjawab apa.

"Bu anis kenapa sih, ga biasanya bertingkah aneh gini, ibu sakit?".

"Ga kok mbk Nisa, saya cuma sedang memikirkan kerjaan, makanya kurang fokus". Bu Anis mencoba menyembunyikan kejadian tadi dari Bila.

"Oh....gitu, ya udah kita kembali bekerja aja" ajak Bila.

Mereka kembali menuju kantor, akan tetapi ketika baru sampai di pintu masuk seorang anak kecil yang sedang berlarian menabraknya.

Anak gembul itu terjatuh sambil mengusap-usap kepalanya, ekspresi anak itu terlihat begitu lucu seperti sedang kesakitan, Bila yang kaget segera menghampiri anak itu lalu pengusap kepalanya.

"Hi....cowok, kamu ga papa, ada yang sakit ga?"

"Ga ada, aku udah gede kok tante jadi jatuh sedikit ga nangis" anak itu menjelaskan dengan sikap sok dewasanya, membuatnya terlihat semakin lucu.

"Kamu lucu banget sih" Bila mencubit pipi Vidi karena gemas.

Vidi terlihat kesal dengan perlakuan Bila, ia memanyunkan bibirnya, mata bulatnya memperhatikan wanita didepannya, yang terlihat begitu cantik dengan balutan jilbap berwarna merah marun dengan stelan blazer berwarna hitam.

Tiba-tiba Vidi mengelus pipi Bila dengan ke dua tangan mungilnya "tante cantik ya, kayak bunda"

"Oh ya?" Bila menjawab dengan geli "emang bunda dimana, kok kamu sendirian?"

"Bunda di sekolah, aku kusini sama mama".

"Oh....tante tahu, bunda tuh ibu guru kamu ya?".

"Iya...tante cantik".

Dengan gemas Bila mencium pipi Vidi lalu membantunya berdiri, Vidi menurut saja dengan perlakuan Bila.

Setelah Vidi berdiri tegak Bila mengajaknya duduk di sofa yang terketak dipojok ruangan, lalu melemparjan beberapa pertanyaan pada anak itu.

Ternyata Vidi cukup mudah bersosialisasi dengan Bila, dalam sekejap mereka berdua sudah akrap.

Dari arah yang berlawaban terlihat Edwin begitu panik ia berlari sambil menengok kiri kanan, seolah sedang mencari sesuatu.

Setelah sampai di ruang resepsionis ia menatap lega ke arah Vidivyang sedang ditemani seorang wanita berjilbap, ia tak tahu kalau itu adalah Bila, karena posisi Bila membelakanginya.

Ia bergegas menghampiri mereka berdua sembari memanggil Vidi "Jagoan dady dari mana aja sih, kalau kamu ilang dady harus ngomong apa sama mama kamu voba, anak nakal" Edwin menggerutu ketika menghampiri Vidi.

Vidi yang senang melihat Edwin berdiri lalu berlari menghampiri Edwin "Dady....aku jatuh, untung ada tante cantik" Vidi mengadu pada Edwin.

Edwin seketika memeluk Vidi, sementara Bila terlihat shock melihat pemandangan seorang anak dan ayahnya yang sedang saling berpelukan.

"Kak Edwin....anak itu....dady?" Bila berkata tak beraturan karena mengira Edwin adalah orang tua Vidi.

"Bila makasih, udah menjaga Vidi" dengan santai Edwin menghampiri Bila serta mengucapkan terimakasih, tanpa memikirkan perasaan terluka Bila.

Mata bila berkaca-kaca ia merasa dipermainkan oleh Edwin padahal sebelumnya Edwin berjanji akan menjelaskan yang sebenarnya pada Bila "apa ini yang mau kak Edwin jelaskan, terimakasih sudah mempermainkan perasaanku selama ini" Bila berkata dengan suara gemetar, kemudian pergi meninggalkan Edwin menuju toilet.

Edwin bingung dengan sikap Bila,ia berpikir adakah yang salah sampai Bila terlihat begitu sedih, sampai ia Vidi membuyarkan lamunannya.

"Dady itu tantenya kok sedih, kenapa ya?"

"Dady juga ga ngerti".

Dari belakang Edwin Vita datang sambil menegasjan "gjmana ga sedih, secara ada anak kecil manggil kamu dady".

"Emang salahnya dimana kalau Vidi manggil aku dady?".

"Edwin.....hallo dia pasti salah paham dan mengira kamu ayah kandung Vidi, itu artinya dia pasti mengira kamu sudah menikah" Vita menjelaskan dengan nada sedikit keras.

Edwin menyadari situasi yang Bila alami, krmudian ia segera menyerahkan Vidi pada Vita lalu berlari untuk mencari Bila.

Edwin ke ruangan Bila namun ia tak menemukannya, ia merasa sangat bersalah karena sikapnya.

Sementara Bila sedang berada di toilet ia sedang menangis mengetahui kenyataan kalau Edwin telah memiliki seorang anak.

Setelah beberapa menit, ia mulai bisa mengendalikan diri, kemudian keluar dari toilet setelah terlebih dahulu merapikan penampilan kucel dan mata merahnya.

Bila berjalan dengan lemah menuju ruangannya, ia berpapasan dengan Edwin yang memandangnya dengan tatapan iba, Edwin menghampiri Bila.

" Bila ini ga seperti yang kamu bayangksn, sungguh," Edwin mencoba untuk menjelaskan.

"Anak itu menanggil kakak dady, apa lagi yang mau kakak jelasin" Bila menjawab dengan kesal.

Pelan-pelan pemirsa.

Aduh....salah paham lagi nih keluhatannya.

Happy reading and love you all ???

Bubu_Zaza11creators' thoughts