MKC 95
...
Mau bagaimana lagi?
Secara Jono punya mulut dan dia punya hak serta kebebasan dalam bicara. Sedangkan yang bisa gue lakukan adalah segera menutup telepon. Membuat ponsel mungil yang beberapa jam lalu gue sayang-sayang, sekarang ingin gue banting.
Salah gue sebenarnya.
Salah gue beli hape!
"Elo kenapa lagi?" Mei datang entah dari mana membuat gue semakin bete. Mengantarkan kotak pencil milik gue yang ternyata ketinggalan.
"Makasih, Mei. Tapi mending elo buruan pergi deh. Gue sedang tidak mau bicara sama elo." kata gue mengusir secara jelas.
Justru Mei duduk di bangku depan yang kosong. Anak-anak kelas belum banyak yang datang dan sepertinya gue masih jadi satu-satunya anak yang ada di kelas. Tambah satu, si Mei sang pengganggu.
"Elo belum sarapan atau kenapa sih? Mukanya jutek banget. Ribut lagi sama gebetan?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com