MKC 114
...
Dan siapa sangka kalau doa keinginan Emi – Andi berhasil menjadi sebuah kenyataan. Haruskah gue berterima kasih, bersyukur kepada waktu atau menghujat Andi habis-habisan yang tidak berhenti tersenyum penuh kemenangan?
"Ndi, udah sekarang kita mesti latihan untuk besok tanding." Potong Amad yang jelas tidak suka Andi genit-genit sama Emi.
Pasangan duet maut itu akan melawan gue dan Amad besok. Siapa yang menang atau kalah bagi gue bukan masalah besar karena gue benar-benar tidak peduli. Tapi...
"Biarin ajah, Mad. Percuma juga elo nasihati kalau anaknya potongannya kayak Andi begitu. Yang harus kita lakukan untuk membungkam mulut besar dia adalah dengan kalahkan duet maut berbisa mereka itu." Nasihat gue ke Amad.
Kasihan banget Amad, kenapa setiap ada pertandingan ke Gubeng selalu mendapat partner in crime yang lebih berbahaya dari criminal. Buaya darat cap kampung macam Andi memang sangat berbisa melebihi ular derik.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com