webnovel

Mars meet Venus

Bagaimanakah rasanya menjadi vokalis band kebanggaan SMA Angkasa dengan kepopuleran yang tidak perlu diragukan lagi? Itulah Mars, anak muda berwajah rupawan bak idola ini membuat ia menjadi yang paling populer di SMA Angkasa, membuat semua mata tertuju padanya. Pesonanya dibawah sorot lampu panggung, cara bicaranya yg menggemaskan membuat aemua siswi tergila" tak terkecuali Rose gadis paling cantik dan putri seorang Kepala Sekolah yang sangat disegani seantero warga SMA Angkasa. Namun...Mars menyukai gadis lain, Venus, gadis paling pintar dan menjadi panutan siswa di SMA Angkasa, gadis bermata bintang yang meneduhkan membuat Mars tidak bisa melupakan pertemuan pertama dengannya. Akan tetapi gadis ini begitu dingin! Gadis yang tidak mudah didekati ini sangatlah tertutup. Tidak pernah ada satupun laki laki yang digosipkan dengannya, berbeda dengan Mars yang sering terlibat skandal dengan para siswi. Akankah Mars berhasil membuat Venus jatuh hati padanya? Ataukah adanya Mars hanya membawa beban untuk Venus? Bagaimana dengan Rose apabila dia tahu Mars menyukai Venus? Apa yang akan ia lakukan? Kisah cinta sederhana dan penuh perjuangan antara Mars dan Venus, dimulai.

Mia_Rosliana · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
3 Chs

Pertemuan Pertama

Prolog 

Mars, vokalis band kebanggan SMA Angkasa dengan kepopuleran yang tidak perlu diragukan lagi memiliki wajah rupawan, dengan kulit seputih porselen, hidung bangir, mata coklat, bibirnya yang mungil juga rambut kecoklatannya membuat ia menjadi yang paling populer di SMA Angkasa, membuat semua mata tertuju padanya, tidak ada yang dapat menolak pesona seorang Mars yang memikat, Mars yang bercahaya di bawah sorot lampu panggung, Mars yang menggemaskan ketika berbicara, banyak gadis mencoba merebut perhatiannya, mengirimi nya surat, memberinya hadiah, tak terkecuali Rose gadis paling cantik dan putri seorang Kepala Sekolah yang sangat disegani seantero warga SMA Angkasa membuat Mars tidak bisa menjauh ketika Rose secara terang terangan menyukainya dan berharap bisa menjadi kekasih Mars, di sisi lain gadis yang Mars perhatikan adalah Venus, gadis paling pintar dan menjadi panutan siswa di SMA Angkasa, gadis bermata bintang yang meneduhkan  membuat Mars tidak bisa melupakan pertemuan pertama dengannya saat dengan tidak sengaja tatapan Mars menemui manik mata cantik milik Venus yang melihatnya tanpa perasaan, menlihatnya tidak sabar, hanya sepersekian detik yang cukup bagi Mars untuk jatuh hati padanya, si gadis bermata Bintang.

Namun venus tidak semudah kelihatannya, gadis yang dingin dan tidak mudah didekati, tidak pernah ada satupun laki laki yang digosipkan dengannya, berbeda dengan Mars yang sering terlibat skandal dengan para siswi tidak dengan venus yang terlihat misterius dan menyukai kesendiriannya.

Akankah Mars berhasil membuat Venus jatuh hati padanya? Ataukah adanya Mars hanya membawa beban untuk Venus? 

Kisah cinta sederhana dan penuh perjuangan antara Mars dan Venus akan segera dimulai

Chapter 1

Semua berawal dari tatapannya

SMA Angkasa sedang disibukkan dengan jadwal rutin tahunan, Art show yang diadakan setiap tahun untuk menampilkan berbagai pertunjukan yang dilombakan oleh setiap angkatan, setiap angkatan akan dipertemukan untuk berlomba dalam banyak cabang kegiatan, kegiatan yang berhubungan dengan akademik juga non akademik, angkatan tahun pertama diketuai oleh Venus, gadis itu tengah berbincang dengan ketua angkatan tahun kedua, Jonathan yang tengah menginstruksikan sesuatu, Venus dipilih oleh angkatannya karena menjadi siswa dengan nilai tertinggi dan Jo sebutan untuk Jonathan dipilih karena memenangkan turnamen basket terbesar Nasional ketika mereka bersama tampak kekuatan dari dua orang yang cukup populer dikalangan siswa SMA Angkasa, setidaknya sembilan dari sepuluh orang akan mengenal Venus dan Jonathan, sekarang mereka tengah membicarakan sesuatu yang sesekali Venus tersenyum ketika Jo tertawa mengingat Art Show tahun lalu, jo sangat antusias dengan pembicaraan yang mulai diselingi banyak tawa, hanya jo yang tertawa sedang Venus hanya tersenyum samar sesekali sambil melirik arloji yang ia kenakan

"Venus sih belum ada disini, kamu bakalan ketawa guling guling deh aku yakin" Venus mengangguk angguk tanda setuju

"oh ya kak Jo, jadi kita punya berapa agenda buat dilombain?" 

"hmm kita punya banyak nih, kamu bawa notes kan?" venus mengangguk dan menunjukan notes berwarna abu abu nya 

"Nah sekarang kamu catat ya, kita punya cabang olahraga, basket sama futsal aja deh kayaknya, gimana?" Jo bertanya pada venus yang tampak berfikir

"Boleh, apa kita enggak masukin e-sport juga? Aku denger sih ini udah jadi hal yang lumrah buat dilombain" Jo tampak berfikir dan detik selanjutnya mengangguk tanda setuju

"terus band sama drama ya, untuk teknisnya lebih baik kita bicarain sama angkatan kita aja gimana?"

"boleh juga"

"Cerdas cermat jangan lupa, udah pasti lah kamu pemenangnya Venus" Jo tersenyum manis ke arah Venus

"Aku nggak begitu yakin" jawab venus tanpa melihat Jo dan lebih fokus menuliskan teknis yang akan angkatannya gunakan, jo hanya mengangguk angguk

"udah segini aja kak?" Venus melihat Jo

"Udah ya? rasanya dikit banget ya Venus, ada yang lain lagi nggak? takutnya kelewat hehe" Jo nyengir dan memperlihatkan senyumnya yang menawan, Venus memperhatikan, tapi bukan pada Jo, ia melamunkan apa yang harus dipersiapkan lebih baik lagi

"Ummm aku kurang tau sih, aku nggak begitu berpengalaman kak" Venus mengigit bibir bawahnya sambil menaikan satu alisnya, Jo tertegun melihat Venus yang sangat lucu dimatanya, sata venus menyadari tatapan yang Jo berikan sudah lain lagi, lalu Venus mengubah ekspresinya ke semula

"ga ada lagi dong ya?" ujar venus memecah keheningan

"umm udah sih kayaknya, nanti kalo ada follow up kita bahas di grup panitia aja gimana?" Venus mengangguk tanda setuju

"kalo gitu sekarang aku nemuin anak anak dulu buat bicarain ini, aku duluan ya kak" Venus berlalu tanpa menunggu jawaban Jo, dan Jo hanya dibuat tercengang ditinggalkan begitu saja tanpa sebuah senyuman oleh adik kelasnya itu, ini pertama kalinya seorang gadis tidak memperdulikannya, gadis itu Venus.

*

"ayo dong Mars senyum dikit, ini buat aku unggah ke feed aku" Rose kekeuh mendekatkan ponselnya ke depan wajah Mars, Mars tampak tidak nyaman dengan perlakuan rose yang memaksa namun rose adalah tipikal orang yang tidak akan menyerah sebelum keinginannya tercapai, kemudian Mars tersenyum dan ceklek foto itu diambil mungkin bagi orang yang melihat kedekatan mars dan rose akan berpikiran bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang serasi mars yang tampan juga rose yang ideal, wajah rose terbilang sangat cantik, dengan wajah kebarat baratan dan rambut coklat bergelombangnya, tingginya hampir bisa menyamai tinggi mars yang berkisar seratus tujuh puluh sentimeter, menjadikan rose sebagai kiblat kecantikan di SMA Angkasa meskipun banyak kebencian untuk rose ketika dia dengan sengaja mengunggah fotonya dengan Mars namun siapa yang berani berhadapan dengan anak kepala sekolah yang menyeramkan ini, bunuh diri saja kalau berani menghujat rose si kekasih palsu mars ini, seorang gadis kepang satu berjalan ke arah kerumunan anak yang sudah menunggu, anak anak yang dijadikan wakil dari setiap kelas yang tengah menunggu kedatangannya di lapangan, itulah Venus, dengan aura dingin dan misterius yanh venus bawa maka dalam satu langkah yang venus ambil semua orang mendadak diam dan memperhatikan gadis itu berjalan ke arah mereka, aura Venus yang tak terbantahkan sekalipun oleh mars dan rose

"Venus kak jo gimana?"

kedatangan venus disambut oleh pertanyaan Michael yang sejak tadi tidak sabar untuk menanyakan Jo, michael adalah teman sekelas Venus yang kemudian mendekatinya dengan bersemangat

"dia ngasih gambaran buat art show nanti"

Venus kemudian bergabung dengan setiap perwakilan kelas angkatannya dan duduk di depan lingkaran yang sudah dibuat

"eh maksud gue, dia ngasih id line nya gak?"

Michael melingkarkan tangannya di pundak rose, mereka berteman, dekat, akrab

"minta aja sendiri"

ujar Venus yang membuat Michael mengerucutkan bibirnya

"Jadi guys semua udah kumpul?"

Venus mengedarkan pandangannya dan melihat sekitar sepuluh orang disana yang sepertinya sudah menunggu agak lama, Mars melihat gadis itu diam diam

"Maaf ya aku lama soalnya banyak banget yang harus dibahas"

Venus tersenyum kaku karena merasa cukup bersalah untuk membuat teman temannya menunggu lama

"Tenang aja, nunggu lima jam juga aku gapapa kok asal venus yang aku tunggu"

Tito mengedipkan satu matanya disusul oleh venus yang mengerutkan dahi 

"lo aja nunggu lama, gue mah ogah, langsung aja deh panas disini, nanti kulit gue jadi item" rose nyerocos sambil mendekatkan fan mini miliknya agar rose tidak kepanasan diluar ruangan ini

"oke langsung aja kalo gitu, buat event basket mau dipegang siapa?"

Venus tampak menawarkan sambil mengedarkan pandangannya namun nampaknya tidak ada yang tertarik

"Lah ga ada yang mau nih?"

Rose mendecak kesal

"lo aja deh dit, lo kan suka gabung sama tim kak Jo kalo basket biar sekalian nanti mintain id line ya hehe"

michael nyengir pada ardhito namun dibalas muka mesem ardhito

"gue sih oke aja, cuma venus nanti gue harus ngapain? ga ngerti gue sama hal ginian"

Ardhito mengadu ke venus seperti seorang anak sd yang minta diajarkan menulis, Venus kemudian nampak berfikir

"aku kurang ngeti juga teknisnya gimana, kita kan anak tahun pertama buat Art show ini, so far yang aku tau kalo kamu megang bagian penanggung jawab atau PJ ya kamu nanti yang megang bagian itu, kayak buat siapa yang mau daftar, gimana rules nya, tapi aku janji buat lebih jelasnya aku kasih tau besok ya, aku mau tanyain panitia yang lain lagi"

venus menjelaskan dan yang lain hanya manggut manggut tanda setuju

"Oke deh kalo gitu, gue mau deh jadi PJ tapi kamu bantu ya nanti" 

"cieee kamu" tito terkekeh geli mendengar ardhito yang mengatakan kamu dibanding elu

"berisik lu curut" ujar ardhito yang memerah menahan malu karena diolok olok

"sttt lanjut ya, buat yang megang drama musical mau siapa?"  Venus melihat Micheal yang melambai dengan girang

"gue gue, kakak gue kan aktor, bisa lah nanti belajar sama doi" 

"wah boleh juga" venus mengangguk angguk tanda setuju

"eh tapi venus lo nanti kabari gue ya apa yang dilombainnya, soalnya kan lama persiapannya juga"

"Sip, Micheal"  Venus nampak memberkan jempol tanda setuju pada ucapan Micheal

"Make up Prince and Princess?" Venus nampak mengedarkan pandangan namun tidak ada yang mengacungkan tangan

"no suggest?" Venus menaikan satu alisnya

"udah pasti dong ratu sekolah kita ya ga?" Michael menyikut Rose yang berada di sampingnya

"Umm gue sih gimana kalian aja" Rose nampak mengigit gigit bibir bawahnya, memperlihatkan daya tariknya

"Kamu mau Rose?" Venus menawarkan

"umm… gimana yaaaa" rose pura pura berfikir kebingungan

"ayolah rose, elo kan ratu fashion kita, di rumah lo juga udah kayak toko kosmetik di kota ini, kalo lo yang make up in gue jamin deh kita bakal menang" Michael tampak menyemangati rose yang masih menimbang nimbang

"Um.. okay deh kalo dipaksa" 

"aku sih gakan maksa, soalnya takut nantinya terbebani juga" Venus nampak memperhatiknnya dengan seksama

"Ada buat PJ lain nggak?" Rose nampak mengintip notes yang venus bawa

"Ada" venus menarik nafas sejenak

"futsal, band, e-sports, cerdas cermat" venus kembali melihat rose yang mengerucutkan bibirnya

"udahlah itu aja Rose, lagian itu semua kayaknya buat dipegang cowok, ada tuh cerdas cermat, tapi kan lu tau kalo lu itu kurang pinter" tito terkekeh setelah mengatakannya

"berisik lu" Rose melemparkan botol minum yang tengah dipegangnya disusul dengan tito yang mengaduh pura pura kesakitan

"okay jadi gimana nih? mau rose?" venus bertanya untuk kesekian kalinya

"oke deh" rose menyetujui

"okay noted" venus menulis sesuatu dan menanjutkan ucapannya

"Buat band mau siapa?" Venus kembali mengedarkan pandangan

"Gue" Mars angkat bicara dan dalam detik bersamaan Venus beradu pandangan dengan mars, kornea mata Venus yang hitam legam membuat jantung Mars berdetak lebih kencang namun ada sensasi untuk tetap terjebak dalam tatapan yang venus miliki, menyenangkan dan meneduhkan dalam sekali waktu, mars pernah mendengar biasanya orang orang menyebutnya si gadis bermata bintang, ternyata benar, Mars rasa itu tidak berlebihan disematkan pada venus yang baru pertama dilihatnya, matanya memiliki euforia bintang, yang betah untuk ditatap dalam waktu lama, akhirnya mereka bertatapan dalam beberapa detik 

"Nama?" Venus menaikan sebelah alisnya melihat mars

"Venus!" dengan refleks Mars menyebutkan nama yang sedang terlintas dalam benaknya, salah besar, dia menyebutkan venus bukan namanya sendiri lalu Venus mengerutkan kening tanda  kebingungan semua orang terkekeh geli kecuali rose yang menatap mars kesal

"Lu kenapa si? Tersihir sama Venus? Nyebutin nama aja salah" Ardhito menyikut Mars sambil terkekeh

"Nama gue? kamu ga tau nama gue?" Mars menyilangkan tangan didada, menahan malu

diisisi lain Venus hanya menggeleng sambil melihatnya keheranan

"tulis disana Venus, namanya Mars" Rose menunjuk buku notes yang dipegang Venus

"Okay, Mars" Venus menulis namanya lalu interaksi mereka terhenti

"guys kita ada tambahan e-sport, kalo ada yang mau daftar hubungin aku aja ya" ujar Venus, semua orang mengangguk

"kayaknya buat hari ini cukup sampe sini aja, thanks ya yang udah datang" tanpa menjawab rose sudah kocar kacir berlari dari lapangan, takut kulitnya menghitam

"gampang deh, nanti gue cariin" ujar Tito  sambil mengedipkan sebelah matanya dan berlalu, satu persatu mulai meninggalkan lapangan, setelah selesai menulis sesuatu Venus segera beranjak

"eh tunggu" Mars menghalangi langkah Venus, venus melihatnya kemudian

"kamu tadi beneran ga tau nama gue?" Mars mendekatkan wajahnya agar Venus melihatnya lebih dekat, venus mundur dan memperhatikannya dengan heran

"okay sorry, ga maksud bikin kamu takut, kalo kamu emang ga tau nama gue, kenalin gue Mars, cowok paling populer disini" Mars tersenyum manis memperlihatkan deretan giginya yang rapi

"Okay Mars, ada yang mau ditanyain?" Venus melihat lurus kearahnya, tatapannya membuat mars menjadi salah tingkah sehingga Mars buru buru memalingkan pandangannya, venus kemudian berjalan sambil geleng geleng kepala, melewati Mars yang masih harus meredakan detakan jantungnya

setelah venus berlalu mars baru bisa menguasai dirinya kembali

"Ah sialan, gue kenapa!" Mars uring uringan dan melihat Venus sudah menghilang dibalik kerumunan orang, tanpa mars sadari banyak mata tengah melihatnya dan tersenyum padanya, sebagian melambaikan tangannya, Mars senyum manggut manggut sebelum berlari ke arah kelasnya.