webnovel

Venus si gadis bermata bintang

Mars meet Venus

Chapter 2

"Venus si Gadis bermata Indah"

SMA Angkasa masih diselimuti sepi karena waktu menunjukan pukul enam pagi, belum banyak siswa yang terlihat lalu lalang, hanya satu dua yang terlihat berjalan santai melewati koridor sekolah, SMA Angkasa terlihat seperti bangunan tak berpenghuni.

Mars datang lebih awal pagi ini dengan rambut setengah basahnya Mars tidak mengenakan pelindung kepala full facenya, memacu kendaraan dengan pelan dan sampai di parkiran dan memarkirkan motor harley silver kesayangannya, ia kemudian menyusuri koridor sekolah untuk menuju ruang seni, ruangan yang berada di pojok koridor, Mars akan memeriksa peralatan musik sekolahnya, mendata lebih tepatnya untuk keperluan Art Show nanti Mars memiliki tanggung jawab lebih karena ia adalah penanggung jawab Band untuk Art Show, ia tiba di pintu depan ruangan seni dan melihat pintunya sedikit terbuka, tanpa banyak berfikir Mars memasuki ruangan itu dan melihat seseorang yang juga berada disana, seseorang yang tengah memunggunginya

"Ehemmm..." Mars sengaja berdehem untuk membuat siswi itu sadar bahwa ada seseorang disana, siswi itu menoleh dan melihat Mars yang tengah berdiri disampingnya, ternyata Venus yang tengah asik dengan buku catatannya, Mars merasa lega melihat wajah yang diingatnya sepanjang hari kemarin kini nampak didepannya

"Pagi Venus" Mars tersenyum menyipitkan matanya dengan sumringah, Venus melihatnya datar lalu kembali menulis, tidak merespon.

"Umm maaf kalo aku ganggu hehe" Mars menggaruk kepalanya merasa salah tingkah, untuk pertama kalinya dia menyapa seorang gadis dan untuk pertama kalinya pula mars diabaikan, hanya venus yang melakukannya.

"Aku nggak keganggu" Venus menjawab, tidak mungkin berbisik, namun karena di ruangan ini hanya ada dua manusia saja mars cukup jelas mendengarnya, jangankan suara venus yang lembut, semut yang bernafas pun bisa terdengar dengan jelas

"Ini lagi ngapain?" Mars mencodongkan kepalanya untuk melihat apa yang Venus tulis namun gerakannya tertahan saat Venus mendongkak dan mata mereka kembali bertemu, Mars menahan nafasnya sepersekian detik saat tatapan mereka berjarak tak lebih dari tiga puluh senti, Mars melihat kedalam mata Venus yang bercahaya dan mengagumkan, namun tidak bertahan lama, tidak sampai venus kembali berbicara

"Kenapa?" ucapan Venus membuat Mars terlonjak dan hampir hilang keseimbangan, buru buru ia memegang dadanya

"Eh maaf, apa aku membuatmu kaget?" Venus maju satu langkah namun langkahnya terhenti saat Mars menahannya  

"Ahh nggak nggak... jangan deket deket" Mars mengibas ngibaskan tangannya dengan gerakan cepat, venus melihatnya tidak mengerti lalu dalam detik berikutnya sudah kembali ke posisi menulisnya, Mars sudah bisa menguasai diri dan detakan jantungnya mulai mereda hingga mampu kembali berbicara pada Venus

"Ehemm... aku kesini buat nulisin persiapan alat buat art show nanti, sesuai intruksi" Venus melirik Mars sejenak, lalu memberikan anggukan sebagai respon

Ruangan itu diselimuti keheningan, Venus sibuk menuliskan jumlah alat musik yang dibutuhkan untuk nanti sedangkan Mars sibuk menuliskan alat musik yang akan digunakan serta kesiapan dari itu, tidak.. sebenarnya Mars sejak tadi sibuk menata pikirannya, mencoba untuk fokus dan mencoba untuk mengabaikan Venus yang menganggu konsentrasinya dan dengan susah payah meredam detakan jantungnya, takut takut venus bisa mendengarnya.

suara diluar ruangan mulai terdengar semakin ramai, hentakan kaki, bisik bisik, tertawa konyol, berteriak, sudah pasti menandakan kelas akan segera dimulai, Venus nampak menutup bukunya dan segera berbalik untuk meninggalkan ruangan seni

"Venus..." Venus menghentikan langkahnya ketika Mars memanggilnya kemudian berbalik, melihat Mars yang menatapnya

"Umm… nanti…" belum sempat Mars melanjutkan ucapannya seseorang sudah memanggilnya dari ambang pintu

"Mars!!"  Rose melambai lambaikan tangannya

" Rose"  Mars menatap tak suka, bagaimana bisa Rose datang disaat seperti ini, disaat dunia memberikan ruang hanya untuk Mars dan Venus, semoga ini yang pertama dan terakhir, batin Mars

"ihh kamu aku cariin juga, loh kalian barengan?" Rose menunjuk Venus dan Mars bergantian, Mars mengangguk sedang Venus berwajah datar

"Venus, Listen me!" Rose menatapnya dengan tatapan mengancam

"Mars is mine and he deserve for me, don't ever touch him, okay?" Rose memperingatkan, Venus tersenyum sarkastik, touch him? why should i? 

"don't worry Rose" ujar Venus sambil  berjalan keluar ruang seni menyisakan Mars dan Rose disana, Mars melihat Venus yang hilang dibalik pintu

"Rose, don't ever said something like that, i'm not yours" Mars menghembuskan nafas berat lalu meninggalkan Rose yang tersenyum puas

"You'll be mine, Mars" Rose tersenyum licik 

*

Rapat digelar di aula sekolah, Ardhito memimpin rapat kali ini karena Venus akan datang terlambat, Mars merasa sedikit kecewa, padahal tujuannya datang kesini untuk melihat Venus, gadis yang mulai mengisi fikirannya

"Mars, anterin aku shopping yaa, aku mau beli outfit buat photoshot besok" Rose tersenyum manja sambil melingkarkan tangannya pada lengan Mars yang sama sekali tidak menanggapi ocehannya sejak tadi dan berusaha untuk melepaskan tangan Rose tapi Rose belum mau berhenti, dan tidak akan hingga membuat Mars pasrah, Mars tidak bisa membiarkan Rose bergantung padanya, tapi Mars juga tidak bisa membenci gadis yang terang terangan menyukainya dan akan melakukan apapun untuk Mars, terlebih orangtua Mars dan Rose adalah teman baik, tidak enak rasanya jika Mars berlaku buruk pada Rose, apalagi menjauhi gadis itu, selama Rose tidak bersikap terlalu jauh, mungkin Mars masih bisa memakluminya.

suara Ardhito terhenti ketika melihat Venus memasuki aula sekolahnya, Venus kemudian bergabung setelah rapat berjalan selama tiga puluh menit 

"Lanjutin aja dit" Ardhito mengangguk sebagai respon Venus kemudian duduk disamping Ardhito yang kembali fokus pada pembahasannya

"Mars gimana jadinya, udah lo cek alat musik yang mau kita pake nanti??"

"Aman dit" Mars menjawab sekenannya

"Violin gimana? gue liat kemaren G strings nya harus diganti" Ardhito kembali bertanya, Mars tampak berfikir, bahkan tadi pagi Mars lupa mengecek instrumen, sama sekali tidak ingat bagimana keadaan biola yang Ardhito tanyakan yang Mars ingat hanyalah tatapan mengagumkan milik Venus yang kini tengah menatapnya tanpa ekspresi

"Ehmmm, duh sorry dit gue lupa ga check tadi"

"kalo totalnya lo tau berapa?" hening, Mars melihat Venus yang sepertinya belum mau membantu Mars dengan serangan pertanyaan bertubi tubi Ardhito, Venus malah mengalihkan pandangan keluar aula dan tidak terganggu dengan tatapan memohon yang Mars berikan

"Tadi gue berdua sih ngeceknya" Mars menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Oh ya? Bagus dong, sama siapa?" Ardhito makin penasaran

"Sama gue, tapi kita sama sama lupa karena malah mojok, besok gue suruh supir gue yang ngitungin deh, next dong gue laper nih" Rose menjawab dengan malas, Ardhito hanya mengangguk dan tidak lagi meminta penjelasan Mars tidak kuasa melawan seorang Rose yang menakutkan

"okay kalo gitu, semua aman ya? Venus mau nambahin?"

"Umm dari aku sih cuma mau bilang, meskipun ini tanggung jawab bersama, semua orang punya porsi masing-masing, aku harap semua orang bisa bertanggung jawab sama tugasnya" Venus berkata sambil melihat semua orang satu persatu

"oh jadi lo nyindir Mars karena ga becus sama tugasnya?" Rose melihat venus dengan sinis

"udahlah Rose, gue emang kurang teliti tadi, dan gue yang bakal nyelesaian ini" Mars menghembuskan nafas berat, venus sama sekali tidak tertarik untuk membalas ucapan Rose dan mengangguk ke arah Ardhito untuk meyakinkan tidak ada lagi yang perlu ia ucapkan

"Okay rapat hari ini itu aja, semangat terus buat angkatan kita, High five" semua berjalan ke tengah dan berhigh five bersama, Venus tersenyum samar ke arah Ardhito dibalas senyum lebar Ardhito

"Thanks ya dit" ujar Venus sesaat setelah rapat berakhir

"No worries, sorry juga gue kurang bisa memimpin rapat tadi"

"it's okay" kemudian Venus berjalan meninggalkan aula menyisakan Mars bersama dengan teman temannya yang lain, bersama Rose juga

"Sorry Rose, tapi gue ga butuh pembelaan lo tadi, gue nyadar kok gue yang salah, sekali lagi lo ga perlu melakukan hal kayak gitu"

"Mars aku ga maksud..." Rose hendak melejaskan namun terhenti saat Mars berlari keluar aula seraya melambaikan tangannya ke arah teman temannya

"Mars, jadi lo mau main main sama gue" Rose mengepalkan tangannya kesal

*

"Venus" Mars berlari menghentikan Venus yang hendak berjalan menuju gerbang sekolahnya, Venus melihat Mars yang berlari dengan nafas tersenggal

"Duh jalannya cepet banget sih" Mars berjongkok mengatur nafasnya

"Kenapa Mars?" Venus terlihat kebingungan, Mars membenarkan posisinya dan berdiri dengan sempurna

"aku mau minta maaf soal tadi" 

"Tadi?" Venus mengerutkan keningnya

"Ahh" Mars menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Tadi, aku beneran lupa buat ngecek, juga kelakuan Rose, aku beneran minta maaf" Mars melihat Venus penuh harap, Venus belum merubah air mukanya 

"Itu..." Venus menunjuk tepat kedepan dada Mars

"Kancing kemeja kamu kayaknya lepas" Mars langsung menyadari salah satu kancing kemejanya sudah tidak ada di tempat mungkin karena terlalu cepat berlari dan seakan angin ingin mempermainkannya, venus menunjuk bersamaan dengan angin yang berhembus mengekspos dada Mars yang berisi, dia meremas kemeja tanpa kancingnya dengan panik, Venus tersenyum melihat Mars yang kelabakan menahan malu, refleks wajahnya membentuk segurat senyuman, Venus jauh lebih cantik dengan senyum tipisnya, melihat perubahan ekspresi wajah Venus membuat Mars tercengang

"A..apa?" kini giliran Venus yang terlihat salah tingkah

"Kamu ternyata bisa senyum?" Mars tersenyum lebar membuat senyum Venus memudar dan kembali ke ekspresi semulanya

"Venus" sebuah suara berasal dari dalam mobil sedan hitam membuat venus  menoleh

"Papa, tunggu sebentar" venus kembali melihat Mars yang tampak melambaikan tangannya kearah seseorang dalam mobil

"Selamat sore Om" Senyuman terbaik yang Mars miliki hanya berbalas deheman dari dalam mobil 

"Soal permintaan maaf kamu aku terima" setelah mengatakannya Venus kemudian berbalik dan memasuki mobil hitam miliknya

"Thanks Venus, Have a great day" ujar Mars sedikit berteriak ketika mobil itu melaju menjauhinya, Venus melihatnya lewat spion mobil, Mars masih ada disana, melambai lambaikan tangannya dengan semangat, Venus tersenyum samar.

Next chapter