webnovel

Demo

Untuk mengurangi cross yang besar perusahaan sementara menghentikan penerimaan karyawan baru.

Hal ini membuat para calo yang biasa nya mendapat uang dari para karyawan baru tidak mendapat pemasukan.

Dan mereka mulai menggunakan cara kotor.

Mereka menghasut juga mengancam warga yang tinggal di sekeliling perusahaan.

Warga mulai banyak mengajukan keluhan pada perusahaan.

Para calo pun mulai menghasut para karyawan buruh. Mereka yang bekerja hanya mengandalkan tenaga tentu sangat mudah terhasut.

Hal ini mulai menimbulkan demo di beberapa departemant.

Banyak karyawan buruh bersama - sama meninggalkan departemant nya untuk berkumpul di lapangan dengan maksud mogok kerja.

Yang lebih parah ada departemant yang bahkan para karyawan buruh nya melakukan kerusakan di tempat kerja.

Ada beberapa mobil yang juga menjadi sasaran amukan mereka.

Para karyawan buruh yang tidak mau ikut bergabung, di intimidasi oleh mereka.

Semua staf sampe kepala bagian panik demikan juga para Mr.

Di departemant Ivanka, semua karyawan buruh bekerja seperti biasa.

Hingga tiba di hari ini. Puncak dari mereka demo. Beberapa karyawan buruh mencoba menghasut teman sekerja mereka. Ada dari mereka yang tidak mau tapi ada juga yang mulai terhasut.

Saat keadaan departemant Ivanka mulai panas.

Ada Beberapa karyawan buruh mulai meninggalkan pekerjaan nya dan hendak menuju pintu keluar untuk bergabung bersama rekan yang lain.

Melihat hal itu staf dan kepala bagian hanya berdiam mereka takut menjadi amukan masa.

Ivanka tidak bisa membiarkan hal itu. Dengan gesit dia berdiri di depan pintu persis sebelum para karyawan buruh itu.

"Siapa pun yang melangkah keluar saat ini, saya pastikan kalian akan di pecat tanpa pesangon." Ucap Ivanka tegas.

Melihat Ivanka yang biasa tersenyum dan sekarang melotot penuh ketegasan membuat mereka terdiam tidak berani melangkah.

"Apa kalian mengetahui jelas alasan demo ini?

Apa yang mau kalian tuntut lagi dari perusahaan ini. Apa kalian mengetahui kalau uang gaji yang kalian terima dari perusahaan ini jumlah nya jauh lebih besar dari yang perusahaan lain berikan.

Dan untuk kalian semua di departemant ini khusus nya, dengan penjualan kita yang meningkat perusahaan pun tidak pernah menutup mata. Bukan cuma para staf yang mendapat bonus. Bahkan kalian pun karyawan buruh ikut mendapatkan bonus."

"Jadi kalau ada yang berani melangkahkan kaki melewati saya saat ini, silakan nanti kalian pulang beritahu istri dan anak kalian untuk mulai berpuasa."

Mendengar Ivanka berkata tegas seperti itu membuat mereka langsung membubarkan diri dan kembali bekerja.

Mereka tahu, Ivanka mempunyai senyum yang manis tapi juga orang yang tegas dalam bertindak. Mereka selalu merasa segan dengan Ivanka. Ivanka berbeda dengan atasan lain nya yang cuma bisa berteriak dan mengatur. Tapi dia sosok atasan yang mau bekerja juga. Walaupun kesayangan bos besar dan Mr Song dia tidak pernah merasa dirinya istimewa.

Dan apa yang di katakan Ivanka semua betul. Di bawah pimpinan Mr Song dan Ivanka uang gaji yang mereka terima melebihi rekan mereka yang berada di departemant lain.

Ivanka lah yang meminta kepada bos besar saat beliau memuji hasil kerja nya. Saat bos besar bertanya "hadiah apa yang kamu inginkan?"

"Hasil ini karena semua bekerja keras. Bukan cuma saya dan staf tapi juga para karyawan buruh. Jika Laopan merasa puas dengan ini tolong perhatikan semua orang yang ada di departemant penjualan"

Bos besar saat itu juga langsung menyuruh bagian personalia agar mengatur bonus untuk semua orang di departemant penjualan.

Setelah keadaan mereda , bos besar mulai memeriksa tiap-tiap departemant dengan menghitung kerusakan dan kerugian karena mereka tidak bekerja.

Melihat cuma ada satu departemant yang tanpa masalah apapun bahkan tetap memberikan untung bagi perusahaan "departemant penjualan pimpinan Song."

Bos besar mengambil telepon nya dan mendengar orang di seberang menjelaskan secara detail tentang yang di lakukan Ivanka.

"Ha...ha..ha...

Suara tawa keras membuat para sekretaris yang bekerja di luar ruangan bos besar merasa heran. Mereka saling menatap dan bertanya " melihat laporan kerugian yang jumlah nya sangat besar tapi Laopan tertawa keras?."

Mereka bahkan sudah menyiapkan diri andai mereka akan menjadi sasaran kemarahan bos besar. Mereka akhirnya bisa bernafas lancar setelah menunggu dengan kecemasan.