"Tan, di rumah kamu boleh nggak nerima tamu cowok malam-malam?" Santi menatap Tania yang saat itu sedang memainkan handphonenya di sofa ruang keluarga.
"Boleh. Emang kenapa? Emangnya kamu punya cowok?" tanya Tania balik sambil terus memainkan handphonenya.
"Pdkt sih, dia mau main ke sini boleh enggak?"
"Boleh aja."
"Beneran? Nggak kamu usir kan? Gebetanku sama temen-temennya boleh?"
"Boleh aja. Asal nggak ngerusak ya?"
"Boleh?"
"Iya."
"Janji dulu dong kalau boleh. Janji jangan diusir ya? Janji? Sini kelingkingnya," ucap Santi sambil menyodorkan kelingkingnya.
"Santi, kamu apa-apaan sih kayak anak TK aja. lagian Kenapa harus pakai kelingking kelingking segala sih. Kayak hal yang penting aja."
"Tan, nggak usah protes deh. Sini mana kelingkingmu."
Dengan muka kesal, Tania mengeluarkan kelingkingnya dan mengaitkan ke kelingking Santi.
"Udah Nih, puas?"
"Puas banget," ucap Santi sambil tersenyum lebar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com