Tania mulai menggerak-gerakkan tangannya. Perlahan, matanya terbuka. Kepalanya masih sangat pusing. Dia melihat ke sekeliling dengan pandangan yang kabur. Dia merasa ada seseorang yang menggenggam tangannya.
"Tan, kau sudah bangun?" Reflek Ardi mengangkat tangan tania yang ada di genggamannya dan mengecupnya lembut saking leganya. Wajah paniknya berubah menjadi wajah lega. Dia tersenyum.
Menyadari kalau di sebelahnya ada Ardi yang sedang menggenggam tangannya, wajah Tania langsung menegang. Tania mengibaskan tangan Ardi kasar. Dia ingin berkata-kata, tapi mulutnya masih enggan terbuka.
"Tania sudah bangun? Ayo minum teh hangat dulu, Nak?" Bu Rossa membantu Tania untuk duduk lalu meminumkan teh hangat itu pada Tania.
Ardi masih mematung di tempatnya. Dia tahu, dia tidak seharusnya ada di samping Tania. Dia masih ingat betul dengan tulisan dari kertas yang disodorkan Tania di bawah pintu. Tetapi tidak mungkin dia diam saja saat melihat Tania pingsan tak berdaya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com