"Bro, ubun-ubun kamu belum dikecup sama Bunda? Kok murung begitu?" Ardi menatap prihatin sahabatnya yang saat itu sedang meletakkan kepalanya di bangku sambil memejamkan mata. Belva terlihat sangat lemah dan lesu, seperti kehabisan tenaga. Dia yang biasanya menikmati masa istirahat di kantin, waktu itu hanya menikmati kegelisahannya di dalam kelas.
"Kamu lagi ngelucu? Garing!" Jawab Belva masih dengan posisi semula.
"Kamu beneran murung. Kelihatan banget. Kenapa sih?" Ardi melepaskan sepatunya dan mengangkat kedua kakinya di atas kursi.
"Enggak kenapa-kenapa. Jangan kepo kayak nenek-nenek yang nonton infotainment."
"Itu selera emak kamu kali. Oh iya, sebentar lagi kan mau ada olimpiade, Dengar-dengar, kamu terpilih untuk ikut seleksi olimpiade matematika, dan Arimbi seleksi Bahasa Inggris. Gokil banget kan kelas kita."
"Biasa aja. Kalau kamu yang terpilih, itu baru gokil."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com