Setelah Pak Toni mengucapkan kalimat yang benar-benar membuat Tania tercengang, laki-laki itu perlahan berdiri dan keluar dari kamar Tania tanpa mengucap sepatah katapun. Dia meninggalkan Tania yang masih tercengang dan masih tidak percaya bahwa ayahnya benar-benar akan mengucap kata maaf.
Tania tersenyum, menyadari kalau kata-katanya mungkin berhasil menyentuh hati Papanya. Ah, tapi rasanya masih seperti mimpi. Belum pernah sama sekali Pak Toni mengucapkan kata maaf. Seketika, kesal dihati Tania seketika luruh hanya karena 2 kalimat yang dilontarkan oleh ayahnya.
***
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com