"Sayang, terima kasih karena sudah buat aku merasa berharga dan merasa menjadi wanita yang paling beruntung karena penuturan kamu. Aaa … jadi makin cinta." Ucap Tania sambil merentangkan tangannya seolah dia lupa bahwa tangannya sedang ditempeli selang infus.
"Apaan sih, kamu tadi malam menjelek-jelekkan aku. Nggak temen pokoknya."
"Nggak temen nggak apa-apa, tapi sayang kan?" Tania menatap Ardi sambil menaik turunkan alisnya berkali-kali. Ardi tidak sanggup menahan tawa, padahal awalnya dia ingin menggoda taniapura-pura marah.
"Terpaksa soalnya. Makhluk seperti kamu itu langka, jadi harus dilestarikan nggak boleh punah. Makanya, nikah yuk? Untuk melestarikan orang langka," ucap Ardi sambil tertawa kecil.
"Jangan macem-macem deh. Memangnya nikah itu cuma untuk reproduksi doang. Udah ah sebel ah." Tania cemberut diketahui sebagai makhluk langka apalagi diajak nikah untuk melestarikan keturunan. Sebel sekaligus geli sih membayangkan tentang pelestarian 2 manusia.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com