Ia menatap bentangan rumput liar yang nyaman menyelimuti tanah basah yang ada di bawahnya. Sesekali memindah tatapan kala suara asing menyela dirinya. Tak banyak teman sebaya yang berada di tempat ini, hanya ada beberapa manusia yang sedang menemaninya dalam tanda kutip. Taman belakang sekolah, tempat paling nyaman untuk berbincang intim dengan sang kekasih. Di tempat inilah Davira berada. Menunggu kehadiran Adam sesuai dengan janji yang dituliskan remaja itu beberapa menit berlalu. Davira menurut sebab katanya, Adam ingin memberikan sesuatu untuk dirinya. Bukan benda mahal, bukan juga segepok uang untuk ia belanjakan sesuka hatinya setelah ini. Namun kata Adam, sebuah hal sederhana namun akan sangat berarti untuk Davira Faranisa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com