Tatapannya tak ingin beralih. Tetap dalam satu titik di mana paras cantik seorang Davira Faranisa berada. Ia mengabaikan Naila yang diam di sudut meja. Gadis itu masih diam membisu sebab belum benar bisa menyesuaikan diri dengan kondisi barunya. Sungguh, ia bahkan tak tahu benarkah gadis yang duduk di depannya ini adalah Davira Faranisa? Bagaimana jikalau Raffa hanya menipu dirinya saja sebab ia belakangan ini terlalu banyak berbicara dan bertanya-tanya perihal bagaimana itu Davira Faranisa?
"Kenapa lihat kakak sampai segitunya?" tanya Davira sembari menarik segelas lemon tea yang ada di depannya. Ia tersenyum manis kala Raffa benar-benar membisu. Tak ada celah bibir yang diciptakan oleh remaja itu, bahkan segelas jus mangga yang dipesannya saja sudah mencair hampir meluap keluar dari mulut gelas sebab ia tak kunjung meminumnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com