"Wuihh, udah dewasa nih temen gue." Ucap Dewa sambil mengerlingkan matanya dan menyenggolkan siku tangannya ke tubuh Dito.
"Kalau udah nikah, memang harus menjadi dewasa, Wa. Biar keluarga bahagia lahir batin."
"Iya dah iya, gue malah diceramahin nih," ucap Dewa.
"Elu, ya? dikasih tahu malah begitu."
"Gue lagi gak butuh itu, Dit." ucap Dewa sambil menduduki sebuah sofa yang terlihat mewah.
"Yang lu butuhin, apa?"
"Ara," jawab Dewa lirih.
"Dia masih belum lu temuin?" tanya Dito.
"Belum, apa gue udah kelewatan banget ya, Dit? sampai bikin dia ketakutan gitu sama gue." Tanya Dewa dengan raut wajah yang sedih.
"Kalau boleh jujur. Saat itu, lu udah kayak bukan Dewa yang gue kenal. Entah apa yang ngebuat lu deket lagi sama Alana, yang jelas, gue gak suka akan perubahan lu itu. Karna hal itu, Ara tersakiti secara tidak langsung." Ucap Dito.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com