webnovel

Love Rain

Ara. Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun. Juna. Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah. Dewa. Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa. Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya? Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya? Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya? Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

Caira_Asmara · Urbain
Pas assez d’évaluations
397 Chs

Tambah Lagi Pertanyaan

Ganti baju dulu, Sayang! badan kamu, dingin banget!" pinta Juna.

"Iya, makasih."

Ara beranjak dari sofa, menuju sebuah kamar mandi. Ia melepaskan semua yang ia kenakan, kecuali pakaian dalamnya. Walau pakaian dalamnya terasa sedikit basah, tapi, Ara tidak bermaksud untuk melepaskannya. Karena Juna, hanya memberikan pakaian luar.

Tentu saja ia hanya memberikan pakaian luar, karena gak mungkin kan, Juna menyimpan pakaian wanita. Apalagi, pakaian dalamnya.

Baju yang Ara kenakan, terlihat sangat kebesaran. Celana yang dianggap pendek oleh Juna, berubah jadi celana tiga perempat bagi Ara. Baju yang memang berlengan panjang, harus Ara lipat, agar jari-jari tangannya, dapat terlihat. Terlepas dari apa yang ia kenakan, Ara tetap merasa bersyukur, karena setidaknya, tubuhnya sedikit merasa hangat.

"Gimana? udah lebih hangat?" tanya Juna, saat melihat Ara akan mendekati sofa.

"Iya, setidaknya, tidak sedingin tadi." Jawab Ara, sambil memegangi, lengan bajunya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com