webnovel

Love Rain

Ara. Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun. Juna. Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah. Dewa. Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa. Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya? Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya? Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya? Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

Caira_Asmara · Urbain
Pas assez d’évaluations
397 Chs

Rahasia Ara, Dibagi

"Biasa, Ra. Udah kangen banget, sama hot choco buatan kamu." Jawab Dewita.

"Siap, bu Dito." Ucap Ara, lalu melangkah menuju dapur, dengan senyum jailnya.

"Dewita yang merasa aneh, dipanggil seperti itu oleh Ara. Kini hanya tersenyum malu.

Sembari menunggu Ara kembali ke ruang tamu, Dewita memutuskan untuk melihat-lihat, isi di dalam apartemen Ara. Baik beberapa buku, yang terpajang rapi dan bersih. Dan akhirnya, ia berakhir di balkon apartemen Ara.

Dewita melihat pemandangan kerlip lampu dan kerlip bintang. Jika menengadah ke atas, ia aka melihat bintang yang bertebaran, sedangkan jika menatap ke depan, sejauh mata memandang, ia akan melihat kerlip lampu pemukiman, jalanan, dan kendaraan.

Angin malam, terasa menusuk tubuh, kali ini. Padahal, tinggi apartemen Ara, tidak terlalu tinggi, tapi dinginnya, sudah sangat terasa. Dewita mensedekapkan kedua tangannya, untuk menghalau hawa dingin.

"Ini biar badan lu, anget." Ucap Ara, sambil memberikan sebuah mug tebal, berwarna biru.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com