Tapi, Ara tetap melangkahkan kaki, menuju meja kerjanya, atau meja tulisnya. Dan mulai membuka sebuah buku, yang ia letakkan, di laci meja.
Tanpa Ara sadari, ada seorang lelaki, yang memperhatikan, gerak-gerik Ara. Ia tengah terbaring, di sofa ruang tamu, dan pandangannya, mengarah ke pintu kamar Ara, sampai mengikuti langkah Ara, menuju sebuah meja.
Ara membaca buku tersebut, dengan sangat fokus. Seolah, tengah menyusun sebuah ingatan, yang tengah berantakan. Ara mulai menghela nafas panjang. Sang lelaki, tak tahu, apa yang membuat Ara, sampai menghela nafas panjang, seperti itu.
"Aku, harus telfon Juna." Ucap Ara, sambil beranjak dari kursi, mencari-cari, ponselnya.
"Tas kamu, di sini, Sayang!" suara seorang lelaki, yang sangat Ara ingat, milik siapa.
Juna telah berdiri, di pinggir sofa, dan membawa sebuah tas, milik Ara. Sambil tatapannya, menatap Ara dengan intens.
"Juna?!" ucap Ara, dengan raut wajah terkejutnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com