webnovel

Love Rain

Ara. Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun. Juna. Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah. Dewa. Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa. Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya? Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya? Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya? Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

Caira_Asmara · Urbain
Pas assez d’évaluations
397 Chs

Diterima

"Baik, Pak. Terima kasih?" ucap Ara, sambil menganggukkan kepala, padahal, lawan bicaranya, tidak bisa melihat gerak tubuh Ara.

"Sama-sama, Ara."

Sambungan telfon terputus, tapi Ara, masih menempelkan ponselnya, di telinga, dan pipi kanannya. Ia seolah tengah berfikir, biasanya, jika mendapat panggilan kerja. Tidak ada yang sampai mengucapkan nama, setelah mengucapkan kalimat sama-sama.

"Tadi siapa namanya? Raka? Jangan-jangan, Raka yang ngeinterview, gue kemarin." Ucap Ara, dengan menutup mulutnya, dengan tangan kanannya.

Ara langsung mengecek alamat yang baru saja ia dapatkan, via chat. Ia ingin memastikan, apakah benar seperti dugaannya.

Ara langsung tertunduk lesu, saat mendapati, alamat kantor yang ia terima, sama dengan yang ia datangi, saat interview. Bukankah seharusnya, Ara senang. Tapi ternyata, ia malah merasa lesu tak bersemangat.

"Tapi, gue kan, butuh duit."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com