webnovel

LOVE IN TROUBLE

Gabriel Marvel Alexanders, cowok berparas tampan dan menawan. Namun memilik tatapan yang tajam seperti silet. Sikap cuek dan juteknya membuat KAYLA AURELLIA THABITA gemas. Bukan menghindarinya malah semakin lengket. Cewek cantik itu sangat menyukai Gabriel. Namun, perasaan Gabriel tidak pernah berubah. Ia tidak bisa melupakan sosok Gadis kecil yang pernah gagal ia lindungi. Selalu terbayang, berharap Gadis kecil yang ia tunggu, kembali. Saat Kayla mengetahuinya, cewek itu mulai menyerah dan berhenti mengharapkan cinta dari Gabriel. Ketika melihat perubahan sikap Kayla padanya, membuat hati Gabriel merasa kehilangan dan kesepian. Kenapa dengan dirinya? Lalu bagaimana dengan Kayla? Apakah ia akan tetap mengharapkan Gabriel mencintainya? Kepo? Baca dong! Teenfiction, 07 Nov 2020 Copyright @ansgraphic

inak_sintia · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
396 Chs

Sayang

Brakk!!!

Motor Gabriel oleng sampai keduanya mengalami kecelakaan kecil. Kehilangan kendali saat mengendarai motor, menambrak trotoar yang tidak bersalah. Tapi, Kayla mengalami luka yang cukup di bagian kaki dan sikunya. Melihat darah yang keluar membuat Gabriel langsung membopong Kayla.

Cewek itu terkejut, Gabriel sekhawatir ini padanya. Banyak orang yang membantu mereka berdua. Kepala Gabriel semakin sakit, Gadis kecil yang mengejar kelinci tadi sudah tidak ada. Apa hanya halusinasi Gabriel saja?

Gabriel membawa Kayla ke Rumah sakit untuk mengobati luka di kakinya. Rasanya khawatir sekali dengan Kayla. Apalagi saat cewek itu meringis kesakitan. Setelah selesai diobati, Dokter mengatakan kalau Kayla harus istirahat dulu di sini. Anak itu pasti syok.

"Luka kamu nggak di obati?" tanya Kayla,

"Ini luka kecil, kamu gimana? Masih sakit banget nggak?" tanya Gabriel penuh kekhawatiran.

"Nggak kok, ini udah baikan. Cuma rada lemes aja. Syok kali ya." balas Kayla. Mendapatkan perhatian dari Gabriel lagi.

"Maaf, aku tadi kurang fokus." ujar Gabriel seraya memegang tangan Kayla dengan lembut.

Kayla melongo tak percaya ketika tunangannya yang berhati es. Meminta maaf dengan cara seperti ini. Sungguh aneh tapi nyata. Cewek itu mengulum senyum hangat. "Iya, nggakpapa kok. Jangan merasa bersalah. Lain kali kamu harus fokus ya." balas Kayla.

"Iya, aku bakal lebih fokus lagi buat ke depannya."ujar Gabriel "Kamu mau apa? Cemilan atau buah-buahan? Biar aku beliin sekarang." tanya Gabriel, ini berlebihan menurut Kayla. Emangnya nyidam.

"Aku maunya kamu di sini aja. Duduk di samping aku!" jawab Kayla seraya memandang Gabriel penuh keuwuan. Meski Gabriel belum menjawab pertanyaannya di hari yang lalu. Biarlah, tidak masalah.

Gabriel tersenyum tipis mendengar ucapan Kayla barusan, "Ck, bisa banget." Gabriel merapatkan posisi duduknya semakin dekat dengan Kayla. Rasa janggal itu hilang ketika ia tersenyum pada Kayla. Apa ini dinamakan baper? Gabriel tidak tahu hal semacam itu. Yang ia pikirkan, menunggu Kayla Na Angelita. Tapi, takdir berkata lain. Kayla Aurellia Thabita membuatnya menjadi lebih tenang dan nyaman.

"Kamu kalau senyum makin ganteng, udah ganteng makin cakep." goda Kayla, biasanya ia ditatap tanpa ekspressi dan sekarang senyum itu tertuju padanya.

"Btw, kok kita pakai Aku-kamu ya? Kek aneh aja gitu haha." lanjut Kayla,

"Ketawanya dikondisikan dulu, tahan buat nanti sore. Lagi sakit juga!" celetuk Gabriel, mulai lagi dengan wajah tanpa ekspressinya.

"Iya-iya hehe."

*****

Rombongan anak kelas XI dan X² sedang berkumpul di kantin. Mereka kenal karena kondom ehhh Zaenal deng. Syaiful, Dimas, Zaenal, Azura dan Elina mengobrol bagai teman akrab. Mereka cocok kalau untuk mengghibahkan orang. Apalagi ghibahin Kayla sama Gabriel.

"Btw, tadi gue dapet kabar kalau Kayla sama Gabriel lagi di rumah sakit."  ujar Elina.

"Biarin aja, paling mereka juga lagi butuh waktu berdua deh." sahut Zaenal.

"Tapi, kasian sama Kayla. Pasti dicuekin sama si Gabriel." Azura menjadi gelisah,

"Yaelah, secuek-cueknya Gabriel sama Kayla. Nggak mungkin dia ngebiarin anak orang."

"Setuju!"

"Sedelapan!"

"Sembilan!"

"Sepuluh!"

"Masa sih, Gabriel kagak naksir sama Kayla yang cantiknya bukan main. Body, wajah, imut dan cute banget!" Elina membuka bahan untuk ghibah.

"Menurut gue, Gabriel itu suka. Tapi, Gengsinya segunung es." balas Dimas

"Kenyang makan gengsi, nggak heran gue sama Gabriel." sahut Syaiful.

"Emangnya dia belum pernah pacaran ya? " tanya Azura kepo dengan sosok Gabriel yang gantengnya bukan main. Banyak cewek klepek-klepek sama dia. Etdah:v masa iya jomblo karatan sebelum dekat dengan Kayla.

"Setempe gue, kagak:v." jawab Syaiful.

"Iya, kagak." sahut Zaenal.

"Pantes nggak tahu cara pacaran yang baik dan benar. Masa cewek sendiri di cuekin." cicit Azura.

"Bukan begitu, tapi emang Gabrielnya aja gengsi."

"Apa mungkin dia nunggu sahabat kecilnya?" ketika Elina mengatakan itu, membuat Syaiful dan 2 teman lainnya. Menahan tawa. "Pfft, Lo peramal ya?" tanya Syaiful cengengesan.

"Gue serius anjim!" Elina melemparkan ciki-ciki ke muka Syaiful.

"Kamu berdosa banget solime!"

Elina mengajak Azura kembali masuk ke dalam kelas. Namun, saat beranjak dari tempat duduk. Pergelangan tangan Azura di tahan oleh Zaenal. Tentu Azura langsung menoleh ke arah cowok berkumis tipis itu. Beberapa menit bertatapan, Syaiful serta teman lainnya memandang mereka bingung.

"Ekhem:v kalian pacaran?" ceplos Syaiful setelah berdekhem membuat keduanya menoleh padanya.

"Kepo!" cetus Azura.

"Gue mau ke kelas dulu, nanti aja di rumah!" lanjut Azura kemudian tersenyum ceria kepada Zaenal.

"Hayooo?! Kondom mana Kondom?!" heboh Dimas seraya cengar-cengir. Cowok itu langsung mendapat jitakan dari Zaenal.

"Pletakk!"

"Mulut disaring dulu napa, enak aja kalau ngomong!" sarkas Zaenal,

"Lo beneran sama Azura? Cewek polos kalo pacaran sama lo jadi nggak polos anjrit!" celetuk Syaiful.

"Otak mesum lu, bangsat!" Zaenal benar-benar heran dengan otak mereka yang mesumnya tidak ada tara. Begitu pula dengan dia.

****

"Iya Mom, aku nginap malam ini di rumah Kayla." jawab Gabriel seraya berdiri di balkon.

"Ya sudah, Mommy titip salam ya buat Kayla."

"Iya Mom, dah." ujar Gabriel lalu mematikan sambungan panggilan itu. Ia kembali masuk ke dalam kamar Kayla.

"Tante Lisya mau ke sini?" tanya Kayla.

Cewek itu sedang duduk bersandar di atas ranjang empuknya. Lukanya tidak begitu parah. Namun, harus istirahat dulu hari ini. Ditemani oleh kekasihnya yang tampan.

"Iya, eh enggak." jawab Gabriel. Kemudian mengambil buah Apel lalu mengupasnya dengan pisau kecil.

Ceklek, pintu terbuka. Muncullah Aleta dan Marcel membawa bubur untuk Kayla.

"Ini mama buatin bubur buat Kayla. Gabriel, suapin Kayla yah." ujar Aleta lemah lembut.

"Iya tante." jawab Gabriel setelah menerima nampan berisi mangkuk.

"Kayla, gimana keadaan kamu sekarang nak?" tanya Marcel

"Udah baikkan kok pa. Lukanya juga udah kering kok." jawab Kayla.

"Mama khawatir banget sama kamu, makanya kalau Gabriel nyetir jangan digangguin sayang." ujar Aleta.

"Nggak kok ma, mungkin tadi kurang fokus aja." jawab Kayla.

"Lain kali hati-hati ya Gabriel, sedih rasanya anak perempuan tante yang cantik ini kalau terluka. Hemmm." Aleta memasang mimik sedih yang memungkinkan untuk kalian yang ngebayangin pasti mual:v.

"Iya tante, om. Maaffin aku sekali lagi."

"Iya nak. Kalau begitu. Setelah makan, nanti istirahat saja ya. Gabriel bisa tidur di kamar tamu ya." ujar Marcel.

"Di sini aja pa. Biar dia nemenin Kayla."

"Belum mukhrim, sayang!" balas Marcel. Huft, tidak bisa dibiarkan. Kayla pasti akan tetap menyuruh Gabriel menemaninya di kamar.

"Papa sama mama keluar dulu ya." pamit kedua orang tua Kayla. Memberi waktu untuk Kayla dan Gabriel berduaan.

*

Gabriel menyuapi Kayla untuk kedua kalinya. Cowok itu benar-benar penuh kelembutan mengurus Kayla. Meski sikap dingin dan cueknya. Mungkin hanya alibi, padahal aslinya dia sangat care.

"Sayang. Kamu makan juga dong. Lagian aku nggak habis." titah Kayla.

"Aku masih kenyang," jawab Gabriel.

Setelah selesai menyuapi Kayla. Gabriel menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Meninggalkan cewek itu yang sedang menonton drakor baru "True beauty" sumpah Drama itu keren banget!

"Ada pelembap malam kalau mau pake. Biar makin glowing yang." ujar Kayla tanpa menoleh. Matanya masih fokus ke laptop.

"Males, emangnya aku cowok apaan." balas Gabriel.

"Hehe. Bercanda."

Gabriel melepaskan Hoodie nya menyisakan baju hitam. Lalu ia beranjak Cowok itu penasaran dengan koleksi Kayla yang bersinar silau ke arahnya. Melihat kalung-kalung yang bergelantungan di meja rias tertata rapi. Gabriel mengamati salah satu kalung yang ada nama "Kayla NA" Kemudian terlihat foto Kayla saat masih kecil bersama Marcel.

Deg..jantungnya tersentil.

Ia memberanikan diri untuk mengambil foto masa kecil Kayla. Gabriel tak percaya melihat foto tersebut. Apa ini Kayla yang ia tunggu selama ini? Lalu?

Kalung ini?

Pyaaaarrr. Foto itu terjatuh. Bayangan mengerikan itu muncul lagi."Syuuuttt, kamu diem Kayla. Jangan bersuara." pinta Gabriel. "Ku mohon tutup mata kamu, Kayla. Tutup!" suara itu terdengar jelas di telinganya. Membuat Gabriel mengalami delusi yang membuatnya berkeringat dingin ketakutan.

"Nggak, nggak mungkin!" Gabriel memejamkan matanya seraya memegangi kepalanya yang tiba-tiba mendadak pusing dan sakit. Tidak mungkin Kayla Na Angelita masih hidup? Ini sudah bertahun-tahun lamanya. Pikirannya berubah, tidak mempercayai kalau Kayla Na Angelita selamat.

Jika benar, kenapa Kayla Aurellia Thabita tidak ingat dengannya? Sikapnya pun berbeda. Hikss,

"Gabriel, kamu kenapa sayang?" tanya Kayla dengan menatap kekasihnya penuh ke khawatiran.

"Sayang? Kamu nggak papa kan?" tanya nya lagi, belum ada jawaban dari Gabriel. Ketika tangannya akan menyentuh pundak Gabriel. Cowok itu langsung menepisnya kasar. Kayla bingung, kenapa dengan Gabriel?

Pipinya basah. Cowok itu menangis.

"Gabriel?"

Gabriel langsung keluar kamar Kayla dengan langkah cepat. Ia meninggalkan cewek itu yang tengah bingung dengannya. Moodnya sangat tidak baik, jika dipaksakan Kayla akan tersakiti oleh sikap Gabriel.

Kayla segera mengejar Gabriel. Menuruni tangga dengan penuh ke hati-hatian. Karena dengkulnya masih sakit. "Gabriel tunggu!" pekik Kayla. Namun, cowok itu sudah mengegaskan motornya.

"Kenapa sama dia? Apa traumanya kambuh?" Kayla khawatir dengan Gabriel. Cowok itu mengendari motor dalam keadaan seperti tadi.

****

Keesokan harinya. Gabriel memikirkan tentang kalung yang ia lihat di kamar Kayla. Serta foto gadis kecil yang pernah bersamanya dulu. Apa mungkin Kayla masih hidup? Atau hanya mirip?

Ia memandangi piring kosong, untuk sarapan pun Gabriel tidak nafsu.

"Kamu nggak makan sayang?" tanya Lisya. Sejak tadi ia memandang putra sulungnya yang melamun. Entah apa yang dipikirkan oleh Anak itu.

Gabriel masih terdiam dalam lamunannya.

"Gabriel nggak sekolah hari ini." ujar Gabriel, lalu beranjak dari tempat duduk menuju kamarnya. Cowok itu melangkah lesu. Membuat Kaella memekik tak suka pada kakaknya "Lagi berantem sama kak Kayla ya. Sampe galau gitu. Cieee bucin, pfft." Kaella tidak mendapat respon apapun dari Gabriel. Biasanya ia mendapat balasan hujat dari kakaknya.

"Mom, kakak kenapa sih?" tanya Kaella.

"Mommy nggak tahu, Daddy tau nggak?"

"Mana Daddy tau."

Mereka sama-sama tidak tau, apa mungkin bertengkar dengan Kayla? Tapi, perasaan Lisya mengatakan bukan itu. Wanita hendak mengikuti Gabriel. Namun ditahan oleh Devano.

"Biar dia sendiri dulu, kamu nggak usah khawatir." ujar Devano. Lisya menurut apa yang dikatakan suaminya. Wanita itu kembali duduk dan melanjutkan sarapan paginya.