Irfan berjalan sendirian disepanjang lorong kelas. Moodnya benar-benar buruk beberapa hari ini. Meski dia berusaha senormal mungkin, tetap saja dia tak mampu menutupi perasaan gundahnya.
"Woy, jalan jangan sambil ngelamun!" tiba-tiba Edo sudah berjalan disampingnya.
Irfan tak merespon ucapan Edo. Dia tetap saja berjalan tanpa kata.
"Ikut gue!" kata Edo sambil menarik Irfan.
"Apaan sih Do?" tanya Irfan dengan sedikit kesal.
"Duduk!" perintah Edo.
Dengan setengah hati Irfan duduk di salah satu kursi yang ada di taman kampus.
"Mau ngapain lo?" tanya Irfan.
"Lo kenapa sih? Masih ngga terima soal Mimi?" tanya Edo to the point.
"Bukan urusan elo!" jawab Irfan ketus.
"Berarti benar, sikap aneh lo belakangan ini masih karena Mimi. Move on lah Bro!"
"Ngga segampang itu Do. lo ngga tahu sedalam apa perasaan gue sama Mimi. Gue masih cinta sama dia. Tapi sekarang dia malah mau nikah sama sahabat gue sendiri. Lo bisa bayangin ngga? Gue merasa ditikung Do!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com