webnovel

Latifah bin Murti

Latifah bin murti adalah seorang gadis desa yang awam,lugu, yang kurang tau cara mengenal budaya atau pe'radaban di zaman modern bahkan ia buta agama serta buta huruf abjat biasa dan ia di per'temukan dengan ramdhan alfariz sosok pemuda yang lahir dari keluarga ber'pendidikan yang ber'pedoman bahwa agama adalah panutan atau tuntunan yang penting dalam kehidupan. Pengin tau cerita selanjut nya baca & simak Kisah novel "LATIFAH BIN MURTI" di webnovel toko buku aplikasi anda... >>>>>>>>> bersambung

Dian_jayeng_2683 · Histoire
Pas assez d’évaluations
6 Chs

Pen'jajagan/pe'nelusuran

Hari esok nya tepat nya hari senin pagi.., para mahasiswa putra dan putri me'ngikuti pak kades setempat beserta pegawai lain nya ke pendopo atau kantor lurah.

Mereka di sana me'laksanakan apel pagi setelah itu di lanjut dengan diskusi atau di alog ber'sama, guna me'nelusuri desa tersebut untuk me'mantau kegiatan pe'rekonomian dll.

Dan semua'nya di bagi men'jadi empat bagian ada yang ke tempat per'kebunan,pe'sawahan,per'dagangan atau pasar dan peng'gilingan hasil pertanian/mesin pem'bersih.

Untuk per'kebunan antara lain : tanaman cengkeh,jagung,kelapa dan pohon karet serta tanaman buah pala dll.

Untuk pe'sawahan tentu'nya berupa : padi,wortel,kentang,cabe,kol sayuran bayem dan sebagai nya.

Sedang kan per'dangan adalah putaran pe'rekonomian dari hasil pertanian dlm artian tempat pem'belanja'an atau jual beli barang.

Dan yang terakhir mesin peng'gilingan atau finishing merupakan tempat produksi peng'gilingan padi yang baru di panen untuk di bersihkan ( pe'ngupasan kulit padi menjadi beras) semua' nya ada dan komplit di desa tersebut menjadi satu paket.

pada intinya palawija serta rempah - rempah sangat subur dan melimpah ruah di desa widara kandang.

Sehingga para penduduk tidak pernah ke'kurangan bahan pangan apapun.

Untuk ramdhan alfariz & siti rubiah kebetulan mereka menjajagi mesin peng'gilingan padi serta pasar se'dangkan untuk natalie sarah & joshua situmorang mereka menuju per'kebunanan dan pe'sawahan dengan di ikuti yang lain nya.

Se'sampai nya di pasar alfariz & rubiah me'ngelilingi pasar dan melihat per'kembangan pasar swalayan di sekitaran.

Tak lupa pula mereka mampir dan mencicipi jajanan pasar pagi yang ada di pinggiran.

Sembari di selingi dengan obrolan dengan warga sekitar.., ramdhan & rubiah terus asyik me'ngunyah jajanan kecil yang bahan nya memang ter'buat dari hasil alam.

Sementara itu.., joshua & Natalie yang melihat/me'mantau per'kebunanan, mereka di dampingi oleh pak lurah.

Dengan cara ber'jalan me'ngitari tanaman sekitar.., pak lurah pun me'nemani dan terus sambil men'jelaskan dari proses peng'gemburan tanah,pem'bibitan,pe'nanaman hingga panen.

Segala per'kembangan tanaman beliau jelaskan.

Joshua & natalie yang me'nyimak sembari melihat tanaman di sekitar.., mereka pun tak tinggal diam kadang - kadang mereka melontar'kan sebuah per'tanya'an dan saling ber'gantian tentunya me'ngenai subur nya lahan per'tanian dan per'kebunan.

Di peng'hujung ladang yang hijau ter'dapat barisan de'daunan yang begitu lebat dan ter'nyata daun - daun itu bagian dari tanaman tomat.

Sembari takjub me'nikmati hamparan luas nya ladang.., pak petani yang ikut me'nyambut ke'datangan pak lurah dan mahasiswa kkn langsung meng'hampiri lalu me'metik buah tomat yang sudah matang.

Sambil ter'senyum ia ber'kata : Nikmati lah buah tomat ini yang masih segar.

Kata - kata beliau di tujukan kepada joshua dan Natalie.

Dengan senang hati dan riang mereka ber'dua me'nerima buah tomat yang di petik tadi kemudian langsung melumat nya.

1,2 kunyahan mereka rasakan begitu lahap di ending terakhir senyum mereka begitu ter'buka lebar karena buah tersebut benar - benar segar dan dingin.

(Terima kasih pak) ucap joshua & natalie baru kali ini kami men'cicipi buah langsung dari pohon nya.., bagi kami ini adalah moment ter'indah dlm hidup kami sambil terus me'ngunyah buah tomat ter'sebut.

Nikmati lah se'puasmu ( jawab pak tani ) di sini ada sekitar 1 hektar tanaman ber'bagai jenis buah.., ( bukan begitu pak lurah sambil menengok ke pak lurah )

Betul.... sahut pak lurah.

*==============*

Se'mentara para mahasiswa dan warga asyik me'ngobrol.., tak terasa waktu sudah menunju'kan pukul 12:15 dan adzan dzuhur ter'dengar samar di penjuru desa.

Pak kades setempat, lalu mengajak jhosua & natalie untuk ber'istirahat di pendopo beserta warga yang lain.

Se'dangkan rubiah sudah berada di pendopo ter'lebih dahulu namun seperti biasa ramdhan alfariz ter'tinggal di belakang ketika teman mahasiswa yang lain ber'tanya ???

Siti rubiah dengan simple men'jawab bahwasan nya ramdhan sedang jama'ah solat dzuhur di masjid penjuru desa.

Selang be'berapa menit ke'mudian ter'dengar bunyi gelas nyaring di aduk meng'gunakan sendok teh dan ter'cium wangi kopi alami yang biji nya di petik langsung dari alam.

be'berapa gelas lalu di sajikan oleh warga kepada para mahasiswa/mahasiswi yang sedang ber'istirahat tentu nya di barengi dengan sikap yang ramah dan nyaman.

Ketika ke'pulasan asap ber'putar me'ngelilingi indra alat pencium mereka.., dengan sigap pak lurah men'jelaskan bahwasan nya :

Inilah tradisi warga kami se'habis lelah ber'kebun atau ber'tani di siang hari sering kali kami ber'kumpul,ber'cengkrama ber'sama hanya untuk me'nikmati segelas/se'cangkir kopi hangat.

kemudian natalie pun me'lempar'kan sebuah per'tanya'an mewakili teman yang lain.

Apakah kopi ini di giling/di lembut kan meng'gunakan mesin ?

oh.., tidak jawab pak lurah !!!

Kopi yang kami konsumsi proses pem'buatan nya dengan cara di panas'kan di atas api tungku dan wajan yang besar kemudian cara pe'ngopenan kami tutup rapat biji kopi meng'gunakan pe'nutup sesuai dengan ukuran wajan.

Lalu..., ucap natalie...

Setelah bener - bener matang kopi kami angkat kemudian di masukan ke dalam lesung yang sudah di sediakan dan di tumbuk meng'gunakan alu/halu.

tidak sampai di ditu setelah proses pe'numbukan selesai kopi lalu di ayak meng'gunakan saringan khusus sehingga meng'hasilkan kopi yang sangat lembut dan ber'aroma sangat kuat karena proses pem'buatan nya secara manual tanpa meng'gunakan mesin.

Rubiah.., wah pak bener - bener luar biasa !

tentu nya.., jawab pak lurah.

Ber'arti kami bener - bener beruntung kkn di sini bisa me'rasakan langsung hasil per'tanian tanpa volusi balas Rubiah.., teman yang lain pun se'rempak meng'iyakan.

Pak lurah : wah biasa saja.., mungkin tempat kami jauh dari ke'hidupan modern.

Rubiah : iya.., tapi kami sangat nyaman di sini kok pak.

Pak lurah : ya sudah kalau begitu.., mari kita minum kopi ber'sama.

Baru saja pak lurah ber'sama warga dan mahasiswa me'ngangkat gelas kopi hendak me'minum nya.., dari luar pen'dopo muncul ramdhan alfariz lalu me'ngucapkan salam.

Nah.., kebetulan nak ramadhan tiba mari sini kita minum kopi bareng sekalian ( sapa pak lurah )

Baik pak ( jawab alfariz )

Salah seorang warga pun segera menyodor'kan segelas kopi hangat buat diri nya.

Sedikit tegukan ber'bunyi dari mulut mereka secara ber'sama'an srruuppp...., Wah kopi ini benar - benar Nikmat ucap para mahasiswa.

Acara selanjut nya pun di isi oleh dialog atau obrolan antara pak lurah,warga,dan mahasiswa.

Suasana begitu hangat kental dan ber'irama satu sama lain saling ber'baur saling men'dekatkan tali silaturahmi.

Hingga waktu me'nunjukkan pukul setengah tiga sore barulah mereka bubar barisan dan warga pun pulang ke rumah masing - masing.

Matahari terlihat bersinar ber'bayang, angin lembut yang mem'bawa sore ber'tiup begitu menyisir seperti tangan yang melambai - lambai.

Separuh dari kegiatan pen'duduk sekitar tentu nya terhenti karena per'siapan untuk menuju sholat asyar.

==================

bersambung >>>>>>>