5 Malam

Kembali ke kediaman latifah bin murti..., Lampu lentera yang ter'buat dari sumbu minyak kem'bali ber'goyang tertiup angin yang semeribit me'nusuk tulang me'nembus kulit.

De'daunan yang nampak samar terlihat hijau.., ter'tutup embun ber'bintik air yang kadang me'netes men'jatuh'kan beku nya.

Di pinggir rumah latifah nampak se'ekor burung yang ter'tunduk me'nutupkan sayap.

Kedua mata burung yang bulat besar dan ber'binar sering kali melirik ke'kanan, kekiri, ke'atas serta kebawah dengan tubuh sedikit ber'getar karena ke'dinginan.

Ia.., adalah si barok begitulah cara meng'hadapi cuaca.

Sementara itu di dalam rumah..., pak rasyid,bu murti ter'dengar sedang ber'dialog atau me'ngobrol.

Murti : pak.., bagaimana dengan pa'nenan kita ?

pak rasyid : Tinggal se'bagian bu...

yang separo nya lagi belum sempat aku be'reskan/rapihkan.

tetapi sayur kangkung yang kalian petik sudah aku ikat dan aku rendam di tengkulak air yang ada di belakang.

Murti : iya pak terimakasih.

Pak rasyid : oh.., iya tolong bu air teh ku di isi air panas lagi ini udah agak dingin.

Murti : baik pak.

Setelah menuang air panas.., Mereka ber'dua kembali me'ngobrol.

Murti : pak mungkin 2 atau 3 hari lagi kita akan ke pasar men'jual hasil panen ladang kita.

Pak rasyid : iya bu.., nanti aku akan mem'bawa jagung sekitar 2 karung.

Se'mentara kamu dan latifah mem'bawa hasil sayuran.

Murti : iya pak...

pak rasyid : di usaha'kan latifah jangan mem'bawa barang yang berat - berat dan belikan lah dia satu dua helai kebaya.

Murti : iya pak.., kan dia anak kita satu - satu nya mau buat siapa lagi kalau kita punya rezeki lebih.

Sedang asyik - asyik me'ngobrol..., ter'dengar satu, dua langkah kaki dari kamar menuju ke ruangan tengah.

Tap..,tap..,tap...,tap....!!!

Pak rasyid : mau kemana kamu fah ??

Murti : iya fah mau kemana ?

kan ini sudah hampir jam 10 malam.

Aku mau ngasih makan burung pak / bu (jawab latifah )

sembari mem'bawa kotak kardus be'rukuran sedang.

Pak rasyid : Iya tapi kalau masuk rumah jangan malam - malam fah.

latifah : baik pak..

Bu murti hanya meng'agukan kepala dan ter'senyum sedikit per'tanda meng'ijinkan anak nya untuk pergi keluar.

Setelah di luar rumah..., latifah segera ber'jalan ke pinggir di mana tempat ber'semayam si barok burung ke sayangan di pelihara.

Dengan per'lahan latifah meng'elus kepala si barok yang telah menatap sayu keberada'an diri nya.

karena si burung tau yang lagi berdiri di hadapan mata adalah sang majikan .

Lap..,lap..,lap... jalkun si barok menelan san'tapan yang di berikan latifah yaitu berupa jangkrik dan kodok sawah ber'ukuran sedang di sertai patuk mulut yang begitu runcing dengan kilat si jangkrik dan kodok terkulai kaku karena di buat nya.

Sengaja latifah me'ngambil jangkrik, kodok di pagi dan sore hari sembari mem'batu pekerja'an Orang tua nya di ladang.

Tiga puluh menit sudah ber'lalu.., setelah ia mem'beri makanan ke'gemaran si burung.

Kemudian ia duduk - duduk di teras rumah ber'alas'kan anyaman tikar dan bangku panjang ter'buat dari bambu.

Di temani se'cangkir teh hangat..., acap kali kedua kaki di ayun - ayun'kan sambil melipat tangan men'dekap badan karena secara ke'betulan malam itu cuaca hujan gerimis ber'kabut tebal.

Rincikan te'tesan air hujan yang ber'sumber dari atap ilalang rumah begitu men'derap seakan ber'irama me'nandakan keberada'an nya.

Entah apa yang ada dalam pikiran latifah ???.., sering kali ia melihat ke atas menatap hujan dan kadang se'sekali berdiri di tepian teras.., hanya untuk sekedar mem'basahi kedua tangan lalu kemudian di usap'kan ke rambut dan muka.., entah cara ia me'nahan rasa kantuk atau mungkin latifah memang senang ber'main - main air hujan.

Jika ada se'seorang yang me'meregoki nya.., mungkin orang ter'sebut akan ter'kagum - kagum melihat ke'cantikan latifah karena muka yang begitu segar,cerah ber'binar, apalagi melihat rambut nya mengkilat panjang dan hitam ter'kena sinaran lampu lentera yang agak ben'derang.

Hanya si barok lah yang bisa menikmati ke'cantikan serta ke indahan paras latifah.

*=================*

Tak selang be'berapa lama..., ia ber'putar dan ber'balik badan yang tentu nya akan me'masuki rumah menuju tempat kamar per'istirahatan.

di iringi oleh dentingan rintik hujan.., kaki latifah mulai di angkat dan di lurus'kan sembari badan di baring'kan di atas dipan yang agak usang.

tarikan nafas ter'dengar begitu panjang Ber'dentam dan ber'irama yang me'nandakan latifah memang agak kelelahan.

Krik...,krik...,krik..., desir suara jangkrik saling bersahutan dan Ber'talu - talu me'nyanyikan alunan nada ter'baik nya.

hinar malam yang mulai men'cekam dengan sombong me'nunjukan hitam pekat nya semua saling Ber'padu meng'hantar keluarga pak rasyid jauh ter'lelap di dalam palung tidur setelah reda rintik hujan.

Pendek rasa nya waktu yang Ber'naung di malam itu tak terasa fajar pagi telah me'njemput binar sinar mentari.

Seperti sedia kala.. keluarga pak rasyid menuju danau curug tujuh untuk mandi mem'bersih kan diri.

Terlihat rambut latifah basah ter'urai ia sengaja ber'jemur di depan rumah agar rambut cepat me'ngering setelah meng'gunakan handuk.

hari itu tepat'nya hari minggu biasa pak rasyid menjual hasil palawija ke pasar.

Dua keranjang yang terbuat dari lilitan rotan telah di per'siapkan menjadi anyaman sebagai media sayuran atau hasil panenan untuk di angkut ke pasar.

Sementara itu.., bu murti sudah ber'siap dengan gendongan yang di ikatkan oleh seutas kain tali kemben ke badan dan berisikan rempah - rempah tanam - tanaman yang berada di ladang.

fah..,latifah... ayo kita be'rangkat ? ( ucap Bu murti )

Sebentar Bu..., aku akan me'ngajak si barok kasian jika ia di tinggal sendiri ( sahut nya )

Bu murti : jangan lupa tutup pintu rumah !!!

Latifah : baik bu....

Ber'iring, ber'duyun dan langkah - per'langkah mulai di hentakan.

Se'mentara itu pak rasyid berada di barisan paling depan.

Turunan, tanjakan, serta per'bukitan telah mereka lewati ketika sungai kecil Yang mengalir deras meng'halangi mereka tetap gigih meng'hadapi.

Dan kadang kala si barok yang setia berada pada pundak latifah ia terbang men'dahului meng'gepakan sayap nya seolah ia men'jadi petunjuk jalan atau pedoman bagi keluarga pak rasyid.

Sering kali ia men'dengung kan suara nya jika ada hewan yang lain yang bisa meng'hambat per'jalanan majikan nya..., seperti ular kecil,babi hutan, ayam hutan bahkan kijang/rusa.

Semua hewan ter'sebut se'akan langsung ter'sudut kan karena gentar dengan tandem si barok yang terbang me'nyilang kesana - kemari.

Di jalan setapak yang di lalui keluarga latifah sebelah kiri dan kanan ter'dapat rumput pe'pohonan dan semak belukar yang ber'baris me'manjang.

ranting kering dan de'daunan tak sedikit yang Ber'guguran di sebab kan tiupan angin atau sepak terjang kaki dan sayap si barok yang men'jadi tameng keluarga latifah.

Setengah hari telah ber'lalu dan akhir nya mereka pun sampai di pasar.

===========

bersambung>>>>

avataravatar
Next chapter