webnovel

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
181 Chs

Chapter 180 - Kembalinya sang Kaisar

Selatan benua Ziuria, di dalam ruang kerja Ratu kerajaan Abyc, Ratu Ausele tengah terduduk dengan keningnya mengkerut kuat setelah dirinya membaca sebuah surat yang dibawakan oleh tangan kanannya.

"Serius?" tanyanya terheran-heran seraya menoleh kearah seorang pemuda yang dulunya ia seorang menteri, kini menjadi tangan kanan sang Ratu.

"Ya, Ratu ku. Tapi, saya pikir untuk tidak menanggapi mereka," balas pemuda itu dengan wajah tak senang "Mau bagaimana juga sudah jelas mereka hanya menginginkan bantuan untuk melawan Kekaisaran," lanjutnya dengan sikap tak acuh akan isi surat itu.

Surat kertas berwarna keemasan, ditulis dengan rapih serta tanda tangan dari sosok pejabat penting Kerajaan besar di utara perbatasan Kerajaan mereka. Sungguh sekalipun Ratu tak percaya bila ia akan mendapat sebuah undangan 'minum teh' di kerajaan sang pejabat. Jelas, tangan kanan Ratu Ausele tak senang dengan kedatangan surat itu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com