webnovel

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
181 Chs

Chapter 166 - Reuni singkat

"Lama tidak bertemu, paduka Void. Maaf jika kedatangan saya sangat tiba-tiba," ucapnya.

Void langsung membalas ucapannya "Ah, tidak apa-apa. Masuklah dulu lalu katakan apa tujuan mu kemari, Nona Veira."

Tubuh Veira kembali tegak disertai senyuman tipis "Baik," balasnya dengan suara yang sangat lembut.

Kemudian perempuan itu melangkah masuk kedalam kamar sang Kaisar, sementara Scintia langsung bergegas mempersiapkan tempat duduk untuk mereka berdua. Karena hanya ada satu, akhirnya Scintia membawa satu kursi lain dari ruang makan yang ada di lantai bawah dengan cepat serta membawa meja. Bagaimana? Dia menggunakan sihir ruang penyimpanannya untuk menbawa sua benda itu sekaligus.

Melihat keahliannya menggunakan sihir dan kesigapannya membuat perempuan itu takjub melihatnya

"Wah, Scintia. Kamu semakin hebat saja menggunakan sihir."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com