Meski Larisa dengan tegas berkata seperti tadi pada Lisa, namun tak dipungkiri hatinya sedikit terusik. Dia berjalan tanpa arah. Tak tahu harus kemana. Untuk pertama kalinya dia merasa sendirian di sekolah. Padahal begitu banyak yang berlalu-lalang di sekolah itu namun Larisa merasa sendirian karena tak ada yang menemaninya. Padahal dulu tak pernah dia merasa seperti itu.
Dulu saat dia masih akrab dengan Pretty dan Gina, kemana pun pergi mereka berdua selalu bersamanya. Mereka tertawa dan bercanda bersama. Hah, Larisa jadi merindukan masa-masa dia dan kedua sahabatnya tertawa bersama, apalagi jika mengenang sikap absurd Pretty yang selalu sukses membuat Larisa tertawa. Namun kini …
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com