Siji tak pernah menyangka sebelumnya bahwa ia bisa berada di sini, di Busan, kota metropolitan kedua setelah Seoul, Korea Selatan. Memang benar, di awal-awal Siji pernah mengatakan ingin menggantikan Reiji saat pertukaran pelajar suatu saat. Siapa sangka takdir mengabulkan keinginan Siji itu. Namun, dasarannya Siji kurang bersyukur, ia mengeluh saja sejak menginjakkan kaki ke Kota Busan ini.
"Tau gitu, gua masukin barang-barang gua aja kemarin ke koper ini," gerutu Siji yang baru membongkar koper miliknya setelah beberapa hari tiba di Busan, Korea Selatan. Iya, Siji itu memang orangnya mageran. Tumpukan baju kotor saja tunggu sampai segunung dulu baru dia cuci. Kalau kata Tuan Yudha, cuciannya Siji sudah seperti Gunung Everest, baru Siji mau mencucinya. Tak apa, untung ganteng.
Siji kembali mengeluarkan isi koper yang sebelumnya milik Reiji itu. Ia tak sempat mengganti dengan barangnya. Saat itu, permintaan Reiji untuk menggantikan dia begitu mendadak.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com