"Eh?" Siji terkejut. "Bagaimana kamu tahu melakukan itu, Rei? Dan tumben juga mau kotor-kotoran."
"Pesan tadi terlalu ambigu, Siji. Jadi, itu pasti ringkasan akhir. Tapi, mereka pasti akan meninggalkan bekas di permukaan batu yabg lainnya," kata Reiji. Dia segera melanjutkan untuk mengolesi abunya. Segera, ada banyak garis nyata yang muncul di batu.
Itu adalah garis poligonal tidak beraturan dengan bentuk aneh yang tak terlukiskan.
Siji dan Reiji saling berpandangan. Mereka sama-sama menelan ludah, dan mundur selangkah.
Reiji mengangambil headlamp yang berada di kening Siji secara paksa.
"Hadoh! Bilang dong kalau mau minjam, Rei! Aku pasti akan menyerahkannya padamu kok!" kesal Siji karena kepalanya ditarik-tarik oleh adiknya.
Reiji menyalakan headlamp itu dan syukurlah masih bisa menyala. Reiji menyorotkan cahaya itu ke bebatuan. Garisnya sangat jelas, seperti saat pertama kali membuat sketsa kasar dan harus menggunakan garis lurus untuk membuat garis bentuk umum objek.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com