Ekspresi kaku di wajah Tang Yu terlihat menjadi sedikit rileks, "Pasti hubunganmu dan dia sangat baik."
Pei Qiqi tidak menjawabnya, dia tidak ingin membicarakan hal ini dengannya.
Mana mungkin Tang Yu tidak menyadarinya?!
Pria itu tertawa datar, "Sudah makan belum?"
Jika Tang Yu tidak bertanya mungkin dia sudah lupa dengan rasa laparnya, tapi Pei Qiqi langsung merasa lapar saat Tang Yu mengungkitnya.
Pei Qiqi mengangguk. Sebenarnya dia juga takut kalau Tang Yu akan menyinggung hal yang lainnya.
Tang Yu berjalan keluar sambil berbicara, "Hari ini bibi yang bekerja paruh waktu tidak datang, apa kamu bisa memasak?"
Pei Qiqi terlihat tertegun sejenak kemudian menjawab, "Bisa."
Tang Yu terlihat berpikir sebentar dan berbalik menatapnya, "Bisa masak mie ayam suwir?"
Pei Qiqi mengangguk.
"Kalau begitu masak mie ayam suwir saja!" Tang Yu memutuskan.
Pei Qiqi mengira kalau dia sudah bosan dengan makanan lezat di luar dan datang ke sini… Pei Qiqi segera bergerak walaupun dia sudah merasa sangat letih.
Pei Qiqi berpikir, memuaskan perutnya akan lebih baik daripada memuaskan tubuhnya.
Saat menggunakan panci untuk membuat sup ayam, dia bahkan berpikir mungkin saja keahlian memasaknya lebih menarik hati daripada tubuhnya, kelak dia bisa memasak setiap hari untuknya…
Tapi kenyataan selalu lebih kejam. Saat Pei Qiqi sedang fokus membuat sup, sepasang tangan besar melingkar di pinggang kecilnya, sebuah napas hangat ditiupkan di tengkuknya, suaranya yang rendah terdengar serak, "Berapa lama lagi, aku sudah lapar."
Dia mengangkat tangannya dan menyuruh Pei Qiqi untuk melihat jam tangannya… sudah jam delapan!
Kemudian dia menggigit pelan leher Pei Qiqi sebagai hukuman, "Lain kali jangan pulang selarut ini."
Pei Qiqi sedikit hilang fokus karena gigitan itu. Hatinya berpikir, apa dia sebaiknya berdiskusi mengenai masalah hari Senin sampai Minggu dengannya…
Tapi sekarang jelas bukan waktu yang tepat.
Beruntung Tang Yu hanya berkeluh kesah sebentar saja lalu pergi lagi, hati Pei Qiqi kembali tenang.
Tang Yu berjalan kembali ke ruang tamu, dia tidak fokus mengerjakan pekerjaan kantornya lagi. Dia merapikan pekerjaannya sebentar dan mengambil majalah untuk dia baca…
Dari tempat Pei Qiqi, dia bisa melihat Tang Yu sedang duduk bersantai di sana, kakinya saling ditumpangkan, terlihat santai tapi tetap elegan.
Pei Qiqi melihat sisi wajahnya, dia merasakan perasaan familiar yang aneh, tapi dia tidak ingat di mana pernah melihatnya.
Sup ayam sudah jadi, dia mencicipinya dan menuangkannya ke dua mangkuk. Dia lalu mengeluarkan semua ayam dan menyiramnya dengan air dingin, kemudian mulai membuatnya menjadi suwiran-suwiran kecil. Setelah itu Pei Qiqi mencuci sayuran hijau dan beberapa jamur…
Sepuluh menit kemudian dua mangkuk mie yang sangat harum sudah disajikan di atas meja makan. Kemampuan memasaknya yang bagus semua berkat sikap keras Zhou Meilin terhadapnya…
Tang Yu mencium aroma harum, dia meletakkan majalah di tangannya dan berjalan ke meja makan lalu duduk di sana.
"Cicipilah." Pei Qiqi duduk di sampingnya dan berkata pelan, ekspresinya terlihat cukup tegang.
Tang Yu menoleh dan tersenyum, "Dari aromanya terlihat enak."
Dia kemudian mencicipinya sesuap, rasanya cukup murni dan sangat lezat!
Tang Yu dengan cepat memakan habis semangkuk mie itu, setelah itu dia meletakkan sumpitnya dan menatap Pei Qiqi.
Pei Qiqi makan pelan-pelan, di dalam mangkuknya masih ada separuh lebih.
Merasakan tatapan Tang Yu, Pei Qiqi mengangkat wajahnya dan kemudian bertanya, "Kamu masih ingin makan, ya?"
Tang Yu tidak menjawabnya. Tapi bukankah diamnya seorang pria angkuh itu berarti iya?
"Kalau begitu aku akan memasak semangkuk lagi." Pei Qiqi mengatakannya sambil berdiri hendak memasak lagi.
Tapi kemudian sebuah tangan dengan jari-jari yang panjang menahannya, pria itu kemudian berkata, "Tidak perlu…"
Tang Yu terdiam sejenak, tatapan matanya jatuh ke mangkuk Pei Qiqi, "Apa kamu bisa menghabiskannya?"
Pei Qiqi sedikit tertegun. Dia menggelengkan kepalanya pelan… Apa Tang Yu ingin makan sisa makanannya?
Tang Yu kemudian melepaskan tangannya, tubuhnya bersandar ke kursi, dia lalu berkata datar, "Kalau begitu bagi setengah untukku!"