webnovel

ABCD

Ali duduk diruang tengah rumah Prilly, menatap malas tiga manusia di depannya itu. Tadi datang kerumah Prilly ingin mengajak Prilly jalan jalan, namun sialnya Adiknya-Ariyanto malah datang bersamaan dengan Amanda.

Dan Ali jadi tidak bisa mengajak Prilly jalan-jalan, padahal kan niatnya ia akan mengatakan perasaannya pada Prilly. Tapi semua itu gagal total!

"Kak lo mau ikut main gak?" tanya Ariyanto menatap kakak itu dengan tersenyum sok polos di mata Ali.

"Gak." ucap Ali malas.

"Yaudah kita mau bertiga aja ya." ucap Ariyanto, Prilly dan Amanda mengangguk.

"Yang kalah pokoknya harus mau ngelakuin apa aja yang di suruh yang menang. Gimana?"

"Oke."

"Oke, nama hewan yak."

"A B C D E F G H I J K." {sebenarnya ini permainan yang sering gue mainin waktu kecil 😂}

"Kecoa." [amanda]

"Kancil." [prilly]

"Kadal." [Ariyanto]

"Kupu-kupu." [amanda]

"Ahh apalagi ya perasaan kayaknya banyak deh hewan dengan nama depan K." gumam Amanda.

"Koala." [Ariyanto]

"Kera." [prilly]

"Bukanya harusnya monyet ya?" tanya Ali.

"Sama aja Ali." balas Prilly.

"Kambing." Amanda]

"Bukanya harusnya Domba ya?" tanya Ali lagi.

"Kambing sama Domba itu sudah beda kak." kali ini Amanda yang menjawab.

"Keledai." [Ariyanto]

"Kura-kura." [amanda]

"Ini nama nya permainan apa sih?" tanya Ali kembali bersuara.

"Permainan suka suka." balas Prilly asal.

"Suka-suka?" tanya Ali tidak mengerti.

"Ya, suka suka kita mau main apa aja." balas Prilly.

"Eh."

"Ahh udah deh Ali sebaiknya lo diem. Gue jadi lupa kan tadi mau nyebutin nama heran apa!" ucap Prilly kesal.

"Kayaknya udah habis deh." ucap Amanda.

"Amanda dapat empat, lo dapet dua dan gue dapet tiga... Tess gue selamat, lo yang kalah Prilly." ucap Ariyanto karena dirinya mendapat angka diatas Prilly walau di bawah Amanda.

Prilly menatap Ali dengan kesal. "Gara-gara lo gue jadi kalah kan." ucap Prilly menunjuk Ali.

"Kok gue sih."

"Iya elo."

"Udah udah Prilly kalau kalah mah udah kalah aja jangan nyalahin kak Ali." ucap Amanda.

"Jangan yang aneh aneh ya." pinta Prilly menatap Amanda horor. Kapan mereka pernah memberikan tantangan yang nggak aneh.

Amanda menggelengkan kepala nya lalu tersenyum evil. "Kapan gue pernah ngasih tantangan yang aneh aneh." ucap Amanda.

"Perasaan setiap kali lo ngasih tantangan ga jelas mulut deh Man." Ucap Ariyanto mengingat ingat apa saja tantangan yang Amanda kasih buat Prilly.

Amanda mendelik kearah Ariyanto. "Diem deh, lo juga sama kan."

"Iya juga yah." ucap Ariyanto menggaruk belakang kepalanya yang malah gatal beneran 😂.

"Kok kalian malah ribut sih." ucap Prilly kesal.

Ali hanya diam menatap ketiga bocah gila di hadapannya itu. Ya menurut Ali mereka itu memang rada rada sih.

"Sebentar.... "Ucapan Amanda terputus saat sebuah suara bel rumah Prilly berbunyi.

"Nah itu dia."

Ariyanto dan Prilly bahkan Ali pun kaget saat Amanda tiba tiba berseru keras, menatap Amanda tajam.

"Hehe peace ✌."

"Huh."

"Lo buka pintu itu dan langsung cium siapapun dia."

Prilly memutar bola matanya malas. "Lo mah selalu gitu."

"Iya nggak ada tantangan lain apa Nda?" tanya Ariyanto, entahlah kali ini ia merasa nggak rela kalau Prilly nyium orang di balik pintu itu.

"Nggak!"

"Gimana kalau Prilly nyium gue aja." Ucap Ali tiba tiba membuat Prilly dan Ariyanto melotot.

"Nggak bisa." ucap Ariyanto mengibaskan tangannya keudara.

"Daripada Prilly nyium orang di balik pintu itu, kan siapa tau itu orang gila." ucap Ali.

"Lebih baik Prilly nyium orang gila itu dari pada lo." ucap Ariyanto.

"Heh kenapa malah jadi kalian yang berdebat sih.... Lagi pula mana ngerti orang gila buka pintu. Udah gue mau buka pintu sekalian nyelesein tantangan Amanda." Ucap Prilly panjang lebar lalu beranjak dari duduknya dan berjalan kearah pintu utama dengan kesal.

Kiss You.

êê

Prilly Maharani.

Dengan langkah malas gue berjalan kearah pintu utama rumah gue-eh rumah ortu gue lebih tepatnya- dan langsung membukanya.

Gue tersenyum mendapati siapa orang yang bertamu ke rumah gue. Kakak sepupu gue.

"Isma.... Cup."

Langsung aja gue cium bibirnya sekilas dan langsung menarik tangannya masuk keruang tamu.

Sampai di ruang tamu, gue langsung nyuruh Isma duduk di sofa. Sementara Ismanya sendiri masih diam karena kaget dengan apa tadi gue lakuin.

"Prilly tadi itu?" Tanya Isma.

"Tantangan dari pacar lo." ucap Gue menunjuk Amanda yang duduk di sebelah Ariyanto.

"Apaan sih lo Prilly." ucap Amanda tidak terima.

"Loh emang bener kan kata Prilly, lo kan waktu itu belum mutusin Isma." ucap Ariyanto.

"Ck, yaudah sekarang gue mau kita putus!" ucap Amanda menatap Isma malas.

"Tapi aku nggak mau putus sama kamu." balas Isma.

"Kenapa? Gue nggak suka sama lo, waktu itu cuma tantangan dari Prilly doang." ucap Amanda.

"Mau tantangan atau bukan aku nggak peduli, pokoknya aku nggak mau putus sama kamu." ucap Isma.

"Ck lo nggak asik deh."

"Udahlah Ndaa, lagian Isma juga kan ganteng." ucap gue, bingung juga sih kenapa Isma nggak mau putus sama Amanda walau Amanda sudah bilang kalau waktu itu cuma karena permainan kita doang.

[Itu cast Ismanto Rarendra😍]

"Tau ahh gelap... Gue pulang dulu ya Prilly, Bye kak Ali, Ariyanto." ucap Amanda lalu bangkit dari sofa dan berjalan menjauhi kami.

"Amanda tunggu." ucap Isma ikitan bangkit dari sofa mengejar Amanda.

Apa Isma beneran suka sama Amanda ya?

"Eh Isma tadi kesini mau ngapain?" teriak gue sebelum Isma keluar dari pintu.

Isma membalikkan badannya. "Nanti aja aku kesini lagi, aku pergi dulu ya."

Gue menatap Ariyanto yang juga menatap gue. Lalu kita sama sama mengendikan bahu.

"Lo nggak ikut pulang juga kak?" tanya Ariyanto pada Ali.

Ali menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?"

"Lo juga nggak pulang kenapa?"

"Gue sih masih mau main tts sama Prilly."

"Gue juga ikut."

"Yakin lo mau ikutan main tts?"

"Tapi kalau kalah harus mau di kasih tantangan apa aja sama yang menang loh ya."

"Gue nggak takut."

Gue menatap Ariyanto Dan Ali bergatian karena bingung. Kenapa dua orang ini sepertinya tidak akur. Gue bisa melihat itu dari ucapan mereka dan juga tatapan mereka yang juga tajem.

"Kalian kenapa?" tanya gue pada akhirnya.

Ariyanto dan Al menggelengkan kepalanya kompak.

"Kalian lagi ada masalah?" tanya gue lagi.

Ariyanto dan Ali kembali menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa tatapan kalian tajem banget?"

Lagi. Mereka berdua sama sama menggelengkan kepalanya.

"Kalian bisu ya, di tanya cuma geleng geleng kepala. Atau lagi latihan buat irit suara? Sudah sana lebih baik kalian pulang gue mau mandi. Bye."

Gue pun berjalan meninggalkan Ariyanto dan Ali di ruang tengah, naik ke lantai dua menunu kamar. Mereka nyebelin.

Gue menatap diri gue di cermin kamar gur setelah tadi mandi. Menyisir rambut gue yang masih basah. Gue mengeryitkan dahi karena heran sama diri gue sendiri. Kek ada yang kurang gitu, tapi apa ya.

Gue meraba leher gue, seketika matanya gue membulat sempurna saat ingat bahwa kalung yang gue pakai sudah berbeda. Ya gue ingat ini adalah kalung pemberian Ariyanto kemarin siang.

Astaga kalung doraemon gue kemarin kan di buang sama Ariyanto dan gue nggak nyadar kalau kalung itu penting banget buat gue. Gue harus ke rumah Ariyanto buat nyari tu kalung.