webnovel

Kisah Kehidupan Wawan

Series pertama dari Series "Kehidupan Realita" Part 1 SMP Story. Wawan merupakan Anak indigo yang kocak akan kehidupannya, yang dilahirkan dari keluarga biasa saja. Wawan memiliki berbagai macam sifat Dari mulai konyol, iseng, jahil, dan keinginantahuan yang luar biasa atau biasa disebut dengan istilah kepo. Selain kepo Wawan juga mempunyai sifat ngeselin dan suka ngeluh. Wawan merupakan anak yang terbilang pintar di akademik sekolahnya, tepatnya di SMP-nya. Dikarenakan memiliki dua teman goib sehingga dia bisa mendapatkan juara ke-8 di SMPnya. Bagaimana kisah kehidupannya keseharian si Wawan??? dan Bagaimana Wawan dan kedua teman goibnya bisa kerjasama di olimpiade di waktu SMP?

Alvin_Nardo_1598 · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
25 Chs

Terlambat Sekolah

Sesampainya didepan sekolahan, kami bertiga langsung bergegas turun dari bus sekolah dan mulai berlarian menuju ke pintu gerbang sekolahan. Dikarenakan, gerbang sekolahan mau segera ditutup oleh penjaga sekolah. Sehingga mau gamau, kami bertiga pun lari sekuat tenaga untuk bisa masuk kedalam sekolah. Namun naas-nya, pergerakan menutup gerbang sekolahan yang dilakukan oleh penjaga sekolah terlalu cepat. Sehingga membuat kami terpaksa menunggu diluar sekolahan.

"Sialan! Udah tutup lagi gerbangnya!" Rusya kesal karena gerbang masuk sekolahan ditutup.

"Hosh! Hosh! Capek gila sumpah!" ucapku yang capek berlarian dari turun bus sekolah menuju gerbang masuk sekolahan.

"Sama Wan, capek juga akunya. Turun dari bus sekolah langsung lari kesini." Ucap Alvan yang mengeluh kecapekan.

"Ampun dah! Di hari kedua kita udah telat pula! Reputasi kita dalam sekolah hancur dah!" Rusya merasa kesal karena keterlambatan sekolah yang dia perbuat.

"Percuma marah Rus, kita udah telat ini." Ucap Alvan yang sambil menenangkan Rusya.

"Iya sih, tapi kan gak gitu juga Alvan." Ucap Rusya kepada Alvan.

"Iya sih, mau gimana lagi Rus." Ucap Alvan yang bingung disituasi ditutupnya pintu gerbang.

Ketika kami bertiga sedang berbicara mengenai tertutupnya gerbang masuk, tiba-tiba ada seorang guru yang menghampiri gerbang masuk sekolahan. ntah siapa guru yang menghampiri gerbang masuk sekolahan, aku gatau sama sekali.

"Pak Slamet, bapak nangkep murid terlambat ya?" tanya guru tersebut kepada penjaga sekolah.

"Iya Pak Yadi, biasalah murid harus di hukum ketika gerbang ditutup Pak hehehe." Ucap Pak Slamet seraya dengan nada bercandanya.

"Bagus itu Pak, btw siapa aja murid yang di luar gerbang Pak?" tanya Pak Yadi kepada Pak Slamet.

"Gatau Pak, mungkin murid dari anak kelas satu yang datang terlambat Pak." Ucap Pak Slamet kepada Pak Yadi.

"Hem... gitu." Ucap Pak Yadi kepada Pak Slamet.

"Pak, izinkan kami masuk Pak." Pinta Rusya, agar dibukakan pintu gerbang masuk sekolahan.

"Siapa suruh kalian datang terlambat! Lagian juga alasan kamu terlambat karena kenapa?" Tanya Pak Yadi kepada kami bertiga.

"Kami bertiga terlambat karena angkutan umumnya lama munculnya Pak." Ucap Kami bertiga kepada Pak Yadi.

"Yah... itu derita kalian, Lagipula kalian ini berangkat dari rumah jam berapa emangnya?" tanya lagi kepada kami bertiga.

"Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi, Pak." Ucap Rusya kepada Pak Yadi.

"Bener, Pak. Kami berangkat jam 5 pagi." Timpal Alvan yang mendukung perkataan Rusya.

"Ha-ah, udah tau Jakarta itu macetnya serobi-robi. Kalian tuh harusannya berangkat lebih pagi lagi, misalnya jam setengah 5 pagi." Ucap Pak Yadi kepada kami bertiga.

"Maaf Pak, kami bertiga gak akan mengulangi kesalahan yang sama Pak." Ucap Rusya yang menyesal datang terlambat.

"Maaf kan kami Pak." Ucap Alvan yang menyesal juga.

"Iya Pak, maafkan kami." Ucapku yang ikut menyesal datang terlambat.

"Ha-ah, yasudah. Kalian bertiga masuk, akan tetapi kalian harus dihukum berjemur di lapangan selama 1 jam. Nanti kalian boleh masuk kelas kalian." Ucap Pak Yadi yang masih berbaik hati kepada kami bertiga.

"Baik Pak, Makasih Banyak Pak!" ucap kami bertiga yang senang di bukakan pintu gerbang masuk sekolahan.

"Yasudah! Kalau begitu. Pak Slamet, tolong bukakan pintu gerbangnya Pak!" ucap Pak Yadi kepada kami seraya menyuruh Pak Slamet membukakan pintu gerbang masuk sekolahan untuk kami.

"Siap Pak! Laksanakeun!" ucap Pak Slamet kepada Pak Yadi.

Setelah kami bertiga membujuk Pak Yadi untuk dibukakan pintu gerbang masuk sekolahan, kini terbukalah pintu gerbang masuk sekolahan oleh Pak Slamet.

"Nih, dah tuh! Makanya jangan terlambat lagi!" Ucap Pak Slamet kepada kami bertiga.

"Makasih banyak Pak Slamet!" ucap Kami bertiga kepada Pak Slamet.

"Iya, sama-sama." Ucap Pak Slamet kepada kami.

Usai kami masuk kedalam sekolah, kami bertiga pun langsung disuruh berdiri di lapangan sekolahan dan hormat kearah bendera merah putih selama 1 jam oleh Pak Yadi. Karena keterlambatannya kami pergi kesekolah.

"Nah, kalian harus berdiri dan hormat kearah bendera merah putih di tengah lapangan selama 1 jam! Itu hukuman kalian untuk hari ini. Kalau kalian melakukannya lagi, kalian harus kelilingi lapangan sekolah sebanyak 5 putaran!" ucap Pak Yadi yang menyuruh kami untuk berdiri ditengah lapangan serta memperingati kepada kami, agar kami bertiga untuk datang tepat waktu.

"Baik Pak! Kami janji gak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi." ucap kami bertiga yang berjanji kepada Pak Yadi untuk datang tepat waktu.

"Bagus, kalau gitu!" ucap Pak Yadi kepada kami.

Setelah kami diperingati oleh Pak Yadi, agar kami bertiga tidak datang terlambat lagi. Pak Yadi menitipkan kami kepada Pak Slamet, karena dirinya mau masuk kedalam kelas untuk mengajar. "Pak Slamet, tolong jagain mereka ya! Saya mau masuk ke kelas dulu, mau ngajar saya."

"Baik Pak! Saya akan jagain mereka Pak." Ucap Pak Slamet kepada Pak Yadi, seraya tersenyum kearahnya.

Seusai menitipkan kami kepada Pak Slamet, ia pun memperingatkan kembali waktu hukuman yang diberikannya kepada kami. "Ingat! Satu jam!"

"Baik Pak!" sahut kami bertiga kepada Pak Yadi.

"Good!" Ucap Pak Yadi kepada kami, seraya pergi meninggalkan kami bertiga di lapangan bersama Pak Slamet.

---1 jam kemudian---

Setelah 1 jam berlalu kami di hukum berdiri dan hormat kepada bendera merah putih, kami pun akhirnya pamit kepada Pak Slamet serta membilangkan juga bahwa kami bertiga sudah melaksanakan hukuman yang diberikan dari Pak Yadi.

"Pak, Kami sudah selesai dengan hukumannya." Ucap Alvan yang mewakili kami untuk bicara kepada Pak Slamet bahwa hukuman Pak Yadi telah usai.

"Iyaudah, kalau gitu. Kalian masuk kedalam kelas sana! Dan jangan ngulangi kesalahan yang sama ya!" Pak Slamet menyuruh kami untuk pergi kedalam kelas serta menasehati kami bertiga untuk tidak mengulangi kesalahan lagi.

"Baik Pak! Kami duluan ya, Pak!" Kami bertiga berpamitan kepada Pak Slamet untuk masuk kedalam kelas.

"Oke!" ucap Pak Slamet kepada kami.

Selesainya kami membilangkan hukuman sekaligus berpamitan pergi kepada Pak Slamet untuk masuk kedalam kelas, kami bertiga pun pergi meninggalkan beliau.

Sesampainya di koridor kelas, kami bertiga pun berpisah menuju kekelas masing-masing.

"Aku duluan ya, Van!" Pamit Rusya kepada Alvan, sembari melambaikan tangannya.

"Iya hati-hati Rus!" ucap Alvan kepada Rusya, sembari membalas lambaian tangan Rusya.

"Iya Van!" ucap Rusya dengan tersenyum.

Usai aku dan Alvan berpisah dengan Rusya di koridor kelas, aku pun mengajak Alvan untuk melanjutkan kembali pergi menuju ke dalam kelas.

"Yuk, Van! Kita ke kelas!" ajakku kepada Alvan, untuk pergi masuk kedalam kelas.

"Ayo, Wan!" ucap Alvan kepadaku.

Setelah aku mengajak Alvan untuk melanjutkan kembali pergi menuju kedalam kelas, kami berdua pun berangkat menuju kelas kami.