Andini yang masih melirik Leo yang berdiri menatapnya dengan tanpa berkedip berkata saat dia sudah berdiri tegak.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa kamu belum pernah melihat wanita cantik minum air putih sambil berdiri?" suara Andini terdengar ketus.
"Seharusnya kamu berterima kasih padaku karena sudah mendapatkan air minum itu dariku. Kalau tidak …"
Mendengar itu Andini langsung menyela, "Ternyata kamu orangnya perhitungan juga ya, di masa depan jangan membantuku lagi, apapun yang terjadi."
"Hah, kamu ini selalu sensitif ya orangnya." Leo memicingkan matanya, kepalanya sedikit miring berdiri dengan kedua tangan di pinggang.
"Apa kamu masih datang bulan? Atau sebenarnya sifat asli kamu …"
"Datang bulan atau pun tidak, aku rasa itu bukan urusan kamu. Untuk minuman ini …" Andini menyodorkan botol kosong ke depan Leo.
Leo menjatuhkan pandangannya ke tangan Andini yang menyodorkan botol minuman kosong kepadanya lalu dia mengangkat pandangannya, alisnya berkerut.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com