webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
279 Chs

Miss (2)

Inah pergi ke kamar Zee sambil membawa barang-barangnya. Zee langsung memeluk tubuh Inah, Zee menangis dalam pelukan Inah. Inah juga meneteskan air matanya, Inah membalas pelukan Zee dengan erat.

"Jangan nangis ya sayang, nak Zee kan bisa kerumah Bibi. Nanti bibi kasih alamat rumah Bibi, kita gak pisah buat selamanya kita masih bisa ketemu kan? Jadi jangan sedih ya," Zee menganggukkan kepalanya, Inah menghapus air mata Zee.

"Bibi pamit ya," Zee melepaskan pelukannya, lalu Inah pergi melangkahkan kakinya meninggalkan Zee.

Zee melihat Inah dari atas jendela kamarnya, air matanya masih saja turun. Zetta masuk ke kamar Zee, Zee buru-buru menghapus air matanya. Zee tidak ingin Zetta melihatnya menangis, Zee menghampiri mamanya sambil tersenyum.

"Kenapa Ma?" tanya Zee.

"Kamu habis nangis? Kenapa?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com