Zahra mendekati Avin dan mengelus punggungnya dengan penuh kasih sayang. Avin yang mendapat perlakuan seperti itu pun tersenyum dan menatap bundanya dengan sendu.
"Kamu naksir kan sama anak Tante Bella, Zelsa," ucap Zahra yang mampu membuat Avin melebarkan kedua matanya menatap sang bunda.
"Jadi benar kamu suka sama Zelsa?" Bukan menjawab pertanyaan Avin, Zahra justru balik bertanya.
Akhirnya Avin menyerah dan mau tidak mau ia menceritakan semuanya pada bundanya. Menurut Avin percuma ia menghindari sang bunda, karena Zahra bukan tipe wanita yang mudah untuk di kelabuhi ataupun di bohongi. Selain itu percuma jika harus berbohong karena bundanya juga sudah mengetahui hal tersebut. Avin pun menceritakan apa yang sedang ia rasakan pada bundanya.
"Tapi Avin tetap pada prinsip Avin Bun. Avin tidak akan menjadikan Zelsa pacar," ucap Avin penuh keyakinan dan tegas. Zahra hanya terkikik pelan melihat tingkah Avin.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com