webnovel

Jatuh Hati Dan Iri Hati

Suherman pun terpana tapi tidak menolak, dia pun berdiri dan mengikuti Mayang ke arena tari, yang lain sudah menari dengan semangat dan juga sudah mulai menyawer, irama musik pun turut semangat membuat para penari semakin hot menarinya. Kecuali Mayang, muka Suherman memerah karena tidak bisa menari. Dia hanya bisa berdance di diskotik Jakarta.

Mayang tersenyum dia tahu, perlahan dia mulai mengajarkan Suherman menari tari tradisional. Tangan Mayang menyentuh tangan Suherman, lelaki itu seperti merasakan sesuatu dalam dirinya yang berdebar-debar. Perlahan tapi pasti Suherman mulai menggerakan tubuhnya mengikuti goyangan Mayang.

Kini Suherman tidak perduli lagi pandangan orang lain, sampai ia melihat Suhendi kakak tirinya memberikan uang saweran, beruntung Suherman membawa uang. Dia pun mulai menyawer Mayang. Mayang tersenyum ketika tangannya diselipi uang oleh Suherman dia pun menyimpannya di pinggangnya.

Begitulah Mayang mulai menggoda Suherman, menyentuh tangan dan melirik dengan tatapan membuat Suherman terlena. Kalau dilihat dari kacamata penonton mereka bagai sepasang kekasih dibanding pasangan penari biasa.

Ternyata hal itu membuat dua pasang mata ibu dan anak marah dan iri melihat mereka berdua. Melati marah karena Mayang sudah membuat lelaki kaya berlutut di kakinya tanpa bersusah payah. Sedangkan Susanti iri karena hal yang sama, Mayang berhasil menggoda pemuda ganteng di banding dirinya hanya mendapat bandot tua kaya,

--------------------

Keduanya larut dalam alunan musik gamelan, tidak perduli dengan apa yang terjadi disekitar mereka seperti dunia milik berdua. Sampai akhirnya semua berakhir, Mayang dan Suherman tertegun waktu terasa cepat berlalu. Keduanya berpisah dengan saling menatap seakan tidak mau berpisah. Suherman tak percaya bahwa dia akan bertemu belahan jiwanya secepat ini, dia sudah terpanah asmara yang belum pernah dirasakannya selama ini dengan Mayang.

Sementara Mayang, walau punya perasaan sama tapi cepat dihilangkannya, karena dia sudah terbiasa dengan itu, dia menyadari statusnya sangat jauh berbeda. Sebagai penari yang dianggap selalu sebelah mata oleh orang lain yang status sosialnya tinggi, Mayang mendapat predikat sebagai perebut suami orang dan juga seorang janda !

Pada malam itu penghasilannya tidak sebanyak Susanti tapi tidak sedikit juga karena Suherman cukup royal memberikan uang kepada Mayang. Bisa disebut kedua setelah Susanti.

"Eh Mayang, kamu sama lelaki itu lengket banget deh !" seseorang memuji penampilannya.

"Ah, biasa saja kok !" Mayang tersenyum sambil mulai membersihkan riasannya.

"Kamu juga beruntung, di antara kami semua ! kamu mendapat yang paling ganteng dan kaya, masih muda lagi !" ujar yang lain terlihat iri.

"Aku sudah terbiasa dengan itu ! tapi aku tahu statusku yang hanya seorang penari yang selalu di anggap perusak rumah tangga orang, kalian pasti pernah mengalaminya juga kan ? ditambah aku seorang janda yang akan melekat sepanjang hidupku !" jawab Mayang, semua terdiam dan membenarkan pendapatnya.

Tapi tidak dengan Susanti, justru dia senang dan bahagia dengan semua itu. Karena yang dicarinya uang dan tak perduli dia muda atau tua. Kini dia justru iri dengan Mayang, padahal dulu dia menganggap bukan saingannya kini berbeda.

Pesta telah usai, pemilik sanggar akhirnya mempertimbangkan Mayang masuk sebagai penari juga dan ditambah sebagai sinden. Harus di akui Mayang mempunyai daya tarik bagi kedua bakatnya itu. Mendengar hal itu Susanti menjadi benci. Dia pun akhirnya curhat dengan ibunya, apa yang harus dilakukannya.

--------------------

"Ibu, apa yang harus aku lakukan ?" curhat Susanti, Melati hanya tersenyum saja.

"Untuk saat ini, bertemanlah dengan dia !" jawab ibunya, Susanti tertegun.

"Berteman ? maksud ibu apa sih ?" tanya Susanti tidak mengerti.

"Apa salahnya dengan itu ? kita tidak bisa begitu saja menyingkirkannya ! butuh waktu dan bila saatnya tiba barulah kita melakukannya !" jelas Melati, Susanti hanya bisa mengangguk.

Waktu terus berlalu kelompok tari semakin dikenal dan selalu ditanggap ke berbagai tempat dan daerah, semua merasa senang karena penghasilan mereka meningkat drastis. Tentu saja ada dua primadona di sana, Susanti dan Mayang. Oleh pemilik Mayang hanya dikeluarkan di saat tertentu saja sebagai penari dan untuk saat ini dia cukup menjadi pesinden saja, itu membuat Susanti tetap menjadi primadona penarinya.

Setiap kali menari dia selalu mendapat bayaran dari saweran yang paling tinggi, dan juga berhasil menggaet lelaki kaya. Sedang Mayang dan lainnya harus puas dengan bayaran yang terlalu besar, tapi itu tidak membuatnya iri hati. Berbeda dengan yang lainnya mereka sering bergosip, itu pun melakukannya di belakang Susanti.

Dengan uang yang banyak Susanti bisa membeli peralatan kecantikan yang cukup mahal bagi seorang penari seperti dirinya, begitu pun dengan pakaiannya. Sampai akhirnya ketika kelompok tari mereka di tanggap oleh seorang pengusaha kaya raya. Pemilik pun akhirnya menurunkan Mayang sebagai penari. Tapi Susanti tidak perduli tentang itu. Kali ini Mayang yang pertama menari dan dia berhasil menggaet seorang tamunya tuan rumah yang seorang pejabat yang sudah berumur.

Dengan keahliannya Mayang berhasil mendapat saweran yang cukup banyak, dia dengan lihai menepis segala rabaan yang di lakukan lelaki berumur 50 tahunan itu tanpa membuatnya marah atau tersinggung. Babak kedua Susanti akhirnya muncul dan juga dan berhasil menggaet salah satu putra tuan rumah. Tanpa disadari sebenarnya keduanya seperti sedang bersaing satu sama lain, yang makin lama membuat Susanti tidak mau kalah dari Mayang. Semua juga tahu tentang hal itu, dan sudah menjadi rahasia umum. Tapi Mayang sendiri justru menganggap biasa saja, tidak merasa bahwa dirinya dan Susanti seperti itu. Untuk apa toh dia berbeda jauh dengan Susanti yang masih muda dibanding dirinya.

------------------

Sementara itu, Suherman sejak peristiwa itu menjadi sering melamun. Di satu sisi dia belum mengakui bahwa dirinya sudah jatuh cinta kepada Mayang, tapi disisi lain Suherman tidak bisa tidur tanpa membayangkan wajah gadis cantik itu. Bahkan beberapa kali memimpikannya. Sayang dirinya kemudian mendengar cerita gosip diluaran tentang siapa Mayang sebenarnya.

Suherman pun memutuskan untuk melupakan perempuan itu, dan kembali ke bangku kuliah di Jakarta dan kembali ke kehidupannya dahulu.

"Hei, Man ! dari tadi kok lu melamun saja ?" tanya seseorang temannya.

"Ah enggak kok !" tepis Suherman, terdengar musik disko mengalun dan menghentak mengajak siapa pun untuk bergoyang.

"Kirain lu mikirin si Vina !" ujar temannya.

"Apaan sih lu !" jawab Suherman sambil tersenyum dan mengambil minuman.

"Tuh benarkan !" seru temannya.

"Dasar, si Vina itu sudah punya cowok si Robi !" kembali Suherman.

"Cih, si Robi bukan apa-apa di banding lu Man ! ganteng, iya ! kaya ? iya juga ! apalagi coba yang kurang dari lu !" temannya memuji dirinya.

"Gue engga tertarik dengan dia Wan !" jawab Suherman.

"Nah, lalu lu suka sama siapa ?" Irawan temannya berusaha mencari tahu siapa yang dipikirkan temannya itu. Suherman menghela nafas.

"Gue jatuh cinta dengan seorang ... penari ronggeng !" akhirnya dia mengakuinya, tentu saja Irawan terkejut bukan main, atas pengakuan temannya itu.

Bersambung ...