webnovel

Pertemuan Pertama

Pesta pernikahan berlangsung sangat meriah di hadiri para pejabat dan juga masyarakat yang begitu antusias melihat pertunjukan kesenian yang di gelar oleh pasangan pengantin. Ini adalah hari terakhir pelaksanaan hiburan dan juga paling ditunggu-tunggu, baik para pejabat atau pun masyarakat biasa. Arena pertunjukan sudah di penuhi penonton padahal dimulainya baru pada pukul 21.00 malam nanti sampai pagi.

Para pengisi acara sudah bersiap, terutama para pesinden terus berlatih agar terdengar suara mereka lebih merdu termasuk juga dengan Mayang, dia akan masuk menjadi penari di babak kedua. Sementara Susanti dan lainnya sibuk merias diri secantik mungkin. Susanti tersenyum dia dan ibunya sudah sejak awal melakukan ritual khusus untuk acara ini.

Melati begitu senang dan bahagia ketika Susanti memberitahu tentang acara itu sebulan sebelum diadakan. Keduanya tak sabar menantikan hal itu.

"Kamu harus melakukan ritual Santi ! agar aura kamu keluar dan pesonamu dapat membuat siapapun lelaki di sana akan bertekuk lutut kepadamu ! ingat ini bukan acara biasa ! banyak tamu para pejabat dan pengusaha yang akan hadir !" perintahnya kepada putrinya.

"Iya bu aku mengerti ! makanya aku memberitahu ibu !" jawab Susanti tersenyum, padahal wajahnya sudah cantik, kenapa harus menjalankan ritual segala ? Melati sadar putrinya memang sangat cantik tapi tidak memiliki pesona kuat untuk memikat lawan jenis. Apalagi dia seorang penari sebagai pemeran utama dan primadona dalam pertunjukan yang seharusnya memang begitu untuk mendapat saweran yang banyak.

Makanya selama tujuh hari tujuh malam, Susanti menjalani berbagai ritual untuk kecantikan dan daya tarik atau agar auranya keluar. Dia harus puasa putih, mandi kembang dan sederet ritual lainnya. Pada akhirnya sekarang adalah waktu pembuktiannya apa ini berhasil atau tidak.

Dan terlihat sangat jelas Susanti kini berbeda dari biasanya. Siapa pun yang melihat baik lelaki atau perempuan harus mengakui melihatnya pangling atau auranya terpancar, terlihat cantik dan bercahaya, senyumnya memikat. Dia kini siap mengikat para pria diluar sana siapa pun itu. Berbeda dengan Mayang yang pada dasarnya sudah memiliki sesuatu dalam dirinya maka ia tidak perlu lagi berdandan berlebihan.

----------------

Pertunjukan pun akhirnya berlangsung, pembukaan dimulai dengan musik tradisional dan kemudian terdengar tembang merdu dari para pesinden cantik di atas panggung, para penonton pun bertepuk tangan riuh, mereka membawakan beberapa lagu yang terkenal di kalangan penikmat musik Sunda untuk menghibur para tamu undangan terutama kedua mempelai.

Tanpa di duga sesosok perempuan cantik memakai kerudung datang ke tempat pesta tanpa di sadari oleh para penonton yang antusias melihat. Matanya menatap tajam ke arah seseorang lelaki yang terlihat bahagia dan senang yang duduk di bangku undangan.

"Nantikan pembalasanku !" bisiknya, perempuan itu menerawang ke masa lalu dimana dia diperkosa oleh lelaki itu kemudian di buang begitu saja, rasa sakit hatinya tidak bisa di obati.

Akhirnya pertunjukan utama pun hadir, para tamu undangan bersiap dengan sawerannya. Dan 5 penari cantik hadir kedepan arena diantaranya termasuk Susanti yang paling depan. Semua penonton bersorak bertepuk tangan. Semua tamu undangan seperti tak sabar, tapi mereka menahan diri untuk maju ke depan sebelum para penari akan berpencar untuk mencari pasangannya masing-masing dengan menggunakan selendangnya.

Para penari menari dengan goyangan pinggul dan lirikan menggoda para tamu, mereka sudah di beri tahu siapa saja tamu yang hadir untuk menjadi incaran mereka. Sementara para tamu berbisik satu sama lainnya untuk menilai siapa yang mereka incar. Dan begitulah akhirnya para penari mulai berpencar menarik para tamu yang mayoritas laki-laki dengan selendang mereka.

Susanti berhasil menggaet seorang lelaki yang berumur 40 tahunan tubuhnya agak gemuk diketahui dia seorang juragan Cengkeh dan Pala yang juga memiliki banyak sawah. Melati tersenyum ketika putrinya bisa menggaet lelaki itu.

"Bagus putriku, porotin duitnya malam ini !" bisiknya sambil terus tersenyum.

Mereka menari mengikuti para penari yang seperti menggoda setiap lelaki yang menjadi pasangannya, tak jarang para lelaki akan tergoda dan mereka dengan senang hati menyawerkan uang mereka dari mulai meyelipkan di tangan penari kemudian pinggang, sampai ke belahan payudara penari yang paling berani.

Tentu saja akan ada penjaga dan pengawas, walau bagaimana pun ini pertunjukan resmi yang di tonton banyak orang, bila ada yang berlebihan baik itu penari atau pasangan mereka maka para pengawas akan memberi tanda. Setidaknya para penari akan di beri waktu untuk itu dan tentu saja sebanyak-banyaknya mencari uang saweran.

------------------

Dan Susanti berhasil memenuhi permintaan ibunya, dia membuat juragan Soleh terlena sehingga memberikan banyak uang saweran, di tubuhnya sudah banyak tertempel uang kertas bahkan dengan berani lelaki tua dan gemuk itu menyelipkan di belahan payudara gadis itu. Akhirnya para pengawas mulai ke tengah arena dengan menari bersama dan mengakhiri bagian pertama dari kelompok penari, para tamu berhasil kembali ke tempat duduk masing-masing.

Sementara para penari masih tetap menari sebelum akhirnya kembali ke belakang panggung.

"Waw luar biasa, Santi ! kamu banyak sekali sawerannya !" semua memuji Susanti, sementara dia tersenyum sambil menghitung uang sawerannya. Rata-rata yang di dapat penari lain mendapatkan uang saweran sebesar 5.000 Rupiah yang masa itu tergolong besar. Sedangkan Susanti lebih banyak lagi ia mendapat saweran sampai 10.000 Rupiah termasuk yang paling besar. Tapi mereka termasuk puas ini pendapatan terbesar mereka yang biasanya paling besar 2.000 rupiah di acara hajatan seperti ini.

Sementara itu group kedua penari sedang bersiap salah satunya Mayang, semua melirik ke arahnya. Harus di akui saingan mereka bertambah setelah Susanti yang sudah menjadi primadona sekarang datang calon baru yang tak kalah cantik dengan pesona yang sudah ada di dalam dirinya bukan buatan dukun. Mereka yakin Mayang akan mengalahkah Susanti, tapi itu hanya di dalam hati tidak di ungkap karena tahu siapa ibunya Susanti dan takut terjadi apa-apa nanti.

Sebenarnya tak aneh dan sudah menjadi rahasia umum kalau Susanti bisa mendapat saweran yang besar mungkin itu berkat peran ibunya sendiri, mana mungkin bisa mendapat sebanyak itu bila tak ada unsur magis di dalam diri Susanti. Sementara Mayang menatap cermin di depannya, ini pertama kalinya kembali menari setelah lepas menjadi janda. Dia tak berharap banyak kali ini, dia bukan gadis lagi seperti mereka semua.

Setelah jeda dengan nyanyian maka kelompok penari ke dua mulai muncul, Mayang diminta untuk menggaet salah satu lelaki dari tuan rumah dan Mayang tidak keberatan, bukan hanya dia saja tapi satu penari lainnya juga. Kelompok dua ini dipimpin oleh Mayang. Dan mereka kini sudah berada di hadapan penonton dan para tamu undangan. Melati yang tadinya hendak pulang karena tugasnya telah selesai tidak jadi ketika menatap Mayang.

Para penonton dan tamu undangan kembali bersorak gembira, akhirnya musik tradisional pun terdengar para penari mulai menari di hadapan mereka, Mayang menari dengan luwes, pesonanya mulai terlihat, setiap mata tertuju kepadanya gerakan tangan, kaki dan pinggul yang sebenarnya biasa tapi tetap memukau. Termasuk Melati.

"Siapa wanita itu ya ? hmmm ... dia akan menjadi saingan berat anakku ! dia mempunyai aura yang luar biasanya !" dia mulai menyadari Mayang akan menjadi musuh berat putrinya dalam hal apapun.

"Susanti harus hati-hati terhadap perempuan ini ! bisa saja dia tergantikan menjadi primadona baru !" ujarnya sambil tersenyum licik.

Bukan hanya membuat semuanya terpukau tapi ada seseorang lelaki muda dan tampan yang tertarik kepada Mayang akhirnya, padahal awalnya tidak menyukai pertunjukan ini. Dan itu tak lain adalah Suherman ! sama seperti para tamu undangan lainnya yang terpukau oleh tarian Mayang.

Tidak seperti yang lainnya yang langsung menari tarian menggoda para lelaki, Mayang justru tetap menari biasa, bahkan hal itu terus dilakukan sampai bersiap mereka mencari pasangan dan mereka mulai berpencar mencari pasangan, pada awalnya dia hendak menggaet Suhendi kakak tiri Suherman tapi keburu oleh penari lain yang ditunjuk untuk menarik pasangan dari pihak tuan rumah. Pada saat itulah matanya melirik ke arah Suherman dan kemudian mendekatinya lalu mengalungkan selendangnya di leher pemuda tampan itu sambil tersenyum. Lelaki muda itu tertegun dan terpana oleh kecantikan Mayang !

Bersambung ...