webnovel

Melanthios

"Ih Sasa masa lo ga tau sih, mereka tuh gengster baru beranggotakan orang-orang paling ganteng dan hebat di SMA Batara. Ya meskipun keberadaan mereka masih baru, tapi mereka gak kalah terkenal dari Melanthios loh. Bahkan sekarang, mereka udah menyaingi dan menjadi rival Melanthios di kota ini," jawab Megan.

"Oi lagi pada ngomongin apa sih?" Ervin datang menghampiri mereka.

"E–enggak Vin ini kita cuman lagi bahas mau makan apa sekarang iya gak Zar?" ujar Megan tidak meyakinkan.

"I-iya hehe," jawab Zara cengar-cengir.

"Sayang emang ada urusan apa kamu sama mereka?" celetuk Sasa dengan datarnya, yang membuat Zara dan Megan ketar-ketir.

"Aduh mati gue, ngapain lagi si Sasa bahas Malviorin di depan dia," ujar Zara dalam hati.

"Ohh jadi kalian lagi bahas orang-orang gak berguna itu hah? Pokonya kamu ga perlu tahu tentang mereka Sayang. Pulang sekolah nanti aku tunggu di gerbang kaya biasa ya, bye," ucap Ervin sambil meninggalkan mereka bertiga dalam keadaan kesal dan menggerutu.

"Tuh kan Sa, lagian ngapain lo bahas mereka depan dia," ucap Megan.

"Lah emang kenapa sih? Mereka musuhan gitu?" tanya Sasa dengan polosnya.

"Gini ya Sa, kita semua tahu kalau eksistensi dan keberadaan Melanthios itu sangat besar, baik di sekolahan ini ataupun di Jakarta. Tapi dengan munculnya geng baru bernama Malviorin yang beda visi, misi serta gak mau tunduk ama Melanthios, otomatis itu ngeganggu keberadaan Melanthios sebagai geng terbesar di kota ini. Ya intinya itu tuh urusan mereka para anak cowok. Kita ma ga perlu tahu apalagi ikut ngurusin urusan mereka Sa," jawab Zara yang membuat Sasa semakin penasaran tentang mereka.

"Yaudah lah daripada situasi nya makin buat jadi ga momood. Mending kita pesen apa kek, sayang nih mumpung lagi ditraktir My Queen ayo ayo ayo," ucap Megan sambil menarik tangan Sasa dan Zara.

Sementara itu di sebuah ruangan bekas gudang kosong yang sekarang dijadiin tempat ngumpul anak anak Melanthios di sekolah.

"Wah ini makin ga bisa dibiarin nih," ucap Jester

"Yoi, lo liatkan tadi. Kita pasang photo mereka di mading, bukannya ngebantu nyariin keberadaan mereka, eh malah dikerumunin ga jelas gitu ama cewek-cewek. Sialan," ucap Lukas kesal.

"Haha, pasti karena mantan lo ikut-ikutan nge fans ke mereka kan," ujar Jester sambil tertawa.

"Wah jadi maksud lo mereka lebih keren daripada gue gitu? Mau berantem lo?" sahut Lukas yang tersinggung.

"Woi! Mau serius ga!" ucap Ervin sambil membentak meja yang membuat suasana hening seketika.

"Soal urusan mereka yang udah berani macem-macem di wilayah kita, dan gak mau tunduk sama Melanthios. Itu ga bisa dibiarin lebih lama lagi, gimanapun caranya, kita harus nemuin keberadaan mereka," tegas Ervin.

"Kenapa kita ga langsung datengin ke sekolah mereka aja Vin. Pentolan mereka kan ada di SMA Batara?" tanya Reymond.

"Lu gila ya Rey, kalau kita kesana itu sama aja kita khianatin perjanjian damai antar sekolah yang udah kebentuk 3 tahun lalu," jawab Kenzo.

3 Tahun sebelumnya,

Untuk menghindari bentrok dan ketegangan antar para pelajar SMA di Jakarta yang memang saat itu sudah menimbulkan korban yang tidak sedikit.

Harun Geovano, seorang pentolan dari SMA Mangata berinisiatif untuk membuat perjanjian damai antar sekolah agar mereka semua bisa bersatu tanpa harus saling menjatuhkan satu sama lain.

Karena menurutnya para pelajar di Jakarta itu sudah dewasa, dan bentrok antar sekolah hanyalah tindakan kekanak-kanakan.

Keputusan itu didukung oleh Ichan Novanto Ketua pentolan dari SMA Batara saat itu. Yang merupakan sahabat baik dari Harun.

Dengan keadaan seperti itu membuat Geraldino Navares yang baru saja ditunjuk sebagai Ketua Melanthios di SMA Mahajana sangat senang. Dan mencoba memanfaatkan situasi yang sedang tejadi.

Dia tiba-tiba ikut mendukung keputusan Harun dan Ichan yang membuat anggota Melanthios saat itu keheranan.

Bagaimana enggak, Melanthios itu kan geng besar. Ngapain harus nututin perjanjian damai kaya gitu. Pikir para anggota Melanthios.

Tapi berbeda dengan Gerald yang membaca situasi itu sebagai kesempatan bagi dirinya untuk memperluas pengaruh Melanthios di ibu kota.

Karena menurutnya kalau bentrok antar pelajar di Jakarta berhenti. Akan lebih memudahkan bagi Melanthios yang memang mayoritas anggotanya diisi oleh pelajar pelajar di zaman itu untuk memperluas pengaruh dan kekuasaannya tanpa harus takut akan hambatan dari sekolah ataupun pihak lain.

Serta dengan menyatunya setiap sekolah. Akan mempermudah Melanthios untuk mengawasi mereka dan menghindari terjadinya kudeta yang tidak terduga.

Wah otaknya sebagai pemimpin emang gaada obat ya ni orang.

Otomatis dengan bergabungnya Melanthios sebagai perwakilan SMA Mahajana saat itu membuat sekolah sekolah lain tidak bisa berkutik dalam menolak perjanjian damai itu.

Dengan tanda tangan dan pertemuan antar para Ketua pentolan dari masing-masing sekolah di Jakarta saat itu. Maka terciptalah Perjanjian Putih.

Yaitu surat perjanjian damai antar pelajar di Jakarta. Dan kalau ada pihak yang melanggar dan menodai Perjanjian Putih itu. Maka mereka akan menjadi musuh bagi semua orang yang telah menyetujui perjanjian dan wajib diberi pelajaran oleh semua anggota yang terlibat dalam aliansi Perjanjian Putih.

Wih kalau gitu, siapa yang berani macam-macam pemirsa.

"Kenzo bener, makannya gue mutusin buat nyari markas mereka langsung. Karena menurut informasi yang gue dapet. Malviorin itu sama sekali gaada hubungannya sama SMA Batara. Jadi ini bener bener pure pertarungan kita berdua antara Melanthios melawan Malviorin sebagai sesama Geng di Jakarta. Maka dari itu gue mutusin buat mulai nyari dan ngasih pelajaran kepada mereka hari ini," cetus Ervin.

"Lah lo ga mau nunggu keputusan Gerald dulu apa Vin? Gimanapun kan dia Ketua kita," kata Reymond.

"Denger ya Rey dan kalian semua. Kalau nunggu keputusan si Gerald ga bakalan kelar-kelar nih urusan. Lo tau kan Gerald yang sekarang udah ga kaya dulu. Kebanyakan ngebucin dia. Males gue nungguin perintah tu orang. Ini tuh urusan harga diri Melanthios. Kalau kalian ga mau gerak biar gue yang gerak sendirian," ujar Ervin sambil meninggalkan mereka.

"Gimana nih?" kata Reymond

"Gimanapun juga yang dibilang Ervin tu bener. Ini soal masalah harga diri Melanthios sebagai geng terbesar di kota ini. Gue ikut Ervin," ucap Kenzo.

"Tapi gue ga mau bertindak tanpa ngasih tau Gerald dulu Ken. Itu sama aja kita ga hargain dia sebagai pemimpin," ucap Jester.

"Halah bilang aja lo takut ama Gerald kan? Lo inget Jes, apa yang dibilang Ervin. Gerald yang sekarang udah ga sama kaya Gerald yang kita kenal dulu. Palingan dia iya-iya aja kalau kita bertindak sendirian juga. Ga perlu khawatir lo," ucap Lukas.

"E–eh yaudah deh gue juga ikut," kata Jester.

Yang dikatakan Ervin memang benar adanya. Geraldino Navares yang dulu berbeda banget dengan Gerald yang sekarang.

Semua ambisinya dalam memperluas wilayah kekuasaan Melanthios yang menggebu-gebu tanpa pandang bulu kini sudah padam.

Dia yang dulu, dikenal sangat brutal dalam menaklukkan wilayah dan musuh-musuhnya. Apalagi kalau tarung pake tangan kosong, gaada yang bisa ngalahin dia. Tapi kini semua itu sudah hilang.

Semua itu berubah sejak dia bertemu dengan Cecilia Pranceska, seorang perempuan kutu buku yang berhasil merubah sifat Gerald yang tadinya beringas dan susah dikontrol menjadi seseorang yang lebih dewasa dan memiliki prinsip hidup yang lebih baik.

Itu semua karena kesabaran dan kelembutan seorang Cecil kepada Gerald, yang mana hal itu tidak pernah didapatkan oleh Gerlad sebelumnya dari orang lain.

Memang benar apa kata orang kalau sekeras apapun dan sekuat apapun laki-laki ujung ujungnya akan jatuh juga dipelukan perempuan yang dia cintai dan rela ngelakuin apa aja bahkan sampai berubah 180 derajat.