webnovel

Keajaiban Lukisan : Menolak tapi Ingin

Di sebuah kamar mewah yang berhiaskan banyak sekali pernak-pernik yang terbuat dari berlian murni. Kedua mata Nirmala mulai mengedar ke seluruh penjuru ruangan. Dia berdecak kagum Bahkan dia hanya mengarahkan satu tangannya pun sebuah benda pun mulai terbang hingga ke arahnya.

"Astaga! Apa semua ini hanyalah mimpi? "Nirmala mulai menggumam sambil menatap seluruh ruangan tersebut kembali. Diapun memegang sebuah gelas yang terbuat dari kaca berlian. "Wow!" dia mulai berdecak kagum ketika pemandangan sekitarnya mulai berkilauan. Tatapan kedua matanya tidak terlepas ke sebuah ornamen-ornamen yang terbuat dari berlian murni. "Ini rumah bagaikan istana di negeri dongeng. Apa mungkin aku tersesat di sebuah negeri dongeng?"

Kemudian terdengar suara tangisan bayi. Nirmala pun langsung menoleh ke samping sebuah kotak bayi yang memiliki desain mewah. Dia mulai menurunkan kedua kakinya di atas lantai marmer.

"Ini aku masuk ke negeri dongeng atau ke negeri mimpi, ya? "Nirmala hanya mengingat ketika dia berdiri di sebuah lukisan yang membuat dia berdecak kagum. Setiap guratan dari lukisan itu membuat dia ingin sekali untuk masuk ke dalamnya. Namun sebuah cahaya putih berkilauan membentuk sebuah pusaran sehingga menyedot Nirmala masuk ke dunia paralel. "Apa jangan-jangan ini ada hubungannya dengan lukisan di pameran itu? Apakah aku masuk ke dunia lukisan?"

Nirmala hanya menggeleng kepalanya karena dia tidak percaya sama sekali. Bahkan dia menampar pipinya sendiri. Dia merasa kesakitan dan berteriak sambil menutup mulutnya. Dia melihat seorang bayi laki-laki yang memiliki wajah tampan seperti pria aku di depan. Bahkan dia bercak sedikit aneh tentang perihal dia sudah menikah dan memiliki anak laki-laki yang ada dihadapannya.

" Aku nggak mungkin melahirkan seorang bayi laki-laki sebesar ini? Bahkan aku pun menikah tidak pernah sama sekali. Apalagi aku tidur bersama dengan seorang pria seperti pria yang ada di depan itu. Tampan sih tapi nyebelin sekali mukanya! " Nirmala mendengus dengan sangat kesal ketika mengingat sosok pria angkuh yang mengaku sebagai suaminya. Dia bahkan tidak pernah sama sekali bertemu dengan pria menyebalkan seperti itu.

Sebuah pintu kamar mandi terbuka lebar. Nirmala melihat sosok pria aku itu hanya mengenakan sebuah handuk yang terlilit dari pusaran perutnya hingga ke lutut. Dia melihat dada bidang yang penuh dengan tetesan air. Seakan membuat Nirmala hanya mematung melihat sosok pria itu yang memiliki tubuh body Goals. "Ya Tuhan tampan sekali tapi nggak deh dia tetap nyebelin!" Nirmala hanya menggumam dalam hati kecilnya karena dia masih saja kesal dengan sikap dan perilaku pria itu yang mengaku-ngaku sebagai suaminya.

" Sampai kapan kamu berdiri menatapku seperti itu? " tanya pria itu dengan nada yang begitu sangat datar sekali. Hingga membuat bibir Nirmala mulai manyun.

"Nggak usah kepedean jadi cowok! Lagian siapa yang lihatin kamu? Ini mata-mata aku Kenapa kamu pakai yang ngatur?!" Balas Nirmala dengan nada yang begitu sangat ketuk sekali." Kenapa kamu keluar dari kamar mandi itu dan menggunakan handuk saja?" Dia mulai mengangkat satu alisnya dengan rasa penasaran.

"Kamu harus tahu kalau aku dan kamu adalah sepasang suami istri jadi tidak akan pernah ada masalah walaupun aku tidak memakai sehelai baju pun!" Pria itu mulai mencondongkan pandangannya ke arah Nirmala hingga membuat kedua kaki Nirmala berjalan mundur namun dia terhimpit dengan sebuah tembok.

"Stop! Jangan mendekat lagi satu langkah lagi! Atau aku tendang tepat di bawah?! " Nirmala mulai menatap arah bahwa pria itu seakan dia ingin menendangnya. Dia sangat takut sekali jika pria itu akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan sama sekali. "Kamu jangan kurang ajar atau menyentuhku ya! Kalau kamu melakukan itu maka akan tamat riwayatmu!"

Pria itu hanya menyeringai dengan sangat licik. Bahkan dia makin mencondongkan pandangannya kearah Nirmala. Kedua tangannya mulai mengunci tubuh mungil Nirmala. Hingga membuat Nirmala semakin berdegup dengan sangat kencang. Keringat dingin pun keluar dari ujung kepala hingga ke kaki. Darah Nirmala seakan mendidih.

Kemudian pria itu langsung saja mendekatkan bibirnya dengan bibir Nirmala. Lalu melumatnya begitu sangat lembut seperti ice cream.

" Astaga! Kenapa ingin menolak tapi rasanya tidak ingin?" Pergulatan batin Nirmala saat itu juga ketika menikmati ciuman dari pria itu yang membuat dia ingin melayang hingga ke sebuah awan. "Kenapa Ingin rasanya hati ini menolak tapi tubuh ini masih menikmati?"

Pria itu mulai menuntun Nirmala ke arah sebuah ranjang namun sayangnya Nirmala langsung saja mendorong pria itu. Dia ingin sekali kabur dari pria itu yang mampu menghipnotis dalam waktu beberapa detik.

Sontak Nirmala langsung mengarahkan tangan kanannya ke arah pipi kanan pria itu namun pria itu malah mencekalnya. Lalu pria itu mulai saja untuk mengangkat tubuh mungil Nirmala. Saat membuat Nirmala langsung saja memberontak kecil. Kemudian tubuh Nirmala dihempaskan di atas kasur King size.

"Sialan!" Pria itu pun langsung pergi dari hadapan Nirmala menuju ke lemari pakaian. Sontak Nirmala pun sangat kaget ketika pria itu berganti di depan kedua matanya. Seakan tubuh Nirmala mulai mendidih ketika melihat dada bidang datar yang begitu sangat kokoh. Kedua matanya pun tidak terlepas walaupun pria itu sedang sibuk untuk berganti pakaian.

Tangisan bayi laki-laki itu semakin terdengar di kedua telinga Nirmala.

"Apa kamu sudah tidak mempedulikan lagi dengan bayi laki-laki yang telah kau lahirkan dari rahimmu sendiri?" Kata pria itu sambil mengancingkan kemejanya. "Kamu seorang ibu seharusnya memiliki hati kepada anakmu sendiri!"

Nirmala seakan kesal karena dia sudah membantah perkataan dari pria itu bahwa dia tidak pernah menikah dan memiliki anak sekalipun."Aku tidak pernah memiliki seorang suami ataupun anak! Mungkin saja kamu salah kalau aku ini bukanlah istrimu atau Ibu dari anakmu itu!" Bantahnya.

Kemudian pria itu pun mengeluarkan sebuah foto pernikahan antara dia dengan Nirmala. Sontak Nirmala begitu sangat kaget sekali ketika melihat foto pernikahan itu. Dia merasa tidak pernah melakukan sebuah pernikahan dengan pria manapun. Bahkan dia tidak pernah sama sekali untuk mencoba menjalin hubungan dengan seorang pria manapun. Dia masih menikmati masa dimana dia sendiri dan menikmati karirnya.

"Itu adalah tanda di mana kamu sudah menikah dengan aku. Coba lihat jemari manis tangan kananmu yang sudah melingkar sebuah cincin. "Kata pria itu sambil menatap tajam ke arah Nirmala.

Nirmala baru sadar jika di jemari manis tangan kanannya ada sebuah cincin yang melingkar. Dia mulai mencoba untuk mencopot cincin tersebut tapi kenyataannya cincin itu tetap saja tidak mau dilepaskan."Kenapa aku harus terjebak di dunia yang sangat aneh ini? Tuhan selamatkan aku dari sini karena aku tidak ingin hidup dengan pria seperti dia dan memiliki seorang anak yang tidak aku lahirkan sama sekali!" Dia menggumam dalam hati kecilnya seakan dia ingin memberontak kalau itu bukanlah dia melainkan perempuan yang memiliki kemiripan yang sama.

Kemudian Nirmala berusaha bangkit dari tempat tidurnya. Lalu dia segera untuk melangkahkan kedua kakinya menuju ke kotak bayi. Dia melihat bayi laki-laki yang begitu sangat tampan sekali. Dia langsung menggendong bayi laki-laki itu. Sejenak tangisan bayi laki-laki itu menjadi diam dan tertidur pulas dalam gendongannya.

"Apa ini adalah salah satu misi agar aku bisa keluar dari dunia paralel ini? " Nirmala menggumam dalam hati kecilnya.