Saat Nindya masih menangis didalam pelukan Axcel, tiba-tiba pintu kamar mereka diketuk dengan sangat kasar dan sangat keras.
Nindya merasa sangat terkejut, dia langsung melepaskan pelukannya dan duduk dengan tegak.
Axcel mengusap rambut Nindya dan berkata, "dya, pakai pakaian kamu! aku yang akan membukanya," ucap Axcel, dia mengambil pakaiannya dan segera mengenakannya.
Axcel membantu mengambil pakaian Nindya yang berserakan dilantai dan memberikannya.
Nindya mengambilnya dan bangun dari tempat tidur itu, tubuhnya terasa sakit semua. Dia berjalan secara perlahan menahan rasa sakit yang menurutnya sangat menyakitkan, untuk dipakai berjalan, pinggangnya terasa akan patah sebentar lagi.
Setelah bersusah payah, dia pun masuk ke dalam kamar mandi dan segera menutupnya.
Pintu terus diketuk dengan sangat keras dan ada suara pria berteriak dengan penuh amarah.
Axcel membuka pintunya dan saat melihat pria yang mengetuk pintunya, Axcel tersenyum dingin. Dia tahu pria brengsek macam apa yang mencari calon istrinya, setelah berselingkuh dengan sahabat calon istrinya sendiri.
Rey, terkejut saat melihat wajah Axcel, tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku, diam tak bergerak.
Dia seperti melihat hantu yang baru bangkit dalam kuburnya.
bibir Rey bergetar dan tanpa sengaja dia mengucapkan, "Arkana! kamu ... kamu ... masih hidup? atau ... atau kamu adalah hantu!" ucap Rey, dia menggosokkan matanya dan melihat kebawah, karena kata orang hantu tidak menginjak tanah, tapi saat dia melihatnya, pria yang ada didepannya menginjak tanah.
Axcel menaikkan alisnya dan bertanya, "Apa? kenapa kamu mengira jika saya ini hantu?"
mendengar suara Axcel yang sedikit mirip dengan Arkana, membuat Rey semakin menggigil. Dia takut Arkana datang untuk membalas dendam padanya.
Axcel semakin ingin tertawa, dia manusia bukan hantu dan pria didepannya seperti ketakutan padanya, apa mungkin pria didepannya memiliki dosa pada Arkana?
Axcel menyandarkan tubuhnya di pintu dan menyilangkan kedua tangannya ke dada, dia tersenyum mengejek dan berkata, "Ada apa dengan kamu? saya manusia dan bukan hantu? terlihat dari ekspresi kamu, kamu sepertinya takut dengan seseorang? hahahha ... sangat mencurigakan!" ucap Axcel sambil tertawa dingin.
Dia terus menatap kearah Rey, yang terlihat pucat dan bibirnya gemetar.
Rey, menggelengkan kepalanya berkali-kali dia meyakinkan jika itu bukanlah Arkana.
suaranya dan wajahnya memang sedikit mirip tapi dia bukan Arkana.
Rey langsung menegakkan tubuhnya. Dengan tatapan sombongnya dia pun berteriak, "Hei, dimana Nindya? cepat suruh dia keluar?!"
Axcel tersenyum mengejek dan menatap Rey dengan tatapan meremehkan.
"Pria brengsek semacam kamu tidak pantas untuknya! dia milikku sekarang!" ucap Axcel sambil menunjukkan tanda cinta yang tertinggal di lehernya.
Ray mengepalkan tinjunya dan dia berusaha menahannya.
"jadi, dimana dia sekarang! dia calon istri saya! kami akan menikah tiga hari lagi, cepat katakan dimana dia! kalau tidak saya akan melaporkan kamu ke polisi karena sudah mencuri calon istri orang lain!" ucap Rey, dia melotot dengan penuh amarah.
Axcel tersenyum mengejek dia mendekati Ray dan berbisik ditelinganya, "tapi dia sudah tidur dengan saya! apakah kamu masih mau menikahinya?" ucap Axcel, dia menarik wajahnya dan tertawa mengejek kearah Rey.
Rey semakin emosi, Nindya miliknya dan akan selamanya miliknya, dia sudah susah payah mendapatkannya tapi karena dia tidur dengan pria lain, dia harus melepaskannya? tidak,
itu tidak bisa!
Rey menatap Axcel dengan penuh amarah dan berteriak lagi, " Dia milik saya, saya tidak masalah dia sudah tidur dengan kamu! anggap saja dia sedang membalas dendam untuk kejadian tadi siang! jadi kamu jangan bermimpi bisa merebut dia dari tangan saya!"
Axcel tertawa keras, dia tidak akan memberikan Nindya pada pria bajingan semacam Rey, dia sudah menyelidiki semua tentang Rey dan ternyata dia benar-benar pria bajingan yang tidak setia pada satu wanita, terlebih lagi Nindya sudah jadi miliknyadna dia tidak akan memberikannya pada Rey dengan mudahnya.
"hahahaha, oh ya! kamu yakin Nindya masih mau dengan kamu?!" ucap Axcel, dia menatap kearah Rey dengan tatapan jijik dan penuh penghinaan.
mendengar suara Rey dan Axcel bertengkar, Nindya pun datang menghampirinya, dia muncul dan sudah berpakaian lengkap dan hanya tertinggal ada bekas tanda cinta di lehernya.
Nindya sangat malu, tapi dia tidak bisa menutupinya saat ini.
Saat Nindya muncul dari belakang Axcel, Axcel merangkul pinggang Nindya dan berkata, "sayang, apakah kamu merasa senang?!" ucap Axcel dengan suara lembut.
Nindya terkejut dengan sikap Axcel terlebih lagi saat melihat Rey yang sudah memerah karena dia sebentar lagi akan marah.
Nindya menghempaskan tangan Axcel dan berkata, "uhh, Ax aku minta maaf tadi itu aku ... aku ... juga tidak tahu apa yang kita lakukan! aku, aku harus pergi!" ucap Nindya, dia menunduk dan berlari pergi meninggalkan kedua pria yang sedang menatapnya saat ini.
axcel terkejut dengan sikap Nindya, bukankah tadi dia mengatakan jika dia mencintainya, walaupun dia bukan Arkana setidaknya dia masih menginginkannya kan?
Rey tertawa keras dan menatap Acxel dengan tatalan mengejek.
"Sepertinya kamu akan sangat kecewa ya! baiklah, saya berterima kasih karena kamu sudah menjaganya, anggap saja itu hadiah perpisahan dari Nindya, karena Nindya adalah calon istri saya!" ucap Rey, dia terus mengejek Axcel dan mendekatinya sebelum pergi.
"Dia itu milik saya dan dia tidak akan pernah meninggalkan saya apapun terjadi, walaupun wajah kamu mirip dengannya tapi dia tidak akan tertarik dengan kamu! walaupun Arkana datang dari dasar neraka pun, Nindya juga tidak akan kembali padanya, hahahahha ...,"
ucap Rey dan dia tertawa sangat puas.
dia menepuk bahu Axcel dan segera pergi meninggalkan Axcel yang masih berdiri kaku.
"dya, kamu masih memilih Rey? apakah kamu tidak mencintai Ar lagi!" ucap Axcel dan tiba-tiba hatinya benar-benar sangat sakit, hati Arkana terluka melihat itu semua.
Axcel masuk kembali ke kamarnya, dia marah dan berteriak kesal.
"sialan! siapa si Rey itu? kenapa Nindya itu masih saja mau dengannya? dia pria brengsek apa bagusnya dia?! arrghhh ... aku harus mendapatkannya apapun yang terjadi, demi hati ini aku harus mendapatkannya!" ucap Axcel, dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.