Seruni sudah sampai di rumah peninggalan Ferdy, Suaminya. Ia keluar dari mobil dan berdiri memandang rumah yang sudah ia tinggali selama tiga bulan, waktu yang tidak sebentar buat Seruni, namun tidak ada perubahan sama sekali pada rumah itu. Hanya saja, tanaman dan bunga-bunga yang ia rawat sudah banyak yang mengering dan mati.
Ia berjalan menjadi pusat perhatian para warga yang melintasi dirinya. Seperti biasa, Seruni enggan menatap warga yang selayaknya kaum rendahan yang tak selevel dengannya. Seruni masuk tanpa menegur sebagian warga yang menyapa dirinya.
Masuk kerumah, tak ada mimik kesedihan yang nampak diwajah angkuhnya itu. Ia tidak pernah merasa sedih dengan kepergian Ferdy. Melihat kesekeliling ruangan tamu rumahnya. Sama sekali tak ada yang dirubah Ferdy. Hanya saja, debu dan pengapnya udara menemani Seruni di rumah itu. Ia menepuk sofa, debu mengebul menerobos masuk rongga hidungnya. Seruni bergegas menutup hidung, ia alergi debu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com