webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
228 Chs

Misi Dimulai!

Nara yang di bantu oleh sang ibu ke kamar Nate, hanya dapat menggelengkan kepalanya. Biasanya seingat nya Nate bisa dikatakan jarang sekali lemah seperti itu.

Bahkan jika sakit sekalipun, Nate tak akan mengatakan pada ibu nya ia sedikit pusing atau semacam nya, pemuda itu lebih memilih untuk diam dan tersenyum tipis menanggapi pertanyaan ibu nya itu.

'Aneh sekali Nate hari ini, apa memang ia dalam masalah? Atau memang sedang sakit parah? Astaga mungkinkah?' panik Lauren nama Ibu dari Nara itu.

"Nate, apa kau benar benar baik baik saja?" tanya Lauren hati hati.

Nara memejamkan manik nya sejenak, dan setelahnya menatap Lauren.

"I'm ok Mom," ujar Nara kembali berusaha meyakinkan ibunya.

"Baiklah, kalau begitu aku tinggal dulu," ujar Lauren mengalah pada akhirnya.

Sebuah dengungan pelan terdengar dari belah bibir Nara.

Tak lama setelah nya Lauren pun keluar dari kamar Nate. Sejujur nya ia masih meragukan yang di katakan oleh Nara, hanya saja ia mencoba memercayakan dengan apa yang di katakan oleh anaknya itu.

'Untung saja Mom percaya.'

***

Nate yang sudah bangun dari tidur nya langsung bersiap siap membersihkan dirinya sendiri demi melanjutkan misi nya dalam pertemuannya kali ini dengan Louis.

Baru saja ia membuka pakaian yang ia kenakan, seketika wajah nya merah padam. Hal hal kotor sedikit merasuki dirinya.

Dengan cepat, ia memejamkan maniknya, sebelum ia memikirkan lebih lanjut ke arah negatif.

"Astaga mengapa aku harus terperangkap di tubuh adikku sendiri," keluh Nate sambil memejamkan manik nya dan menyalakan shower yang ada.

Sebisa mungkin ia mencoba berfikir positif dan terus menerus mengingatkan dirinya, bahwa ia berada di dalam tubuh Nara.

Setelah dengan cepat ia menyelesaikan membersihkan diri, Nate segera memakai pakaian yang menurutnya pantas, dan tak mengundang Ed, maupun Dru membuat sebuah pertanyaan yang nantinya akan menyulitkan dirinya keluar dari rumah.

Ia sadar kedua kakak nya itu pasti akan tetap memantau nya, jangan kan kedua kakak nya, ia saja selama ini sebenarnya ikut memantau Nara dari jauh tanpa sepengetahuan gadis itu sendiri.

Nate sedikit berkaca di cermin yang ada di kamar Nara, dan setelah nya ia mengambil tas kecil yang biasa di pakai Nara, dan melangkahkan kaki nya keluar dari pinty kamarnya.

Langkah kaki Nate ia usahakan untuk tak menimbulkan suara apapun. Ia tak ingin menjadi bahan perhatian di rumah itu.

Sejenak Nate mencoba melihat jam yang bertengger di tangannya.

Jam menunjukkan pukul 7 malam, yang artinya Ed sebentar lagi akan pulang, begitu juga dengan Dru yang sering pulang sekitar jam 8-10 malam.

Manik Nate tampak mengedar ke segala penjuru, dan berharap Nara pun tak menyadari akan kepergiannya.

Ia tak ingin Nara menyadari bahwa ia tengah membuat misi terselubung mengenai hubungan Nara dan Louis.

Sungguh beberapa menit waktu yang di perlukan Nate untuk keluar dari rumah nya serasa ia keluar dari sana memerlukan waktu berjam jam, belum lagi ia harus memerhatikan sekelilingnya agar memastikan bahwa tak ada yang menyadari nya keluar dari sana.

'Ah ... ternyata tak enak juga menjadi Nara, seperti sedang menutupi kriminalitas saja,' benak Nate sembari sedikit melangkahkan kaki nya menjauh dari area rumah nya.

***

Louis kali ini sudah berada di sebuah resto yang dimana dapat di bilang sebuah resto yang cukup berkelas.

Suasana di dalam resto tersebut sangat mendukung sekali pertemuan antara keduanya.

Sunggingan senyuman yang tersirat dari wajah Louis sangat jelas sekali memperlihatkan jika pemuda itu memang sangat mengharapkan akan kedatangan gadis cantik yang selama ini sedikit mengisi harinya tanpa ia sadari sebelumnya.

Belum lagi dengan sikap Nara yang secara terang terangan memang mengatakan secara gestur bahwa gadis itu memiliki ketertarikan sendiri padanya.

Bagaimana bisa Louis menyadari nya? Apa Nara mengatakan langsung padanya bahwa ia menyukai Louis?

Tidak, bukan seperti itu, melainkan Louis menyadari tatapan penuh puja Nara pada Louis dari kejauhan, belum lagi dengan chat Nara yang bisa di bilang cukup agresif dari segi wanita.

Nara tak sungkan sungkan menanyakan keadaan Louis, dan mengatakan padanya Louis bahwa ia ingin bertemu dengannya.

Bukankah dari gerak gerik itu sudah dapat sedikit menyimpulkan Nara memiliki rasa pada Louis bukan?

Belum lagi dengan Louis yang terlalu over percaya diri menyamaratakan bahwa seluruh gadis akan menyukai dirinya karena ketampanannya.

Louis tak tahu sama sekali bahwa Nara memiliki perasaan yang di tangkap pemuda itu bukan karena ketampanannya, melainkan sisi lain dirinya yang ia tak sadar akan hal itu.

Ddrtt

'Jack?' benak Louis dalam benak saat mendapati telefon dari sahabatnya.

"Ugh ... mengapa ia menggangguku sih," lirih Louis pelan.

Ia cukup kesal mendapati telefon yang menurut nya akan menurunkan mood nya untuk bertemu Nara, gadis yang belakangan ini cukup mengambil perhatiannya, bahkan Emma yang ia kira dulu merupakan gadis yang sempurna untuknya, nyatanya ia cepat merasa bosan, dan berakhir ia memilih memutuskan hubungannya dengan gadis itu.

'Semoga saja Nara sesuai ekspektasiku, dan pilihanku melepaskan Emma adalah pilihan yang tepat untukku,' benak Louis.

Dari kejauhan manik Louis langsung teralihkan dengan seorang gadis yang ia tunggu dari beberapa menit yang lalu.

Hanya saja ...

'Apakah benar itu Nara? Mengapa ia seperti santai sekali? Apa aku salah duga? Mengapa ia hanya memakai pakaian yang tak sesuai dengan ekspektasiku?' Monolog Louis dalam benak.

Ia fikir Nara akan mengenakan pakaian cantik dengan sebuah dress, dan high heels yang menghiasi kaki nya. Untuk alasan itu pula ia sengaja membuat suasana romantis dalam resto tersebut menunggu kedatangan Nara.

Namun ....

'Ck, aku sudah menduga Louis akan menatap ku seperti itu, jangan harap kau dapat dengan mudah mendapatkan adikku, jika kau benar laki laki gentlement yang dapat mengubah pandanganku akan pilihan adikku, maka aku akan mempertimbangkannya.'

Nate sedikit menatap pakaian sejenak, yang dimana Nate hanya mengenakan celana jeans dan blouse pastel dengan sepatu flat nya, yang awalnya hampir saja ia mengenakan sneaker demi menyempurnakan penampilannya.

Beruntunglah Nate yang ketika hendak keluar dari rumah merasa bersalah besar pada Nara, dan memilih mengganti sepatunya, agar sedikit memberikan kesan feminin atas pakaiannya.

'Tenang Louis, kau harus percaya diri!'

———

Leave a comment, and vote