Kavin tampak memikirkan sesuatu, tapi tampak enggan untuk mengatakan itu pada Geisha. Namun jika dia tidak mengatakannya, Kavin takut Geisha akan marah lagi.
"Sha, aku ...."
Geisha menoleh ke Kavin yang malah menghentikan suaranya, membuat Geisha mengerucutkan keningnya.
"Kenapa, Vin?"
"Aku mau pergi ke rumah Shintia."
Perkataan Kavin membuat Geisha terdiam, kenapa hari yang terik ini, tiba-tiba terasa redup di dalam hatinya. Apa karena Kavin menyebut akan ke rumah Shintia atau karena laki-laki itu ingin bertemu Shintia.
"Aku mau nemenin Shintia ke apotik," terang Kavin.
"Iya, pergi aja," sahut Geisha.
Kavin menetap Geisha dengan sejuta perasaan, dia tampak ragu untuk beranjak.
"Aku nggak akan lama kok, setelah itu aku akan pulang," janji Kavin.
Geisha tidak menjawab perkataan Kavin, tapi dia memperhatikan Kavin yang bergerak perlahan lalu keluar kamar. Geisha menutup laptopnya, padahal tadi dia sangat bersemangat untuk belajar.
Pergi aja, Vin, batin Geisha.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com