"Ah, anak itu pasti tidak menyalakan kipasnya. Sebentar, ya. Biar aku yang menyalakan kipasnya untukmu," ucapnya sembari tersenyum. Freislor membalas senyuman itu sebelum Tuan Broi meninggalkannya. Ketika berada di dalam, Breckson berbicara lirih kepada Jian.
"Jian, aku minta maaf soal Freislor. Aku salah karena sudah membiarkannya lancang menyentuh barang milikmu," ucapnya dengan merasa bersalah. Jian tersenyum dan menghapus air matanya.
"Tidak apa, Kak. Lagi pula, setelah ini kita akan membicarakan orang ini. Akulah yang seharusnya menyiapkan diri untuk ini. Tapi, aku malah menangis di hadapan kalian berdua. Hahaha, maafkan aku," Jian mengembangkan senyuman.
"Jian, nyalakan kipasnya, Nak. Jangan biarkan tamu kita merasa kepanasan," ucap sang ayah dari dapur. Jian menepuk jidatnya dan berkata, "Astaga, aku melupakan itu."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com