webnovel

Janji Masa Lalu

Menjalin persahabatan selama lima belas tahun lamanya, bahkan waktu sudah melampaui setengah usia mereka sendiri. Tahun ini Lexi akan memasuki usia 30 tahun, sedangkan Ben akan berusia 31 tahun. Dan keduanya masih dalam status belum menikah. Di usia yang sudah dewasa, pertanyaan kapan menikah adalah hal paling tidak ingin didengar baik oleh Ben dan Lexi. Mereka bahkan kompak menghindari acara keluarga masing-masing, yang akan mencerca mereka dengan pertanyaan membabi buta tentang pernikahan. “Kapan kamu akan menikah.” “Buruan kenalkan calon kamu sama, Tante.” “Jangan menunda menikah, ya. Kamu tahu semakin berumur kamu, akan semakin sulit nantinya mempunyai keturunan.” Hari di mana Lexi memasuki usia kepala tiga, Ben mengungkapkan kembali janji yang mereka buat ketika Ben baru saja lulus sekolah menengah. Lexi sendiri bahkan sudah melupakan janji mereka, tentang ikrar yang menyangkut masa depan mereka seumur hidup. “Lexi nanti kalau di usiaku yang ke-30 dan aku belum menikah, maka kamu harus menikah denganku.” Ben yang saat itu berusia 16 tahun mengulurkan janji kelingkingnya pada Lexi. “Baiklah, jika Ben tidak memiliki pacar ketika berumur 30 tahun. Maka Lexi akan menikah dengan Ben.” Janji Lexi 15 tahun, menautkan jari kelingkingnya dengan Ben. Bersatunya jari kelingking mereka berdua pada saat itu, berdampak pada Ben dan Lexi yang bersatu sebagai pasangan yang menghabiskan seluruh hidup bersama ketika keduanya dewasa. Credit Cover by Pexels.

Chilaaa · Urbain
Pas assez d’évaluations
393 Chs

Bab 348 || Hal Yang Perlu

"Rose pergi bersama dengan Aries, dengan pakaian formal?" tanya Irish pada Rasi.

Setelah bertemu dengan Rose dan Aries di lift tadi, Rasi tidak langsung kembali ke kamarnya. Dia justru datang ke kamar Irish, yang Rasi dengar dari Rose tadi jika perempuan itu sedang terlelap.

Rasi tahu jika Irish pasti belum makan malam, jadi dia terus-menerus memencet tombol bel di kamar Irish. Agar gadis itu segera bangun dari tidurnya dan dapat makan malam bersama dengan Rasi. Hingga akhirnya Rasi mendengar suara pintu di depannya terbuka lebar.

Irish muncul di depan pintu dengan mata menyipit dan rambut berantakan, khas orang baru bangun tidur. Rasi tersenyum manis pada Irish yang menatap Rasi dengan bingung. Di lihat dari tingkahnya, sepertinya Irish masih belum sadar sepenuhnya dari tidurnya.

"Hai, Rish," sapa Rasi.

"Rasi, kamu kenapa pencetin bel kamar aku berkali-kali, berisik banget tahu nggak sih," keluh Irish.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com