webnovel

Janji Masa Lalu

Menjalin persahabatan selama lima belas tahun lamanya, bahkan waktu sudah melampaui setengah usia mereka sendiri. Tahun ini Lexi akan memasuki usia 30 tahun, sedangkan Ben akan berusia 31 tahun. Dan keduanya masih dalam status belum menikah. Di usia yang sudah dewasa, pertanyaan kapan menikah adalah hal paling tidak ingin didengar baik oleh Ben dan Lexi. Mereka bahkan kompak menghindari acara keluarga masing-masing, yang akan mencerca mereka dengan pertanyaan membabi buta tentang pernikahan. “Kapan kamu akan menikah.” “Buruan kenalkan calon kamu sama, Tante.” “Jangan menunda menikah, ya. Kamu tahu semakin berumur kamu, akan semakin sulit nantinya mempunyai keturunan.” Hari di mana Lexi memasuki usia kepala tiga, Ben mengungkapkan kembali janji yang mereka buat ketika Ben baru saja lulus sekolah menengah. Lexi sendiri bahkan sudah melupakan janji mereka, tentang ikrar yang menyangkut masa depan mereka seumur hidup. “Lexi nanti kalau di usiaku yang ke-30 dan aku belum menikah, maka kamu harus menikah denganku.” Ben yang saat itu berusia 16 tahun mengulurkan janji kelingkingnya pada Lexi. “Baiklah, jika Ben tidak memiliki pacar ketika berumur 30 tahun. Maka Lexi akan menikah dengan Ben.” Janji Lexi 15 tahun, menautkan jari kelingkingnya dengan Ben. Bersatunya jari kelingking mereka berdua pada saat itu, berdampak pada Ben dan Lexi yang bersatu sebagai pasangan yang menghabiskan seluruh hidup bersama ketika keduanya dewasa. Credit Cover by Pexels.

Chilaaa · Urban
Not enough ratings
393 Chs

Bab 349 || Nyawa Kucing

Rose dan Aries sedang menikmati pemandangan yang dapat mereka lihat dari restoran tempat keduanya menghabiskan makan malam mereka. Suasana yang romantis bertemankan lilin dan bunga mawar dia atas meja.

Langit gelap bermandikan cahaya bulan yang membiaskan ke bumi dan memantulkan sinarnya ke atas air laut bergelombang, memberikan pemadangan layaknya lukisan yang sangat nyata serta memanjakan mata.

"Kira-kira Irish sudah bangun belum, ya," gumam Rose.

Meskipun begitu Aries dapat mendengar suara Rose dengan baik, jarak duduk mereka yang dekat membuat pendengaran Aries dapat menangkap lirihan suara Rose.

"Pasti sudah bangun, aku yakin Rasi pasti sudah membangunkannya."

"Eh-hm aku juga berpikir seperti itu," ujar Rose memagutkan kepalanya.

Pelayan datang ke meja Rose dan Aries, dia menaruh piring yang dibawanya menggunakan nampan. Kemudian, menaruhnya secara perlahan di depan Rose dan Aries. Itu adalah makanan yang di pesan oleh keduanya ketika mereka baru saja datang tadi.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com