webnovel

89. Para Calon Kakek

"Tentu saja. Aku marah karena kamu merendahkan putriku," jawab Robert dengan wajah tak kalah tak bersahabat. Matanya menatap tajam lawan bicaranya. "Kau menganggap putriku tak lebih berharga dari pekerjaan."

Walaupun komunikasi dilakukan secara virtual, akan tetapi ketegangannya masih terasa nyata. Alex tak ingin menambah ketegangan.

"Kamu tahu, ini bukan perkara Paula," jawab Alex seraya menelan ludah. "William hanya terlalu menyepelekan urusan perusahaan."

"Tapi dia pergi untuk mengurus masalah keluarga yang penting yang seharusnya kamu dukung," ujar Robert lagi.

Robert memang marah. Dia tak mungkin membiarkan Alex berbuat seenaknya sementara dia tetap mendapatkan fasilitas yang nyaman darinya.

"Jangan membenciku seperti itu, Robert," ujar Alex dengan tawa kecil. Dia mengambil majalah di meja kerja untuk membaca berita terkini. Dia lalu mengalihkan perhatian ke Robert lagi. "Bukankah dengan begini, William telah membuktikan bahwa dia memang sangat mencintai putrimu?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com