<p>"Arrrggh!" Ketiga serigala biru berdiri di jalan setapak selebar 2 meter, berjarak sekitar 10 meter dari Kenzo dan yang lainnya. Air liur memenuhi mulut para serigala, jelas terlihat sangat kelaparan.<br/><br/>"Wah, waktunya sangat tepat, sekarang kau bisa langsung belajar menggunakan kekuatanmu." Bukannya takut, Alice malah senang melihat 3 serigala biru itu. Sedangkan Kenzo langsung menciut dan pucat, ukuran serigala itu dua kali lipat dari ukuran serigala normal di bumi, terlebih taring dan cakaranya seolah bisa merobek tubuhnya hanya dalam satu serangan.<br/><br/>"Kalian tidak berniat untuk melemparku ke hadapan mereka, kan?" Kata Kenzo sambil melangkah mundur. dia sangat ingin berlari ke dalam gua untuk bersembunyi.<br/><br/>"Jangan khawatir mereka akan membantumu menjadi lebih kuat, percayalah padaku!" Alice tersenyum jahat, dan langsung mengangkat lengan kirinya ke depan.<br/><br/>Wussst...<br/><br/>Energi emas tiba-tiba muncul di sekitar telapak tangannya, dan berubah menjadi busur panah emas yang dipenuhi ukiran rumit.<br/><br/>"Aku adalah salah satu yang bangkit, dan julukanku adalah dewi panah." Alice berkata sambil menarik tali busur emasnya. <br/><br/>Cahaya emas berbentuk anak panah segera terbentuk di tengah busurnya.<br/><br/>"Souuust!" <br/><br/>Dalam sekejap, udara di penuhi warna emas yang melesat seperti kilat, dan menghantam kepala salah satu serigala hingga langsung mati di tempat.<br/><br/>Rahang Kenzo langsung jatuh, dia terbengong tidak percaya.<br/><br/>"Selanjutnya giliranku!" Dante juga ingin menunjukkan kemampuannya, "Lihatlah baik-baik bocah!" Dia menekuk lututnya lebih rendah, membuat kakinya sedikit tenggelam ke dalam tanah.<br/><br/>Bussttt...<br/><br/>Tanah tempatnya berpijak pun hancur, dan dalam sekejap dia sudah berada di atas tubuh salah serigala biru.<br/><br/>"Matilah kau monster sialan!" Dante menghantam kapak besarnya ke arah leher serigala tersebut, Kapak itu mengeluarkan cahaya merah, dan langsung memenggal kepala salah satu serigala.<br/><br/>Serigala yang tersisa mengerang marah, dan langsung menyerang Dante, tapi Dante bisa menghindar dengan mudah, lalu mendaratkan kakinya di tanah dan melompat kembali ke tempat semula.<br/><br/>Melihat itu, Kenzo hanya bisa menelan ludah, terlepas dari kemapuan Dante, dia juga membayangkan apa jadinya jika kapak itu benar-benar menebas lehernya sebelumnya.<br/><br/>"Sekarang giliranmu!" Alice menatap Kenzo dengan main-main.<br/><br/>"Hehe, ayolah jangan menatapku seperti itu, aku bahkan belum tahu jenis kemampuanku!" Kenzo menggelengkan kedua tangannya sebagai isyarat penolakan.<br/><br/>Tapi, sepertinya itu telah di tolak, Dante sudah memegang kerah baju belakangnya, dan dengan santai melemparnya ke hadapan serigala biru yang tersisa.<br/><br/>Bruckkk... Kenzo terkapar mencium tanah, kini, dia hanya berjarak 5 meter dengan serigala biru. "Tamat sudah riwayatku!" Gumamnya pasrah.<br/><br/>"Hey bocah bodoh, apa kau mau terus tiduran di sana dan menjadi makanan anjing liar itu?" Dante berteriak mengejek.<br/><br/>"Dasar preman gila!" Balas Kenzo yang langsung berdiri dengan kaki bergetar, menatap Dante dengan kesal.<br/><br/>Namun, Dante hanya melipat kedua lengannya di bawah dada sambil melepaskan senyuman mengejek.<br/><br/>Arrrggh...<br/><br/>Sebelum bisa mengutuk lagi, suara khas serigala biru menusuk telinganya Kenzo, rasa takut menyebar ke seluruh tubuhnya ketika melihat serigala biru mendekatinya secara perlahan.<br/><br/>"Brengsek, apakah aku akan mati seperti ini? Ah sialan, sepertinya aku hanya figuran." Pikirnya.<br/><br/>Saat memikirkan itu, serigala biru menerjang dengan ganas, Kenzo yang ketakutan langsung melompat ke tebing untuk menghindar. <br/><br/>"Hoo, gerakan yang bagus!" Dante mengengguk ringan, tapi senyumannya masih terlihat meremehkan.<br/><br/>Jantung Logan berdetak kencang, dan wajahnya langsung pucat, "Hampir saja!" Lirihnya sambil memegang bahu kanannya yang sedikit sakit karena membentur tebing.<br/><br/><br/>"Aku baru saja di pindahkan ke dunia ini tanpa mengetahui apakah aku punya kemampuan atau tidak, dan sekarang langsung di hadapkan dengan situasi seperti ini, bukankah ini terlalu berlebihan?" Dia menggerutu, menoleh ke arah Alice dan Dante, berharap mereka mau membantu.<br/><br/>Tapi dia hanya bisa mengerutkan kening, ketika menoleh ke arah Alice dan Dante, keduanya malah duduk santai seperti sedang menonton pertunjukan. "Harusnya aku tidak percaya kepada dua orang gila itu."<br/><br/>Serigala biru itu kembali menyerang, kali ini gerakannya lebih cepat.<br/><br/>Sreckkk...<br/><br/>Dengan kecepatan serangan lawannya yang seperti lebih cepat, Kenzo tidak punya banyak kesempatan, dia berhasil bereaksi tepat waktu, tapi sayangnya tidak sepenuhnya berhasil, akibatnya lengan kanannya berlumuran darah karena terkena cakar tajam serigala biru.<br/><br/>"Hey bocah, jika kau terus menghindar, kau tidak akan bisa mengalahkannya!" Dante memberikan komentarnya dengan santai seolah tidak peduli dengan Kenzo yang terluka. <br/><br/>Sedangkan Alice hanya fokus melihat cara Kenzo bereaksi.<br/><br/>Kedua alis Kenzo berkedut, dia sadar tidak akan mendapatkan bantuan, dan dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. <br/><br/>"Jika laian tidak ingin membantuku setidaknya berikan aku senjata untuk melawan monster sialan ini." Kenzo berteriak kesal.<br/><br/>Dante menoleh ke arah Alice, dan Alice pun mengangguk, "Baiklah, aku akan memberikan sedikit bantuan, jadi jangan meminta apa pun lagi!" Dante melempar sebuah pisau dengan bilah sepanjang 20 sentimeter.<br/><br/>"Bagus! Ini lebih baik dari pada melempar batu." Kenzo dengan cepat meraih pisau itu dengan tangan kirinya, sedangkan lengan kanannya hanya bergelantungan karena terluka, Meskipun dia tidak yakin bisa mengalahkan serigala biru besar itu dengan keadaannya yang sekarang.<br/><br/>"Jika kau memiliki Mana, kau harus menggunakannya." Alice berkata dengan santai.<br/><br/>"Mana? Ah, aku hampir melupakannya." Pikir Kenzo, sebelumnya Alice telah menjelaskan tentang Mana.<br/><br/>"Jika ini sama seperti yang ada di dalam novel, harusnya aku hanya perlu mengalirkan Mana ke pisau ini, dengan begitu senjataku akan di perkuat dan persentase kemenangan ku akan meningkat." Dia bergumam, dan segera melakukannya.<br/><br/>"Dari beberapa novel yang aku baca, pusat Mana terletak di sebelah jantung, dan aku hanya perlu merasakannya, lalu mengalirkannya dengan sempurna." Dia menutup mata dan seperti dugaannya itu benar-benar berhasil.<br/><br/>Pisau itu di selimuti oleh api biru yang berkobar, dan membuat area di sekitarnya di selimuti cahaya biru cerah.<br/><br/>"Berhasil... Aku berhasil melakukannya! Api ini mirip seperti api biru di tebing kawah di puncak gunung." Dia mengingat kenangannya di bumi.<br/><br/>Alice dan Dante merasakan hawa panas yang menyengat, dan keduanya melotot tidak percaya, hal yang sama terjadi kepada serigala biru, matanya yang awalnya di penuhi keinginan membunuh tiba-tiba meredup, dan secara naluri tubuhnya bergerak mundur.<br/><br/>Kenzo menyipitkan matanya ketika melihat serigala yang mundur dan tanpak ketakutan.<br/><br/>Dan tiba-tiba, serigala yang ketakutan langsung melompat ke tebing berniat untuk melarikan diri.<br/><br/>"Bajingan, jangan berpikir bisa kabur stelah melukaiku!" Kenzo sangat kesal dan langsung melempar pisau di tangannya.<br/><br/>Sreckkk!<br/><br/>Pisau itu melesat seperti kilat yang membakar udara di sepanjang jalurnya, dan menancap tepat di kepala serigala biru.<br/><br/>Serigala biru itu pun jatuh dan tubuhnya langsung terbakar mati di tempat.<br/><br/>[Anda telah berhasil mengalahkan monster serigala biru level 2] <br/><br/>[Selamat! Level anda meningkat]<br/><br/>[Status poin +1]<br/></p>