webnovel

ikhlaskan yang sudah pergi

bercerita tentang seorang gadis bernama mayra glevanca. dia memiliki seorang teman laki-laki namanya Felix crishtian glevano. dia sering dipanggil Vano. Mayra dan Vano saling suka dalam diam. vano memiliki kemampuan yang dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain. saat tidak sengaja bersentuhan dengan tangan Mayra, vano bisa merasakan bahwa Mayra juga memiliki hal yang sama namun dia belum menyadarinya. vano juga memiliki seorang sahabat bernama Dilla. Namun Dilla telah meninggal dikarenakan sebuah tragedi yg menimpa dirinya dan Vano. sampai akhirnya Vano ikut meninggal namun mereka tidak bisa kembali ke alam mereka karena masih ada yang belum mengikhlaskan kepergian mereka.

Sitisarah_Sarah · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
8 Chs

#2 Vano si dosen indigo

Pov:Mayra

-

-

"Kakek itu sudah meninggal?''

Mayra masih duduk terdiam di atas kasurnya. Dia masih tidak percaya dengan perkataan Bi ima. Apa iya kakek itu sudah meninggal, tapi itu tidak mungkin aku yakin aku berbicara dengan kakek itu tadi.

Setelah cukup lama melamun, dia beranjak dari tempat tidurnya. Dan segera mandi. Setelah itu dia sholat.

Setelah melakukan rutinitasnya itu hari telah menunjukkan pukul tujuh malam namun belum ada kabar dari orang tuanya kapan mereka akan sampai. Lalu Mayra masuk ke ruang makan dan duduk di meja makan dan kebetulan Bi Ima ada di sana. Mayra pun mencoba menanyakan hal itu.

" Bi ima, emang bener tadi sore bi Ima ngeliat may bicara sendiri?"

" Non Mayra masih kebingungan ya non, tapi apa yang saya bilang benar non, kemarin saya liat non ngomong sendiri"

"Gitu ya bi, oiya bi kalau boleh tau rumah kakek yang bibi bilang sudah meninggal dua hari lalu dimana ya bi?"

"OOO...namanya kakek Surya, kakek itu tinggal enggak jauh dari sini kok non. Dari rumah ini non ke arah kanan jalan aja terus sampe ketemu rumah bertingkat cat warna biru. Ada apa non tiba-tiba nanya?"

"Enggak apa-apa bi cuma penasaran  oiya lagi bi mama atau papa ada nelpon bibi kapan mereka kesini?"

"Oiya non tadi papanya non hubungin bibi katanya mereka harus masih menetap dibandung karena pekerjaan non"

"OOO...gitu ya bi.(yaahh sendirian lagi)"gumam Mayra dalam hati.

Setelah makan malam Mayra masuk kedalam kamarnya dan tidur.

Keesokan harinya,setelah shalat subuh

Ia segera mandi dan bersiap-siap ke tempat kerja Setelah liburan yang panjang akhirnya dia kembali ke rutinitasnya yaitu kerja . Hari ini dia akan ke kantor jam 10 pagi atau mendapat (shif siang). Mayra berencana pagi ini dia akan ke rumah kakek itu. Maka dari itu ia berangkat lebih awal. Setelah sarapan pagi dia pamit kepada Bu Ima dan pergi mencari rumah kakek itu.

Setelah menyusuri jalan dia pun menemukan rumah bertingkat dengar cat warna biru itu. Tanpa pikir panjang dia masuk kerumah itu dan mengetuk pintunya. Mayra melihat sekeliling rumah itu. Rumah itu dari luar memang seperti modern, tapi jika dilihat di dalam rumah ini menyimpan barang antik. Setelah beberapa menit mengetuk pintu, akhirnya ada seorang wanita yang cukup tua membuka pintu rumah itu.

"Selamat  pagi bu, saya Mayra dari tetangga sebelah"

"Pagi non, non temannya den Vano ya, sebentar saya panggilkan"

"Enggak Bu, kebetulan saya baru disini, saya hanya ingin menanyakan sesuatu."

" Kalau gitu silakan masuk"

"Baik."

" Apa yang ingin non tanyakan?"

" Mohon maaf Bu kalau saya lancang tapi apa benar ini Rumah kakek Surya yang meninggal dua hari yang lalu?"

"Iya betul, kebetulan saya pembantu di rumah ini non" jawab bibi itu tersenyum ramah.

Saat asyik mengobrol, tiba-tiba seorang pemuda muncul.membawa tas ransel dipunggungnya dan hendak mengambil sepatu namun dia terhenti ketika melihat Mayra. Mayra hanya tersenyum.

"Eeh ada tamu bi, kenapa enggak dibikin minum?"

"Oiya maaf den saya lupa, oiya non ini cucunya kakek Surya kalau non mau tau lebih banyak silahkan ngobrol dengan den vano''

"Mmm..iya bi tapi enggak perlu repot-repot bikin minum hehehehe"

"Kalau gitu saya tinggal kedalam ya den, non"

"Iya bi" jawab Mayra dan Vano kompak.

Lalu mereka saling bertatapan. Setelah beberapa menit melewati adegan tatap menatap. Vano menghampiri Mayra dan mengajaknya berbicara.

" Oiya tadi bibi bilang kamu nanyain soal kakek ya?"

"I...iya, kemarin saya ketemu sama kakek yang di foto itu" jawab Mayra sambil menunjuk sebuah foto di dinding.

"Oh ya?" Jawab Vano keheranan

"Iya, bahkan beliau mengajakku ngobrol,tapi anehnya pembantu di rumahku bi Ima bilang kalau aku ngomong sendiri"

" Berarti bibi kamu memang bener" jawab Vano sambil tersenyum.

" Masa iya aku bisa ngeliat HANTU,,,iiii serem"

"hahaha....kamu tidak perlu takut mereka tidak akan mengganggumu kok"

" kenapa kamu berbicara seperti itu seperti kamu bisa melihat mereka"

" aku memang bisa melihat mereka"

spontan Mayra terperanjat dari tempat duduknya. Mayra ketakutan setengah mati, saat itu waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Mayra pamit kepada Vano, karena dia harus pergi bekerja. Mayra pun pergi, dia mempercepat langkah kakinya. Mayra menggunakan kendaraan umum untuk cepat sampai di tempat ia bekerja. sepanjang jalan Mayra terpikirkan oleh Vano yang mengatakan dia bisa melihat makhluk tak kasat mata. dari lubuk hatinya Mayra sangat penasaran ,namun dia juga takut. Mayra pun sampai di sebuah gedung kantornya. gedung itu bersebelahan dengan salah satu universitas yang cukup terkenal di Jakarta. dan menurut riwayat yang pernah di dengar oleh Mayra, kampus itu terkenal angker. sama halnya dengan gedung kantor tempat Mayra bekerja. saat masuk kedalam kantor Mayra melihat ada seorang wanita dengan pakaian office girl yang sedang berdiri di sudut, wajahnya pucat pasif dengan tatapan mengarah kepada Mayra. Dan tiba-tiba Mayra merasa merinding, namun dia harus tetap fokus. kemudian Mayra bertemu dengan bos diperusahaan tersebut. setelah berbincang Mayra langsung menuju ke meja kerjanya.

setelah berjam-jam menyelesaikan laporan pekerjaan. waktu makan siang pun tiba. Mayra keluar untuk makan siang. berhubung kantornya dekat dengan kampus Mayra memutuskan untuk ke kantin kampus dan perpustakaan kampus tersebut. setelah makan Mayra langsung menuju ke perpustakaan. Saat sedang asyik melihat tumpukan buku, Mayra terpaku pada sebuah buku yang berisikan tentang hal mistis dengan judul ( cara berbicara dengan orang yang sudah tiada menurut sebuah kepercayaan di dunia). Mayra pun mengambil buku itu, ketika membalikkan badannya dia tidak sengaja bertubruk dengan seorang pemuda yang tidak asing baginya. vano si manusia indigo. saat melihat Vano Mayra mundur karena takut. vano berusaha meyakinkan Mayra , dan pandangan Vano tertuju pada buku yang dipegang oleh Mayra.

"Jangan!...jangan baca buku itu" ucap Vano

"kenapa? aku hanya penasaran dengan isinya"

"jangan...belum saatnya kamu baca buku itu"

seketika itu Vano mengambil buku itu dan tidak sengaja menyentuh tangan Mayra. vano bisa merasakan kalau Mayra juga memiliki 'kemampuan' sepertinya.

"sepenasaran itu sama hal mistis?"

"Tidak juga"

"haha oke...oke, oiya aku Vano dosen disini"

" aku Mayra. pegawai di kantor sebelah. kalau boleh tau matakuliah apa yang kamu ajarkan"

"foklor"

" bukannya itu tentang mistis?"

"tidak juga heheheh"

"oiya tadi kamu bilang kalau kamu bisa melihat hal yang tak terlihat"

"iya, ada apa?"

" aku mau nanya tanda-tanda orang yang memiliki kemampuan itu apa sih?"

"katanya tidak penasaran tapi bertanya juga hehehe"

"iya...iya aku memang penasaran sebenarnya"

" aku akan jawab pertanyaanmu tapi tidak sekarang"

(aaah lagi-lagi digantung) ucap Mayra dalam hati.