"Nobody said it was easy
It's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be this hard
Oh, take me back to the start"
-Coldplay - the scientist-
☜☆☞
"kau benar-benar kacau Jim" Taehyung menaruh gelas berisi es lemon di atas meja sedangkan ia duduk disamping Jimin yang sedang menatap kosong karpet dibawahnya.
Taehyung sedang mampir ketempat Jimin dan berniat untuk mengajaknya makan malam diluar namun rencananya ia urungkan ketika mendapati Jimin membuka pintu apartemen dengan wajah kusut, rambut berantakan dan juga kantong mata menandakan bahwa Jimin sepertinya tidak tidur sama sekali.
"hei kawan ada apa?" Taehyung menepuk pundak Jimin pelan saat ia melihat sahabatnya ini tengah melamun.
Jimin kembali menyadarkan dirinya dan menoleh ke arah Taehyung "kau tahu Yoona bukan?"
Taehyung sedikit berpikir sambil mengingat nama Yoona dipikiran lalu mengangguk tanda ia mengingat siapa Yoona sebenarnya "mantanmu dulu saat kita masih trainee itu ya? memang ada apa dengannya?"
Jimin mulai menyandarkan dirinya ke sofa memposisikan tubuhnya dengan nyaman sebelum memulai sesi curhat dengan Taehyung, "aku bertemu dengannya saat pergi berbelanja bahan masakan disupermarket dengan Jungkook..."
"awalnya kupikir aku sedang berhalusinasi tapi ternyata aku bertemu dengannya lagi di acara musik saat kita tampil.. "
"benarkah!? kita bertemu dengannya!? kapan?" tanya Taehyung dengan nadanya yang terkejut bahkan ia tidak menyadari bahwa ia melihat mantan Jimin di satu tempat.
Jimin mengangguk "hari dimana aku cidera saat Jin hyung memanggil adik sepupunya yang seorang dokter. Yoona adalah salah satu diantaranya dan kuyakin kalian semua melihatnya masuk ke Backstage? Kau tidak ingat?"
Taehyung memejamkan matanya mencoba mengingat kejadian saat Jimin cidera dan ia membuka matanya dan memekik "ah wanita dengan kemeja bermotif kotak-kotak merah itu? dia Yoona!?"
Jimin mengangguk dan mulai meminum es lemonnya untuk membasahi kerongkongannya yang kering, "hebatnya aku masih mengenalinya meski sudah 10 tahun dan anehnya aku kembali terpesona dengannya"
"bagaimana reaksinya saat melihatmu lagi setelah 10 tahun?"
raut muka Jimin kembali kusut dan sedih mendengar pertanyaan Taehyung. Taehyung yang sadar dengan perubahan wajah Jimin hanya bisa bereaksi "ah dia masih membencimu ternyata"
"tentu saja sejak apa yang dilakukan manajer Park dulu bagaimana bisa Yoona tidak membenciku" Jimin kembali menundukkan kepalanya lemas
Taehyung yang tidak tega melihat sahabatnya ini menepuk pundak Jimin "ayo kita ke minimarket sepertinya hari ini kau butuh minum dan sedikit udara malam untuk menyegarkan pikiran kusutmu"
keduanya pun beranjak keluar menuju minimarket terdekat. setelah selesai membeli minuman Jimin dan Taehyung kembali menuju apartemen, ditengah perjalanan Jimin melihat Nenek Lee sedang berjalan didepannya sambil membawa kantong belanja. Jimin sedikit mengernyit heran ketika ia melihat jalan Nenek Lee sedikit pelan mungkin lebih tepatnya terhuyung, jarak Jimin dengan Nenek Lee masih terbilang dekat itu sebabnya Jimin mencoba mendekatinya untuk membantu membawa barang bawaannya namun tak disangka Jimin terkejut melihat Nenek Lee jatuh pingsan dihadapannya. sebelum kepala Nenek Lee jatuh ke tanah dengan cepat Jimin menahan tubuh Nenek Lee dengan satu tangannya dan mengorbankan tubuhnya jatuh untuk menahan tubuh Nenek Lee.
Taehyung yang terkejut dengan kejadian yang serba cepat itu berlari menghampiri Jimin yang tertimpa tubuh seorang nenek di depannya. "hey Jimin-ah kau tidak apa-apa!?"
"Tae cepat telepon ambulans" Ucap Jimin berusaha memposisikan dirinya untuk duduk sambil tetap menahan tubuh Nenek Lee yang tak sadarkan diri
tidak butuh waktu lama ambulans datang dan tubuh Nenek Lee di bawa ke rumah sakit terdekat yang ternyata adalah tempat bekerjanya Yoona. Nenek Lee dibawa ke IGD untuk ditindak lanjuti dan Jimin menunggu di koridor sambil memegang ponselnya dengan ragu. ia ragu apa ia harus menelepon Yoona tentang kejadian ini atau tidak? namun Jimin segera menepis hal itu dan mulai menelepon Yuna memberitahukan keadaan Nenek Lee. tidak masalah bagi Jimin jika Yoona bertanya tentang bagaimana ia bertemu dengan Nenek Lee, ia bisa menjelaskan dan mungkin bisa menjadi kesempatannya untuk berbicara.
☜☆☞
Yoona berlari dengan tergesa menuju ruang rawat inap di lantai 5 bagian VIP. jantungnya hampir berhenti berdetak saat ia mendapati kabar bahwa nenek Lee masuk rumah sakit dan juga yang mengabarinya adalah Jimin. bagiamana ia tak terkejut ketika ada nomor asing yang tidak dikenalnya menelepon dan memberi kabar buruk tentang nenek Lee. Yoona berpikir bahwa itu hanya nomor iseng setelah ia mendengar nama Jimin yang disebutkan oleh si penelepon.
dengan nafasnya yang tersengal ia melihat Jimin sedang duduk di kursi berhadapan dengan kamar rawat nenek Lee sambil memainkan ponselnya kemudian Yoona berjalan menghampiri Jimin.
Jimin yang menyadari bahwa ada seseorang yang mendekatinya menoleh kesamping dan melihat Yoona berjalan menghampirinya kemudian ia berdiri dan tersenyum, "hai"
"bagaimana kau bisa bertemu dengan Nenek!?" itulah pertanyaan yang terucap dari mulut Yoona. banyak sekali pertanyaan yang terlintas dibenaknya hingga ia tidak tahu yang mana yang harus ditanyakan.
Jimin yang mendengar itu hanya tersenyum dan berucap, "sebaiknya kau lihat keadaan nenek dulu" Jimin mengarahkan kepalanya menuju kamar rawat tempat nenek Lee berada.
Yoona menatap Jimin sesaat sebelum ia masuk kedalam kamar untuk melihat kondisi nenek Lee. Yoona melihat nenek Lee terbaring di ranjang dengan jarum infus yang terpasang ditangannya, ia mulai memegang tangan nenek Lee menggenggamnya namun tindakannya membuat nenek Lee terbangun dari tidurnya dan melihat Yoona yang sedang menatapnya dengan khawatir.
"ah sepertinya Jimin memberitahumu ya?" nenek Lee tersenyum dengan suaranya yang sedikit lemas.
"nenek sudah kubilang jangan melakukan hal-hal yang membuat jantung nenek lemah" ucap Yoona khawatir bahkan ia hampir menangis.
nenek Lee mencoba menenangkan Yoona dengan menepuk pelan punggung tangan Yoona yang menggenggamnya "jangan khawatir nenek berterima kasih kepada Jimin yang sudah membantu nenek"
"bagaimana bisa nenek mengenal Jimin?" tanya Yoona
nenek Lee pun bercerita tentang pertemuannya dengan Jimin yang membantunya membawa belajaannya yang jatuh hingga mengantarnya kembali ke apartemen. Yoona yang mendengar cerita nenek Lee tertegun ia merasa takut karena Jimin mengetahui bahwa ia berbohong soal bertemu dengan kekasihnya. dengan cepat Yoona pergi mengahampiri Jimin setelah ia pamit ke pada nenek Lee.
Yoona melihat Jimin yang masih setia duduk di bangku dengan senyum diwajahnya. Lalu ia menghampiri Jimin dan berkata "ikut aku" dan berlalu pergi mendahului Jimin.
Jimin yang bingung dengan apa yang terjadi hanya mengikuti Yoona dari belakang dan ternyata ia dibawa menuju ke ruang periksa Yoona sendiri.
"kau tahu ini seperti ruang pribadi untuk kita berdua" kekeh Jimin saat ia sudah berada dalam ruangan berdua dengan Yoona.
Yoona membalikkan badannya menghadap Jimin "terima kasih" ucapnya dengan perasaan gugup.
Jimin yang melihat ekspresi gugup dari Yoona hanya bisa tersenyum "sepertinya kau tahu kalau aku mengetahui kebohonganmu"
"kenapa?" tanya Jimin
"tidak ada apa-apa hanya tidak ingin berbicara lebih lama denganmu" ucap Yoona berusaha untuk tidak terlihat gugup.
Jimin mengangkat sebelah alisnya senyum hangatnya berubah menjadi seringai kecil "benarkah!?"
Yoona terkesiap melihat perubahan wajah Jimin yang terlihat mengintimidasi dan mulai berjalan mendekatinya.
"ma.. Mau apa kau!?" Yoona mundur selangkah. Jimin tidak menghiraukan dan tetap melanjutkan langkahnya mendekati Yoona hingga tubuh belakangnya menabrak dinding dan membuatnya terpojok.
Jimin mengunci Yoona dengan kedua tangannya yang ia rentangkan ke dinding. Ia menatap Yoona dalam dan begitupun dengan Yoona yang balas menatapnya walau dalam hati ia mati-matian menekan rasa gugupnya.
Jantung Yoona berdegup tidak karuan, kepalanya merasa pusing dengan aroma khas Jimin namun ia kembali tenggelam oleh mata cokelat hitam yang sedang menatapnya dengan intens.
"beri aku kesempatan Yoona untuk membuktikan diriku bahwa aku bisa menjadi lebih baik untukmu" ucap Jimin.
Yoona hanya menatapnya dalam diam, ia berusaha menenangkan dirinya untuk kembali dalam realita.
"tidak!"