webnovel

Tatapan Kosong Vera

 

Dokter Milena menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab. 

"Saya harus jujur dengan Anda, Pak Elio. Kerusakan otak yang dialami Bu Vera sangat parah. Meskipun kita akan melakukan yang terbaik dalam perawatan dan terapi, kemungkinan besar kondisinya akan bersifat permanen. Amnesia Infantil Regressiva atau kadang juga disebut 'Regression Amnesia', adalah kondisi yang sangat kompleks dan sulit untuk diatasi."

Elio merasakan kehampaan merayap di dalam dirinya. Segala harapan yang sempat muncul kini hancur berkeping-keping.

"Jadi... jadi tidak ada harapan untuk Vera kembali seperti dulu lagi?" Gumam Elio, suaranya penuh dengan kesedihan.

Dokter Milena menatapnya dengan penuh empati. 

"Saya tak bisa memberikan janji pasti, Pak Elio. Namun, yang bisa kita lakukan saat ini adalah memberikan Bu Vera semua dukungan yang dia butuhkan. Meskipun kondisinya mungkin tidak bisa kembali seperti semula, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi Bu Vera untuk hidup dengan kualitas yang terbaik yang bisa kita berikan."Elio menundukkan kepalanya, mencoba menyerap semua informasi yang baru saja didengarnya. Ini adalah berita yang sangat berat untuk ditanggung."Terima kasih, Dokter. Kami akan melakukan yang terbaik untuk Vera." Ucap Elio dengan suara yang penuh kesedihan namun juga penuh tekad.Dokter Milena mengangguk, memahami betul perasaan Elio."Satu lagi yang harus kalian ketahui. Bu Vera yang sifatnya menjadi seperti bayi, tentu akan membuat kalian merasa kesulitan daripada merawat bayi sungguhan."Emma pun terkejut mendengar penjelasan itu. "Bagaimana kita bisa merawatnya, Dokter?"Dokter Milena tersenyum tipis, meskipun matanya menunjukkan kesedihan. "Perawatan terbaik adalah memberikan kasih sayang dan dukungan penuh. Terapi mungkin dapat membantu, tetapi ini adalah proses yang sangat panjang dan tidak ada jaminan pemulihan penuh. Yang paling penting adalah membuat Bu Vera merasa aman dan dicintai."***Dokter Milena, Elio, dan Emma kembali ke kamar tempat Vera dirawat. Saat mereka memasuki kamar, suasana terasa tegang.Vera sudah sadar, tetapi tatapan matanya kosong, melirik kesana kemari tanpa mengerti apapun, seperti bayi yang baru dilahirkan. Gerak tubuhnya yang terbaring juga tampak seperti gerakan bayi, dengan tangan dan kaki yang bergerak-gerak tanpa arah.Dokter Milena mendekati tempat tidur dan mulai memeriksa kondisi Vera dengan lembut. Elio berdiri di sebelahnya, menggenggam tangan istrinya dengan hati-hati."Vera, sayangku." Bisik Elio dengan suara penuh kasih. "Ini aku, Elio, suamimu."Namun, Vera hanya menatapnya dengan mata kosong, bibirnya bergerak-gerak seolah mencoba mengucapkan sesuatu, tapi tidak ada kata-kata yang keluar. Elio merasa hatinya hancur melihat kondisi istrinya yang begitu tak berdaya.Emma berdiri di samping Elio, menahan air mata yang hampir tumpah. "Dokter, apakah seperti ini yang anda jelaskan tadi?"Tanyanya dengan suara bergetar.

 Dokter Milena mengangguk pelan. 

"Ya, Bu Emma. Ini adalah bagian dari kondisinya sekarang. Kerusakan otak yang dialami Bu Vera membuatnya mengalami regresi ke tahap perkembangan bayi. Dia tidak mengenali siapa pun dan tidak bisa memahami lingkungannya dengan cara yang sama seperti sebelumnya."Emma mengelus lembut rambut Vera, berusaha menenangkan dirinya sendiri sambil menenangkan istri Majikannya itu. "Kita di sini, Nyonya Vera. Semoga anda mengerti apa yang kami katakan."Vera tiba-tiba mulai menggumam pelan, seperti bayi yang merespons suara ibunya. Gerak tubuhnya semakin aktif, dengan tangan yang mencoba menggenggam sesuatu di udara.Dokter Milena tersenyum lembut melihat reaksi Vera. "Ini adalah respon yang baik, Bu Emma. Meskipun dia tidak bisa mengenali atau berkomunikasi seperti sebelumnya, dia masih merespons lingkungan sekitarnya. Kita harus terus memberikan stimulasi dan perhatian."Emma mencoba tersenyum meski air matanya mengalir. "Kami akan melakukan yang terbaik, Dokter. Kami akan merawat Nyonya Vera dengan penuh cinta."Dokter Milena mengangguk. "Itu yang terpenting, Bu Emma. Cinta dan perhatian kalian akan sangat membantu proses pemulihannya. Meskipun kondisinya mungkin tidak akan kembali seperti semula, dengan perawatan yang tepat, kita bisa memberikan kualitas hidup yang lebih baik untuk Bu Vera."Elio menatap Dokter Milena dengan penuh harap. "Apakah ada hal lain yang bisa kami lakukan sekarang, Dokter?"

 "Untuk saat ini." Jawab Dokter Milena, 

"Teruslah berada di sisinya. Berbicara dengannya, menyentuhnya dengan lembut, dan pastikan dia merasa aman dan dicintai. Kita juga akan merencanakan sesi terapi yang bisa membantu stimulasi mental dan fisiknya."

Vera mulai menggumam lagi, kali ini sedikit lebih keras, seolah mencoba mengekspresikan sesuatu. Elio membungkuk dan mencium dahinya, sementara Emma mengusap tangan Vera dengan lembut.

Dokter Milena memberikan senyuman penuh pengertian kepada mereka berdua. "Kalian melakukan yang terbaik. Ingat, saya dan tim medis selalu siap membantu kapan saja kalian membutuhkannya."Dokter Milena telah selesai memeriksa kondisi Vera. Setelah memastikan semua tanda vitalnya normal dan stabil, ia menatap Elio dan Emma dengan penuh keyakinan."Jantung dan semua fungsi vital Bu Vera sudah kembali normal."Kata Dokter Milena dengan suara tenang namun tegas. "Bu Vera juga sudah bisa dibawa pulang."Elio menghela napas lega, tetapi masih ada kekhawatiran yang jelas di wajahnya."Terima kasih, Dokter Milena. Apa yang harus kami perhatikan saat merawatnya di rumah?"Dokter Milena memberikan senyum pengertian. "Ada beberapa hal penting yang harus kalian perhatikan. Ingat, bahwa Bu Vera sekarang memiliki kondisi seperti bayi dewasa akibat amnesia yang dideritanya. Dia membutuhkan pengawasan dan perawatan yang sangat hati-hati."Emma mengangguk, menatap penuh perhatian pada Dokter Milena. "Kami akan memastikan untuk selalu menjaganya, Dokter. Apa lagi yang perlu kami lakukan?"Dokter Milena melanjutkan, "Jangan pernah biarkan dia sendirian terlalu lama. Pastikan lingkungannya aman dan bebas dari benda-benda berbahaya. Dia mungkin akan mencoba meraih atau menggigit benda-benda seperti bayi. Stimulasi mental dan fisik juga penting. Ajak dia berbicara, bacakan cerita, dan berikan mainan yang aman untuk merangsang sensorinya."Elio menyimak semua yang dikatakan oleh Dokter Milena dalam benaknya. "Kami akan melakukan semuanya, Dokter. Apakah ada hal lain yang perlu kami perhatikan?""Ya, satu hal lagi," Dokter Milena berkata dengan tegas. "Kalian harus sangat sabar. Ini adalah perjalanan panjang, dan akan ada banyak tantangan. Tetapi dengan cinta dan kesabaran, kalian bisa memberikan kualitas hidup yang baik untuk Bu Vera. Jangan pernah ragu untuk menghubungi saya, ataupun mencari bantuan medis jika diperlukan."Elio dan Emma berdiri, bersiap untuk membawa Vera pulang. Mereka mengucapkan terima kasih kepada Dokter Milena sekali lagi sebelum menuju kamar Vera.Di kamar itu, Vera yang masih terbaring dengan tatapan kosong, sesekali menggumam seperti bayi. Elio mendekat dan membelai rambutnya dengan lembut."Vera, sayang, kita akan pulang."Bisik Elio penuh kasih.Emma mulai mempersiapkan semua barang-barang yang dibutuhkan untuk perjalanan pulang. "Kita akan menjaga kamu dengan baik, Nyonya Vera." Ucapnya dengan suara lembut.Dengan hati-hati, mereka mengangkat Vera dari tempat tidur dan memindahkannya ke kursi roda.Perjalanan pulang yang penuh dengan tantangan baru akan segera dimulai, tetapi mereka berdua berjanji untuk menghadapi semuanya dengan cinta dan kesabaran.Mereka tahu bahwa meskipun perjalanan ini tidak mudah, cinta mereka untuk Vera akan memberikan kekuatan untuk melewati setiap rintangan yang ada.